Di Tiongkok kuno, ada seorang prajurit Tiongkok yang sangat arogan dan sangat kasar sehingga ia sering mengganggu tetangganya. Salah satu tetangganya adalah seorang pria tua berjanggut putih yang tinggal bersama ketiga anaknya.
Ayah dan ketiga anaknya adalah
orang-orang saleh, khususnya anak bungsu. Belas kasih dan kesabaran
mereka yang besar akhirnya menang atas tetangga mereka yang arogan.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Suatu hari, orang tua memanggil ketiga
anaknya untuk datang. Si Ayah berkata, "Ayah sudah bertugas menjaga
rumah tangga hampir sepanjang hidup dan sering diganggu oleh orang lain.
Karena itu, kalian semua telah banyak menderita. Sekarang ayah semakin tua, salah satu dari kalian akan mengemban tugas menjaga rumah tangga.
Karena itu, kalian semua telah banyak menderita. Sekarang ayah semakin tua, salah satu dari kalian akan mengemban tugas menjaga rumah tangga.
Hari ini, ayah memberikan kalian masing-masing 10 keping perak. Kalian harus
pergi keluar dan melakukan beberapa perbuatan bajik. Orang yang telah
melakukan yang terbaik dan memberi kebajikan terbesar akan mengambil
kendali rumah tangga. "
Setelah beberapa waktu, tiga anaknya kembali. Sehingga Sang ayah meminta mereka untuk berbagi cerita.
Putra tertua berkata,"Saya melihat seorang wanita mencoba bunuh diri,
jadi saya melompat ke sungai untuk membawanya ke darat. Karena dia
hamil, saya menyelamatkan dua nyawa sekaligus. "Ayahnya mengangguk tanpa
mengucapkan sepatah kata pun.
Putra kedua mengatakan,"Ketika melewati sebuah desa, saya melihat
sebuah rumah tampak terbakar. Karena hari itu sangat berangin, seluruh
desa rentan dilalap api. Saya melompat ke dalam api sendirian dan
memadamkan api, menyelamatkan banyak orang dan properti." Sang ayah
tersenyum tanpa suara.
Putra ketiga berkata,"Ayah, saya merasa sangat menyesal karena telah
melakukan hal bodoh. Saya baru saja menyelamatkan seseorang yang sering
mengganggu kita. Ketika melewati pegunungan, saya melihat prajurit yang
sering mengganggu kita pingsan di bibir tebing setelah kembali dari
pertempuran. Jika dia menggerakkan tubuhnya sedikit, ia pasti akan jatuh
ke jurang.
Pada awalnya, saya tidak berniat menyelamatkannya, karena
itu bukan urusan saya. Tapi setelah dipertimbangkan beberapa saat, saya
berpikir bahwa kita membutuhkan prajurit seperti dia untuk menjaga
perbatasan dan berjuang di medan perang. Akhirnya, saya membangunkannya
sehingga ia bisa terhindar jatuh ke jurang. Setelah dia menyadari apa
yang saya lakukan untuknya, dia malu pada dirinya sendiri dan membungkuk
kepada saya sebelum dia pergi. "
Setelah mendengarkan cerita, sang ayah tertawa terbahak-bahak dan
memilih putra bungsunya untuk bertanggung jawab terhadap rumah tangga. Putra
tertua dan kedua tidak keberatan.
Sang ayah menjelaskan, "Menyelamatkan hidup seseorang, bukan hanya
menyelamatkan seseorang, memadamkan api bukan hanya menyelamatkan rumah
tangga, namun memiliki seseorang untuk menjaga kedamaian bangsa dan
kemakmuran bisa membuat masyarakat umum hidup dengan damai sehingga mereka
dapat mendedikasikan diri mereka untuk pekerjaan. Adikmu mengesampingkan
dendam pribadi dan menempatkan kepentingan bangsa daripada kepentingan
keluarga, itulah yang merupakan kebajikan tertinggi. "
Setelah putra bungsu mengambil kendali rumah tangga, prajurit itu
sangat berterima kasih padanya dan mengakui bahwa cara ia memperlakukan
tetangganya salah. Setelah itu, kedua keluarga harmonis dan menjadi
tetangga yang baik.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar