KEBAJIKAN ( De 德 ) - Kehidupan adalah sebuah proses metamorfosis yang dihadapi setiap manusia sebelum menuju kematian sebab semua kehidupan memang akan berujung pada kematian. Namun, kematian itu bukanlah akhir dari kehidupan sebab kematian itu sejatinya adalah awal bagi kehidupan yang panjang di akhirat.
Tidak ada seorangpun manusia yang hidup di dunia ini yang tidak takut mati. Bila ada orang yang tidak takut mati, berarti orang itu bukanlah orang normal. Semua orang pastilah memiliki perasaan takut saat menghadapi kematian.
Berani mati berbeda dengan siap mati. Prajurit pejuang di medan laga berani mengorbankan jiwa raganya, namun bukan berarti mereka sudah pasrah dan siap untuk menghadapi kematian dengan cara konyol. Mereka pasti akan mengupayakan cara terbaik untuk menghindarkan diri dari kematian.
Lain ceritanya dengan para pelaku bom bunuh diri, mereka siap mati karena sudah mengalami doktrinisasi dan pencucian otak sehingga menganggap kematian akibat perbuatannya akan membawa mereka masuk surga. Mereka itu termasuk golongan abnormal.
Umumnya kita semua belum siap untuk mati. Karena belum siap untuk mati maka kita menjadi takut mati. Kita pasti akan berjuang dengan sekuat tenaga agar terhindar dari kematian. Jika sakit, kita akan segera pergi ke dokter untuk berobat.
Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Ular mati meninggalkan kulit. Manusia mati meninggalkan nama.
Begitu pula dengan kita. Nama kita akan dikenang oleh anak cucu kita sebagai salah satu penghuni dunia ini. Mereka akan melihat apa yang sudah pernah kita perbuat. Yang buruk, mungkin akan menjadi bahan cibiran mereka, namun yang baik akan menjadi teladan bagi mereka.
Kita akan dikenal bukan karena seberapa panjang umur kita miliki. Kita akan dikenang bukan karena seberapa lama kita hidup di dunia ini. Namun, kita akan dikenal dan dikenang dari seberapa besar peran dan kemanfaatan kita bagi kehidupan orang lain.
Kita hidup di dunia ini bukan hanya sekedar hidup. Ada rencana Tuhan yang harus kita perankan. Ada tugas besar yang disematkan Tuhan di atas pundak kita. Peran ini tidak diberikan kepada malaikat maupun kepada iblis.
Jadi, kita harus menyadari bahwa hidup di dunia ini bukan untuk main-main dan hanya sekadar menunggu terdengarnya lonceng kematian untuk memanggil kita "pulang", tanpa melakukan apapun. Ada tugas yang maha penting yang harus kita jalankan.
Tugas itu adalah menjadi seorang "petani kehidupan" yang harus menyemai benih-benih kebaikan, memupuknya agar tumbuh menjadi bunga kebajikan serta menyiangi dan membuang gulma kejahatan yang kadang tumbuh dalam hati kita.
Oleh sebab itu, manfaatkanlah sebaik mungkin sisa umur kita untuk melakukan sesuatu yang berguna. Jangan sampai kita kebingungan sendiri dengan hidup yang telah diberikan Tuhan kepada diri kita.
Hidup yang kita jalani begitu singkat. Semua terjadi begitu cepat bagaikan mimpi. Tiba-tiba tanpa disadari, kita telah berada di tempat yang berbeda. Masa kanak-kanak telah berlalu. Kini usia kita tidak muda lagi. Sebentar lagi ada yang memanggil kita dengan sebutan kakek atau nenek. Tidak lama kemudian, orang-orang akan beramai-ramai mengantar kita ke tempat peristirahatan terakhir. Dingin, sunyi dan gelap dalam kesendirian. Maka berakhirlah kehidupan kita di muka bumi.
Kita kadang memilih untuk bermain-main dalam hidup ini. Kita tidak sadar bahwa hidup ini bukan untuk bermain-main. Kita hidup untuk mengemban tugas yang mulia. Menjadi wakil Tuhan di dunia ini.
Mulailah berkreativitas. Cari sesuatu yang bisa membuat diri kita menjadi hebat. Buatlah setiap hari menjadi momentum yang indah dan berkesan.
Jangan berpikir bagaimana caranya agar orang lain menghargai kita. Tetapi, berbuatlah sesuatu yang membuat orang lain merasa bahagia.
Kita tidak perlu haus pujian.
Kita tidak perlu memaksa orang lain untuk menyukai kita.
Yang paling penting adalah bagaimana cara kita melakukan sesuatu yang terbaik dalam hidup ini.
Banyak tokoh-tokoh hebat yang pernah hidup di dunia ini tidak membayangkan bagaimana akhir dari perjalanan hidup mereka. Mereka tidak pernah tahu bahwa kehadiran mereka ternyata sangat berarti bagi kehidupan umat manusia kelak.
Mereka telah menunjukkan bahwa hidup adalah prestasi. Sekecil apapun yang mereka lakukan ternyata berdampak besar terhadap diri kita. Walaupun mereka telah tiada, namun nama mereka selalu terukir di dalam hati sanubari kita. Dan tidak pernah hilang walaupun zaman berakhir.
Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah pilihan. Hidup adalah kesempatan untuk berbuat kebaikan. Dan hidup adalah prestasi. Carilah kebahagiaan di dalam perjalanan hidup bukan di tujuan akhir kehidupan.
Kebahagiaan sejati adalah ketika kita mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi orang lain. Buah dari pelayanan adalah cinta. Buah dari cinta adalah kasih sayang. Buah dari kasih sayang adalah kedamaian. Dan buah dari kedamaian adalah kebahagiaan.
Ketika kita mampu memberikan kasih sayang kepada orang lain, maka pada saat itu juga, kita telah melakukan sesuatu yang luar biasa dalam hidup ini. Karena kasih sayang merupakan salah satu sifat Tuhan yang dititipkan kepada diri kita. Namun kadang, hal yang sederhana ini justru amat berguna bagi kehidupan orang lain.
Suatu perbuatan yang memiliki nilai tinggi di mata Tuhan apabila kita mampu melakukan sesuatu hal yang belum tentu dapat dilakukan oleh orang lain.
Sobatku yang budiman...
Marilah kita melakukan introspeksi diri, mengevaluasi hidup yang telah kita jalani hingga saat ini. Apa sebenarnya yang hendak kita capai dalam hidup ini?
Jangan terlalu muluk untuk menjadi tokoh terkenal atau mengukir nama kita dalam sejarah peradaban manusia. Kemungkinan kita tidak akan sanggup.
Namun kita masih diberi kesempatan untuk melakukan perubahan. Tidak perlu berpikir harus mengubah dunia. Atau mengubah bangsa ini. Dengan mengubah dan memperbaiki tingkah laku sehari-hari agar dapat menciptakan kebahagiaan bagi lingkungan sekeliling, itu sudah luar biasa.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Tidak ada kata berhenti untuk melangkah. Ukirlah setiap keberhasilan yang telah kita capai dalam buku kehidupan masing-masing.
Kemudian, biarkan orang lain yang menilai setiap tindak tanduk kita. Yang terpenting, jadikanlah setiap hari itu menjadi hari yang indah, indah bagi kita dan bermakna bagi orang-orang sekitarnya.
Rangkullah orang-orang terdekat dalam hidup ini. Berilah senyum paling tulus. Nikmatilah keindahan hidup ini bersama mereka.
Sebab hidup ini benar-benar indah bagi setiap orang yang dapat mensyukurinya. Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar