|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 20 Oktober 2014

3 Pasangan Tua

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Harus lebih banyak melihat kelebihan orang lain, lebih sedikit melihat kekurangan orang lain, bahkan harus sering intropeksi diri sendiri; apakah dalam masalah ini saya telah salah? Atau mungkin sikap saya yang benar yang menyebabkan masalah tersebut? Hanya dengan cara selalu merefleksi diri sendiri, selalu memperhatikan perasaan orang lain dengan demikian baru bisa hidup harmoni.

Di bawah ini ada cerita dari 3 pasang pasangan tua
 

Pasangan pertama kakek dan nenek, semua hal besar dan kecil serta masalah keuangan yang memegang kekuasaan adalah Suami. Di rumah tersebut istrinya tidak mempunyai kekuasaan, kakek mempunyai sebuah pekerjaan tetap dan berpendapatan bagus, nenek hanya seorang ibu rumah tangga biasa.

Ketika kakek akan pergi kerja, selalu berpesan kepada istrinya tidak boleh memegang barang ini dan itu, atau berpesan kepadanya harus melakukan apa, namun bila ketika sang kakek pulang kerja hal yang diperintahkan belum dilaksanakan oleh istrinya lalu dia mulai memarahi istrinya, kemudian istrinya tanpa berhenti meminta maaf, tetapi hal demikian berulang-ulang terjadi, seperti film yang di putar berulang kali memainkan peranan tersebut. 

Seperti suaminya berkata, "Dokumen ini sangat penting, jangan sembarangan di pindahkan!" Setelah pulang dari kantor melihat dokumennya telah hilang, nenek dengan menyesal berkata, "Saya mendengar engkau mengatakan dokumen itu sangat penting, oleh sebab itu saya menyimpannya, tetapi sekarang saya lupa meletakannya dimana?"

Atau kakek berpesan kepada nenek menyuruhnya memberi makan kepada burungnya, akhirnya nenek lupa memberi makan, atau lupa mengunci sarang burung, menyebabkan burung tersebut terbang. Kakek dengan marah berkata: "Ini bukan terjadi satu dua kali, menyuruh kamu tidak pegang, kamu sengaja memenghilangkan, menyuruhmu mengerjakan sesuatu tidak dikerjakan. Bahkan merusak."

Pasangan kedua walaupun tinggal satu atap, tetapi seperti orang asing, sepanjang tahun tidak bersapa satu sama lain, sehingga putri mereka yang tinggal bersama mereka menjadi serba susah terjepit di tengah-tengah.

Pasangan ketiga berpisah tempat tinggal, sampai si kakek meninggal, si nenek ketika membicarakan mendiang suaminya, tersirat rasa benci.

Cerita di atas adalah kinerja 3 pasang pasangan walaupun tidak sama, tetapi mereka semua mempunyai sebuah kesamaan yaitu :"kebencian".

Nenek pasangan 1 tertekan secara psikis tidak berani melawan suaminya, tidak dapat melampiaskan kebencian di dalam hatinya, sehingga di bawah alam sadarnya selalu melakukan hal yang berlawanan dengan permintaannya suaminya untuk melampiaskan ketidakpuasannya terhadap suaminya.


Pasangan ke-2 saling tidak bersapa untuk melampiaskan "kebenciannya"; pasangan ke-3 membuat ketidakpuasan emosionalnya dilampiaskan dengan tuntas, tidak hanya tidak ingin tinggal bersama lagi, bahkan setelah meninggal juga kebenciannya tidak hilang, sehingga satu sama lain seperti musuh.

Ketiga pasangan ini pada permukaan terlihat masih mempertahankan perkawinan, sebenarnya di dalam hati sama sekali sudah bercerai. Jika secara mendalami dipahami sebenarnya satu sama lain tidak cocok, kebanyakan adalah hal sepele yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, tetapi karena kebencian tersebut tersimpan terlalu lama, akan seperti bola salju, semakin lama semakin besar, sehingga akhirnya tidak terpecahkan.

Setiap orang mempunyai karakter dan latar belakang keluarga yang berlainan, jika kedua orang tersebut disatukan, dari waktu ke waktu kontrakdisi tak terelakkan dan konflik akan terjadi, pada saat ini lebih banyak melihat kelebihan dan sedikit melihat kekurangan pihak lain, serta mengintrospeksi diri sendiri, bila mendadak muncul konflik, langsung mencari ke dalam, Apakah ini adalah kesalahan saya? Atau mungkin sikap saya yang bermasalah? Hanya dengan cara sering merefleksi diri, serta selalu menjaga perasaan orang lain dengan demikian baru bisa hidup dengan harmoni.

Karena kehidupan ini pasti ada cobaan, dan sifat dan pemikiran manusia berbeda-beda, jika pikiran dan sifat orang semua sama, apakah tidak akan membosankan? Apakah kita tahan bila pasangan kita bagaikan fotokopi kita yang semua pikirannya sama persis? 


Kenapa kita terhadap teman dan kolega dapat demikian toleran dan pengertian, tetapi kenapa terhadap orang yang paling kita cintai kita tidak dapat mengalah sedikit? Jadikan pasangan hidupmu sebagai "teman" bukannya sebagai "musuh." Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar