Ekspresi terpancar dari sorot Wajah. Ada ekspresi yang sebenarnya, ada pula yang bukan sebenarnya. Pancaran wajah seseorang terlihat bahagia, ternyata hati dan sorot matanya belum tentu bahagia.
Dan bila wajah seseorang itu begitu ceria, siapapun sulit melihat kesedihan terdalam dari seseorang.
Apakah ini termasuk membohongi diri sendiri? Sudah jelas Iya, tetapi tidak merugikan.
Saat melihat orang lain bahagia karena kita memancarkan ekspresi bahagia nan ceria, sesungguhnya kita juga mendapat manfaat, dibanding malampiaskan semua kekesalan kita kepada orang lain.
Hati sedang kesal, marah, jengkel, tunjukan ekspresi yg baik, tenang, dan santai, minimal tidak akan ada masalah yang baru. Sudah tentu tiada yang dirugikan.
Mengapa? Bila kita marah dan kemudian mengekspresikan kemarahan itu kepada orang yang berada di dekat dengan kita, apa hasilnya? Hari yang indah dirasa sangat suram, dan penuh dengan ketidaknyamanan.
Caranya? Bila sedang marah, kesel dan jengkel, tetaplah menunjukan ekspresi yang tenang, carilah ruang kedap suara, dan lepaskanlah disana. Bisa berdoa, menangis, teriak, nyanyi. Tetapi ingat setelah keluar dari sana kembalilah normal dengan ekspresi biasa lagi.
Membantu? Sangat membantu. Tetapi jangan dibalik untuk menunjukan ekspresi negatif anda kepada setiap orang, walaupun hati anda sedang baik dan bahagia, karena ekspresi negatif hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Mari kita membongkar diri sendiri, sampai suatu saat nanti ekspresi yang kita miliki adalah ketulusan yang terpancar dari dalam hati yang bisa menyentuh dan mengetarkan dunia karena cinta kasih dan segenap kebajikan yang kita miliki.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Dan bila wajah seseorang itu begitu ceria, siapapun sulit melihat kesedihan terdalam dari seseorang.
Apakah ini termasuk membohongi diri sendiri? Sudah jelas Iya, tetapi tidak merugikan.
Saat melihat orang lain bahagia karena kita memancarkan ekspresi bahagia nan ceria, sesungguhnya kita juga mendapat manfaat, dibanding malampiaskan semua kekesalan kita kepada orang lain.
Hati sedang kesal, marah, jengkel, tunjukan ekspresi yg baik, tenang, dan santai, minimal tidak akan ada masalah yang baru. Sudah tentu tiada yang dirugikan.
Mengapa? Bila kita marah dan kemudian mengekspresikan kemarahan itu kepada orang yang berada di dekat dengan kita, apa hasilnya? Hari yang indah dirasa sangat suram, dan penuh dengan ketidaknyamanan.
Caranya? Bila sedang marah, kesel dan jengkel, tetaplah menunjukan ekspresi yang tenang, carilah ruang kedap suara, dan lepaskanlah disana. Bisa berdoa, menangis, teriak, nyanyi. Tetapi ingat setelah keluar dari sana kembalilah normal dengan ekspresi biasa lagi.
Membantu? Sangat membantu. Tetapi jangan dibalik untuk menunjukan ekspresi negatif anda kepada setiap orang, walaupun hati anda sedang baik dan bahagia, karena ekspresi negatif hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Mari kita membongkar diri sendiri, sampai suatu saat nanti ekspresi yang kita miliki adalah ketulusan yang terpancar dari dalam hati yang bisa menyentuh dan mengetarkan dunia karena cinta kasih dan segenap kebajikan yang kita miliki.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar