|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 09 Desember 2012

Cita - Cita Harus Jauh Dan Tinggi.

 

Cita-cita merupakan tujuan hidup manusia, hanya dengan menetapkan cita-cita, kehidupan manusia baru mempunyai arah untuk maju. 

Dewasa ini yang dikejar manusia hanyalah kemakmuran, kemuliaan, kekayaan dan kedudukan, namun dimata orang-orang yang bermoral tinggi, tuntutan semacam ini hanyalah cita-cita dari seekor burung pipit.
 
Berjalan keluar dari Triloka, tidak dalam lima elemen barulah cita-cita dari burung angsa.
Saat pemuda Chen Sheng masih bekerja sebagai seorang buruh tani, suatu hari ketika beristirahat di sawah, dia berkata pada temannya, “Kelak siapa yang menjadi kaya raya, jangan melupakan sahabat pada hari ini.”

Temannya tertawa dan berkata, “Anda seorang buruh tani yang mengerjakan sawah orang lain, mana bisa jadi kaya raya?”  Karena itulah dia terpicu oleh kata-kata Chen Sheng (seorang pemberontak pertama pada masa pemerintahan Qin Er Shi dari Dinasti Qin) yang abadi sepanjang masa : “Bagaimana burung pipit bisa mengetahui cita-cita burung angsa yang tinggi!”

Perbedaan antara burung pipit dan angsa, terletak pada jangkauan terbang burung pipit terbatas di antara atap rumah, sedangkan burung angsa bisa berterbangan bebas di langit yang tinggi. Karena itu, cita-cita angsa, sama dengan cita-cita yang jauh dan tinggi.

Apa yang dipandang oleh mata manusia, didengar oleh telinga, dirasakan oleh lidah, disentuh oleh tubuh, seperti di antara atap rumah, dan artinya tidak bisa melebihi ini. Setiap hari mata terhanyut dalam lima warna, telinga terhibur oleh tujuh suara.

Lauk pauk mewah, sulit memadati nafsu perut dan mulut yang bagai jurang. Bersenang-senang dalam dunia germerlap, untuk mencari kesenangan semalam. Nurani hati orang tersebut berada dalam kegelapan, bagaimana bisa mempunyai cita-cita yang tinggi dan luhur? Niat pikirannya terkurung di antara atap rumah, bagaimana bisa mencapai kejauhan? Maka dalam kitab Jie Zi Shu, Zhu Geliang (ahli strategi periode Tiga Negara) mengatakan: “Tidak tenang cita-cita tidak akan jelas, tidak hening tidak bisa mencapai kejauhan.”

Zhu Geliang memberitahu putranya, seumur hidup manusia tidak lain adalah dua masalah besar. Pertama, jelas dengan cita-citanya. Kedua, mencapai jauh dan tinggi. Disebut Ming Zhi, adalah sangat jelas dengan cita-cita diri sendiri. Disebut Zhi Yuan, yakni merealisasikan cita-citanya yang jauh dan tinggi.

Dulu Sakyamuni (nama Sidharta Gautama setelah mencapai pencerahan) melepaskan gelar putra mahkota yang terhormat, berkultivasi menjadi seorang biksu, membuktikan dan menyadari buah status sebagai Buddha, menyisakan model cita-cita yang jelas, jauh dan tinggi bagi anak cucu.

Sedangkan kini, banyak biksu dan penganut agama bernyanyi menyanjung komunis, ingin jadi penerus dari paham komunis. Bukankah ini berbeda jauh? Bagaikan perbedaan Surga dan Neraka. Dimanakah cita-cita baja tak terusakan dari penganut aliran Buddha? Jika bukan karena akhir zaman, agama dirusak oleh siluman dan iblis, bisakah seperti sekarang ini?

Setelah menetapkan cita-cita dalam kehidupan ini, selanjutnya adalah bagaimana berjalan menuju ke tujuan. Dalam dunia fana ini, lebih-lebih pada akhir zaman ini, beraneka ragam gangguan dan godaan sangat banyak. “Tidak hening tak bisa mencapai kejauhan”, jika tidak bisa mempertahankan keheningan dalam hati, dan tergoda oleh tampak luar dari duniawi yang selalu berubah, mengalir mengikuti arus, kalau begitu sangat sulit dalam kehidupan manusia yang singkat ini bisa mencapai tujuan yang jauh dan tinggi.

Cita-cita harus jauh dan tinggi. Jika tidak, maka manusia akan hanyut dan tenggelam di antara atap yang ada di sekitar kita. Sulit mempunyai masa depan yang jauh dan tinggi. Jika tidak mempunyai sikap hati yang hening, manusia sangat mudah tergoda oleh berbagai nafsu keinginan, nama dan keuntungan, sulit untuk bisa mencapai langit biru.

Manusia yang memiliki cita-cita luhur, memiliki sebuah keheningan hati yang tak tergoyahkan, akhirnya pasti bisa berhasil. (The Epoch Times )


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel. 
 

Tidak ada komentar:
Write komentar