Menunjukkan Kesabaran yang besar
Sebuah faktor kunci yang menyebabkan prestasi besar Liu Xiu adalah kemampuannya dalam melaksanakan kesabaran yang luar biasa.
Liu Xiu dan kakaknya, Liu Yǎn (劉縯), memiliki kepribadian yang bertolak belakang sehingga membuat nasib mereka menjadi sangat berbeda.
Sebelum Liu Xiu menjadi kaisar, meskipun prestasi militer Liu bersaudara dalam melawan Wang Mang besar, namun kualitas karakter Liu Yan yang tinggi menyebabkan Kaisar Liu Xuan khawatir dan mencurigainya akan melakukan kudeta.
Sementara Liu Xiu memimpin pasukan berjuang bagi Kaisar Liu Xuan di daerah terpencil negara itu, Kaisar Liu Xuan malah membunuh Liu Yan. Berita tragis ini membuat Liu Xiu sangat terluka, namun ia menekan kesedihannya dan menunjukkan lebih banyak kerendahan hati terhadap Liu Xuan, yang merupakan kebalikan dari watak saudaranya, Liu Yan, yang suka membual dan menantang.
Liu Xiu tidak hanya menahan diri dari publikasi atas kemenangan dan prestasinya, tetapi dia juga meminta maaf atas perilaku adiknya.
Sikap yang sangat rendah hati ini, membuat kaisar menyesal membunuh Liu Yan, karena Liu bersaudara telah banyak menyumbang pembentukan kembali pemerintahan Liu dan perluasan kekaisaran. Akhirnya Kaisar Liu Xuan memutuskan untuk tidak menghukum atau mencoba membunuh Liu Xiu, malah sebaliknya menghadiahinya atas prestasi militernya.
Namun bagaimanapun juga, Kaisar Liu Xuan adalah seorang tiran yang berpikiran curiga. Liu Xiu tahu bahwa meskipun Liu Xuan tidak menganggapnya ancaman, itu tidak berarti bahwa ia tidak akan membunuh Liu Xiu di masa depan karena prestasi besar dan kewibawaan yang dimilikinya.
Liu Xiu tetap mempertahankan sikap sederhana dan rendah hati. Dia memilih untuk bersabar atas kehilangan saudaranya dan menghadapi berbagai kesulitan yang muncul akibat dari kecurigaan sang kaisar. Ia menerima untuk disisihkan sampai ia memiliki kemampuan untuk mengklaim tahtanya sendiri.
Terbuka pada kritik
Ada sebuah kisah yang menunjukkan karakter mengagumkan Liu Xiu melalui kemampuannya dalam menerima kritik dan memperbaiki kesalahannya sendiri.
Setelah Liu Xiu menjadi kaisar, ia menugaskan Song Hong sebagai perdana menteri. Song Hong merekomendasikan Huan Tan dijadikan penasihat pengadilan berdasarkan pada pengetahuan dan keahliannya. Huan Tan juga sangat pandai bermain musik dan Liu Xiu sangat menyukai musiknya. Lalu setiap kali ada perjamuan pengadilan, Liu Xiu meminta Huan bermain musik.
Song Hong sangat tidak senang tentang hal ini. Dia menyalahkan Huan Tan karena mengganggu kaisar dengan mengatakan, “Saya merekomendasikan Anda sebagai posisi penasihat pengadilan, bukan musisi pengadilan. Di mana Anda memimpin kaisar?! Apakah Anda melakukan hal yang benar atau saya menghapus Anda dari posisi itu?”
Huan Tan berlutut dan meminta maaf, menerima tanggung jawab atas perilakunya.
Beberapa hari kemudian, pada sebuah perjamuan pejabat pengadilan, Liu Xiu meminta Huan Tan lagi untuk bermain musik. Huan hendak mematuhinya, namun ketika ia melihat Song Hong, Huan menjadi takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Kaisar bertanya pada Song alasan keragu-raguan Huan.
Song bangkit dari kursinya, melepas topi jabatannya, dan meminta maaf dengan mengatakan, “Saya merekomendasikan Huan Tan ke pengadilan atas kesetiaan dan kejujurannya, memastikan dia akan melayani Anda dengan baik. Tapi sekarang kontribusinya dalam pengadilan malah terlibat dalam musik dan kesenangan. Ini kesalahan saya.”
Setelah mendengar ini, Liu Xiu merasa malu karena memandang rendah terhadap kemampuan penasehat Huan malah mendorongnya bermain music, dan ia meminta maaf kepada Song Hong.
Berdedikasi Mempromosikan Perilaku Benar
Selama 32 tahun pemerintahannya sebagai kaisar, Liu Xiu giat mempromosikan Konfusianisme, dan ia menempatkan penekanan besar pada Qi Jie (气节), keberanian moral atau integritasnya.
Kemudian hari, sejarawan menyebut zamannya sebagai masa “karakter moralitas tinggi dan puncak Konfusianisme”.
Di bawah pemerintahan Liu Xiu, masyarakat Tiongkok cepat memulihkan diri dari kerusakan yang disebabkan oleh perang saudara, konflik sosial menurun, dan orang-orang menjalani hidup damai bahagia. (David Wu)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Sebuah faktor kunci yang menyebabkan prestasi besar Liu Xiu adalah kemampuannya dalam melaksanakan kesabaran yang luar biasa.
Liu Xiu dan kakaknya, Liu Yǎn (劉縯), memiliki kepribadian yang bertolak belakang sehingga membuat nasib mereka menjadi sangat berbeda.
Sebelum Liu Xiu menjadi kaisar, meskipun prestasi militer Liu bersaudara dalam melawan Wang Mang besar, namun kualitas karakter Liu Yan yang tinggi menyebabkan Kaisar Liu Xuan khawatir dan mencurigainya akan melakukan kudeta.
Sementara Liu Xiu memimpin pasukan berjuang bagi Kaisar Liu Xuan di daerah terpencil negara itu, Kaisar Liu Xuan malah membunuh Liu Yan. Berita tragis ini membuat Liu Xiu sangat terluka, namun ia menekan kesedihannya dan menunjukkan lebih banyak kerendahan hati terhadap Liu Xuan, yang merupakan kebalikan dari watak saudaranya, Liu Yan, yang suka membual dan menantang.
Liu Xiu tidak hanya menahan diri dari publikasi atas kemenangan dan prestasinya, tetapi dia juga meminta maaf atas perilaku adiknya.
Sikap yang sangat rendah hati ini, membuat kaisar menyesal membunuh Liu Yan, karena Liu bersaudara telah banyak menyumbang pembentukan kembali pemerintahan Liu dan perluasan kekaisaran. Akhirnya Kaisar Liu Xuan memutuskan untuk tidak menghukum atau mencoba membunuh Liu Xiu, malah sebaliknya menghadiahinya atas prestasi militernya.
Namun bagaimanapun juga, Kaisar Liu Xuan adalah seorang tiran yang berpikiran curiga. Liu Xiu tahu bahwa meskipun Liu Xuan tidak menganggapnya ancaman, itu tidak berarti bahwa ia tidak akan membunuh Liu Xiu di masa depan karena prestasi besar dan kewibawaan yang dimilikinya.
Liu Xiu tetap mempertahankan sikap sederhana dan rendah hati. Dia memilih untuk bersabar atas kehilangan saudaranya dan menghadapi berbagai kesulitan yang muncul akibat dari kecurigaan sang kaisar. Ia menerima untuk disisihkan sampai ia memiliki kemampuan untuk mengklaim tahtanya sendiri.
Terbuka pada kritik
Ada sebuah kisah yang menunjukkan karakter mengagumkan Liu Xiu melalui kemampuannya dalam menerima kritik dan memperbaiki kesalahannya sendiri.
Setelah Liu Xiu menjadi kaisar, ia menugaskan Song Hong sebagai perdana menteri. Song Hong merekomendasikan Huan Tan dijadikan penasihat pengadilan berdasarkan pada pengetahuan dan keahliannya. Huan Tan juga sangat pandai bermain musik dan Liu Xiu sangat menyukai musiknya. Lalu setiap kali ada perjamuan pengadilan, Liu Xiu meminta Huan bermain musik.
Song Hong sangat tidak senang tentang hal ini. Dia menyalahkan Huan Tan karena mengganggu kaisar dengan mengatakan, “Saya merekomendasikan Anda sebagai posisi penasihat pengadilan, bukan musisi pengadilan. Di mana Anda memimpin kaisar?! Apakah Anda melakukan hal yang benar atau saya menghapus Anda dari posisi itu?”
Huan Tan berlutut dan meminta maaf, menerima tanggung jawab atas perilakunya.
Beberapa hari kemudian, pada sebuah perjamuan pejabat pengadilan, Liu Xiu meminta Huan Tan lagi untuk bermain musik. Huan hendak mematuhinya, namun ketika ia melihat Song Hong, Huan menjadi takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Kaisar bertanya pada Song alasan keragu-raguan Huan.
Song bangkit dari kursinya, melepas topi jabatannya, dan meminta maaf dengan mengatakan, “Saya merekomendasikan Huan Tan ke pengadilan atas kesetiaan dan kejujurannya, memastikan dia akan melayani Anda dengan baik. Tapi sekarang kontribusinya dalam pengadilan malah terlibat dalam musik dan kesenangan. Ini kesalahan saya.”
Setelah mendengar ini, Liu Xiu merasa malu karena memandang rendah terhadap kemampuan penasehat Huan malah mendorongnya bermain music, dan ia meminta maaf kepada Song Hong.
Berdedikasi Mempromosikan Perilaku Benar
Selama 32 tahun pemerintahannya sebagai kaisar, Liu Xiu giat mempromosikan Konfusianisme, dan ia menempatkan penekanan besar pada Qi Jie (气节), keberanian moral atau integritasnya.
Kemudian hari, sejarawan menyebut zamannya sebagai masa “karakter moralitas tinggi dan puncak Konfusianisme”.
Di bawah pemerintahan Liu Xiu, masyarakat Tiongkok cepat memulihkan diri dari kerusakan yang disebabkan oleh perang saudara, konflik sosial menurun, dan orang-orang menjalani hidup damai bahagia. (David Wu)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Untuk admin blog ini, postingan anda bagus sekali, namun sayang sekali, template anda tidak dimodifikasi dengan benar, saya juga dari warga tionghua, salam kenal, dan jangan lupa kunjungi kembali ya
BalasHapus