|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 10 Agustus 2016

Pembual dan Kesombongannya

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Alkisah, ada tiga orang nelayan penangkap kepiting sedang duduk santai di sebuah warung kopi. Mereka terlibat perdebatan seru mengenai kehebatan masing-masing. Beberapa kalimat sombong dan tidak masuk akal terucap dari mulut mereka.

Nelayan pertama : "Saat saya baru saja memasukkan umpan potongan kelapa ke dalam lubang kepiting, maka dalam hitungan detik, tiga ekor kepiting berukuran jumbo memakan umpan tadi. Sungguh menakjubkan..."

Nelayan kedua tidak mau kalah : "Wah... Itu mah biasa aja bro... Saat saya sedang memasang umpan kelapa ke kail, tiba-tiba muncul lima ekor kepiting berukuran raksasa sambil berkata, cepetan tangkap kami pak, kami semua sudah pasrah mengorbankan diri untuk bapak..."

Nelayan ketiga, yang berusia paling muda, berkata dengan intonasi tenang namun penuh keyakinan : "Hebat sekali upaya bapak-bapak sekalian. Kalau saya sich lain lagi ceritanya. Sehari sebelum melakukan aktivitas memancing, tiba-tiba di halaman rumahku sudah berkumpul ratusan ekor kepiting berbagai ukuran. Saya merasa bersyukur atas keajaiban ini..."

Nelayan pertama dan kedua serentak berseru : "Dasar pembual kelas wahid... Mana mungkin kepiting-kepiting itu tahu alamat rumahmu.... Emangnya mereka semua menumpang Gojek...? Hahaha..."

Nelayan ketiga tidak mau kalah ngotot : "Terserah kalian mau percaya atau tidak... Memangnya saya juga percaya dengan bualan kalian berdua..."

Akhirnya ketiga nelayan terlibat dalam perdebatan sengit dan menimbulkan perselisihan yang tidak berkesudahan.

Pemilik warung keluar untuk mengakhiri pertengkaran ketiga nelayan tersebut : "Woi... Kalian bertiga adalah pembohong besar dengan tetap mempertahankan kesombongan masing-masing. Semua orang juga tahu kalau kalian cuma berkata besar...."

Ketiga nelayan langsung terdiam saat mendengar teriakan pemilik warung. Tidak ada lagi yang berani mengeluarkan suara.

Pemilik warung melanjutkan : "Kalau memang kalian bertiga begitu hebat, apa mungkin kalian masih tinggal di rumah gubuk yang beralas tanah, berdinding dipan dan beratapkan rumbia? Jika benar cerita kalian, berarti kalian sudah punya banyak duit, coba sekarang jawab, siapa di antara kalian bertiga yang akan membayar bon makanan dan minuman ini...?"

Ketiga nelayan menggelengkan kepala : "Kami hutang dulu yah... Nanti di awal bulan baru kami lunasi..."

Pemilik warung : "Nah kan... Lain kali jangan banyak membual dan menyombongkan diri... Pulanglah dan pergilah bekerja kembali mencari kepiting...."

Sobatku yang budiman...

Kesombongan dan bualan hanya akan menimbulkan pertengkaran dan dapat berujung permusuhan. Orang bijaksana selalu berkata benar dan cenderung merendahkan hati serta bersedia menerima pendapat orang lain. Mengolah semua masukan dalam pikiran. Membuang yang tidak berguna dan menyimpan baik-baik semua hal yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya.

Biasanya, dimana ada kesombongan, maka di situ selalu terjadi pertengkaran. Bagi yang suka memamerkan kesombongan atau gemar membual tentang sesuatu yang tidak ada, akan merasa tindakannya dapat menaikkan harga diri dan bakal disegani oleh orang lain.

Padahal, jika kesombongan berbalut bualan itu diketahui oleh orang lain, maka dipastikan orang-orang tidak akan pernah percaya lagi dengan omongannya, walaupun mungkin ada diantara omongannya itu benar.

Tidak ada orang yang tidak terganggu dengan kesombongan dan bualan. Sebagian orang akan langsung bereaksi membalasnya dengan bualan dengan tingkat kesombongan yang lebih tinggi lagi.

Sebagian lagi akan langsung membantahnya, karena tidak mampu menahan diri melihat aksi para pembual yang berkoar-koar menyombongkan dirinya. Dalam kondisi seperti ini, pertengkaran pun tidak akan terhindarkan lagi.

Seorang pembual akan memperlihatkan sesuatu yang tidak dimilikinya atau sesuatu yang masih menjadi impian hidupnya. Sedangkan seorang bijaksana menyadari bahwa masih banyak yang belum dimilikinya, sehingga tidak perlu memamerkan apa yang sudah dimilikinya saat ini kepada orang lain.

Jadilah seorang bijaksana yang selalu merendahkan hatinya daripada seorang pembual yang senantiasa menaburi hidupnya dengan beragam kesombongan.  Salam kebajikan #‎firmanbossini‬

Tidak ada komentar:
Write komentar