Pernahkah anda berpikir bahwa, kemungkinan memang benar kalau orang yang kaya harta dan kaya akan keinginan untuk berbuat amal dengan tulus itu lebih disayang TAO, dari pada orang yang ngak punya apa-apa, tapi justru malah sering gerundel secara sirik dan menyebarkan gossip dimana-mana untuk memusuhi orang kaya.
Bagi kita Umat TAO memang semua orang itu baik orang “Kaya”, “Miskin” ataupun “Setengah Miskin”, diberikan kesempatan yang sama untuk berbuat “Kong Tek” ( amal kebajikan).
Namun rasanya saya bisa memahami kalau ada yang mengatakan bahwa : “Orang kaya yang selalu berbuat amal kebajikan dengan tulus, akan lebih disayang oleh TAO, dari pada orang miskin yang kikir untuk berbuat “Kong Tek” ( amal kebajikan). Makanya kita yang SIUTAO dengan benar, seharusnya bisa selalu berusaha mempersiapkan diri dalam segala aspek kehidupan, agar Dewa/Dewi (Shen/Shien) berkenan memberikan segala bentuk HOKI kepada kita, yang nantinya akan sangat berguna bagi diri kita untuk mencapai “TEK TAO” ( mendapatkan TAO).
Percayalah bahwa Dewa/Dewi (Shen/Shien) hanya akan memberikan HOKI kepada Umat yang memang telah siap menerima HOKI tersebut, kalau belum apa2 sudah berniat menjadi orang malas dan miskin, maka percayalah, itu juga akan terkabul berkat kemauan dirinya sendiri.
“Kesempatan berbuat Kung Tek” adalah sama bagi siapapun juga, karena perbuatan “Kung Tek” tidak melulu dengan harta saja. Nah sekarang kalau ada dua orang yang sama tingkatan moralnya, yang satu kaya raya, dan yang satu miskin habis, maka jelas terlihat kalau cuma manusianya saja yang sama dan tak ada bedanya. Tapi yang kaya harta, tetaplah menang satu modal, yaitu kekayaannya itu, sehingga kalau dibilang dalam menggapai kesempatan berbuat Kung Tek, jelas yang kaya harta lebih menguntungkan donk.
Hanya saja, kita harus tetap waspada, karena harta benda sering dapat membutakan mata hati seseorang, sehingga sering orang yang kaya raya melupakan TAO YANG MAHA AGUNG. Sehingga sering kali kita bisa dengar perkataan dari mulut orang kaya raya yang keblinger berkata bahwa : “Dia sudah tidak membutuhkan TAO lagi. ” Namun, yah… wajarlah, karena Kekayaannya itu telah membuat dia jadi “ Buta”.
Lain lagi kalau sudah MISKIN masih menyebar kebodohan dengan mengatakan bahwa TAO ITU TIDAK ADA. Kalau ini sih hanya bisa dimaklumi sajalah… bahwa memang dia itu merupakan KETURUNAN ORANG ber-IQ JONGKOK.
Nah dengan demikian kita bisa mengerti bahwa : “Sebagai orang yang SIUTAO, tidak boleh takut menjadi kaya, karena jika SIUTAO-nya benar, walaupun kaya seperti apapun, tetap saja dia tidak akan diperbudak oleh harta kekayaannya.” Malahan sebaliknya, dia bisa menggunakan segala kekayaannya itu, dijalan SIUTAO dengan cara yang tepat guna. Sehingga bisa menjadi semakin kaya, baik didalam hal keduniawian maupun spiritualitasnya.
Sedangkan bagi yang belum terlalu kaya, mestinya kita juga harus bisa “mempersiapakan diri”, dengan belajar pengetahuan Ajaran Agama TAO yang lebih baik, belajar ketrampilan-ketrampilan agar bisa memiliki penghidupan yang lebih baik lagi. CIANG TAO dengan benar, membantu acara-acara ritual keagamaan dengan sekuat tenaga, giat bekerja dan belajar sambil berdoa dengan tekun. Setelah semuanya siap, maka yakinlah pasti akan tiba gilirannya bahwa anda juga merupakan orang kaya berikutnya.
Pesan Moralnya : “BAGI YANG SUDAH KAYA, HARUS SELALU INGAT BAHWA KEKAYAANNYA ITU TIDAK AKAN BISA DIBAWA MATI, BAGI YANG MASIH MISKIN JANGAN PUTUS ASA DALAM MEMPERSIAPKAN DIRI MENYONGSONG HOCKI DARI TAO !“
Di dalam Ajaran Agama TAO, kita disarankan untuk hidup secara sederhana, apakah ini berarti kita tidak boleh untuk senantiasa mengejar harta kekayaan ? Padahal, biasanya manusia itu selalu berambisi untuk mencari harta sebanyak2nya dan jika tidak mempunyai usaha/semangat/motivasi yang tinggi, maka akan sulit untuk bisa sukses dan menjadi orang kaya. Lalu, secara alamiah bagaimana cara kita untuk bisa menjadi orang kaya secara benar ? Boleh saja khan, kita mengejar harta kekayaan SEMBARI hidup secara sederhana. Jaman semakin “rawan”, ada baiknya orang yang sudah kaya sekalipun bisa selalu hidup secara sederhana.
AGAMA TAO tidak melarang orang menjadi kaya harta apalagi kaya batin, bahkan dianjurkan keduanya kalau bisa di SIU (dijalankan) pada waktu yang bersamaan. Untuk itu ada pepatah yang populer dalam AGAMA TAO mengatakan : “JUN ZI AI JAI, QI ZHI YOU TAO” artinya Manusia sejati juga membutuhkan harta benda, memperolehnya harus dengan cara2 yang sesuai dengan Ajaran AGAMA TAO. “JAI BU LU YAN, SHENG HUO JIN JIAN, XIAO YAO ZI CAI, HUO BU LING MEN” artinya Tidak pamer kekayaan, hidup sederhana dan rajin bekerja, hati santai selalu mengikuti alamiah, malapetaka akan selalu jauh dari dirinya.
Nah…, dari kedua ungkapan ini, kita bisa tahu bahwa untuk menjadi manusia sejati haruslah selalu bisa mengembangkan diri di dalam segala bidang kehidupan, tentunya dalam hal2 yang positif lho !!! Dengan demikian, tentunya secara alamiah kita sudah bisa mempersiapkan diri menjadi orang yang sukses, termasuk sukses untuk menjadi orang kaya.
Sehingga mau tidak mau, berambisi atau tidak, pasti kesempatan akan datang menghampirinya, tinggal bagaimana menentukan “Jalan”nya, mau jadi orang kaya yang seperti apa ??? Bagi saya pribadi, kalau bisa sih… menjadi orang yang kaya batin sekaligus kaya harta, sehingga saya bisa tetap hidup sederhana dan tetap banyak berbuat “Kung Tek” ( amal kebajikan ).
Itulah pentingnya kita belajar AGAMA TAO, supaya kita bisa mempersiapkan diri secara lahir dan batin, dalam menyongsong kesuksesan dikemudian hari. Dengan berpedoman, kalau berhasil yah… kita bersyukur, kalau belum berhasil, yah… harus tetap bersyukur juga, dengan tetap selalu merevisi diri.
Memang ada ungkapan yang mengatakan “JAI MI XIN JIAO, BU DE SHAN ZHONG” yang artinya harta benda sering membutakan mata hati, sehingga banyak yang berakhir secara menyedihkan. Artinya, kekuatan “magic” harta benda itu sangat besar, rayuan harta benda sering membuat orang kehilangan hati nurani. Disinilah pentingnya Umat AGAMA TAO untuk selalu waspada dan selalu berpegang teguh kepada Ajaran AGAMA TAO, supaya kita tidak jatuh menjadi “Budak Harta” seperti kebanyakan manusia awam.
Besar kecilnya “Kung Tek”, tidak ditentukan oleh penilaian manusia, oleh karena itu carilah selalu kesempatan untuk berbuat “Kung Tek”, “Kung Tek” adalah perilaku yang terbaik umat manusia. Jadi… ngak usah dipikirkan seberapa besar “Kung Tek” yang dapat kita perbuat, sekecil apapun bantuan yang dapat kita berikan, pasti bermanfaat bagi orang lain.
Ingat sebuah pepatah dalam hal membantu seseorang yaitu : “Lebih baik memberi kail / pancing dari pada memberi ikan “ Tapi ada satu hal lagi yang tidak boleh kita lupakan, jangan lupa… berdayakan terlebih dahulu diri sendiri dengan meningkatkan kemampuan diri, baru bisa menolong orang lain.
Ini sesuai dengan anjuran : “Sebelum menolong orang lain, harus bisa menolong diri kita sendiri dulu ”
Bagi kita Umat TAO memang semua orang itu baik orang “Kaya”, “Miskin” ataupun “Setengah Miskin”, diberikan kesempatan yang sama untuk berbuat “Kong Tek” ( amal kebajikan).
Namun rasanya saya bisa memahami kalau ada yang mengatakan bahwa : “Orang kaya yang selalu berbuat amal kebajikan dengan tulus, akan lebih disayang oleh TAO, dari pada orang miskin yang kikir untuk berbuat “Kong Tek” ( amal kebajikan). Makanya kita yang SIUTAO dengan benar, seharusnya bisa selalu berusaha mempersiapkan diri dalam segala aspek kehidupan, agar Dewa/Dewi (Shen/Shien) berkenan memberikan segala bentuk HOKI kepada kita, yang nantinya akan sangat berguna bagi diri kita untuk mencapai “TEK TAO” ( mendapatkan TAO).
Percayalah bahwa Dewa/Dewi (Shen/Shien) hanya akan memberikan HOKI kepada Umat yang memang telah siap menerima HOKI tersebut, kalau belum apa2 sudah berniat menjadi orang malas dan miskin, maka percayalah, itu juga akan terkabul berkat kemauan dirinya sendiri.
“Kesempatan berbuat Kung Tek” adalah sama bagi siapapun juga, karena perbuatan “Kung Tek” tidak melulu dengan harta saja. Nah sekarang kalau ada dua orang yang sama tingkatan moralnya, yang satu kaya raya, dan yang satu miskin habis, maka jelas terlihat kalau cuma manusianya saja yang sama dan tak ada bedanya. Tapi yang kaya harta, tetaplah menang satu modal, yaitu kekayaannya itu, sehingga kalau dibilang dalam menggapai kesempatan berbuat Kung Tek, jelas yang kaya harta lebih menguntungkan donk.
Hanya saja, kita harus tetap waspada, karena harta benda sering dapat membutakan mata hati seseorang, sehingga sering orang yang kaya raya melupakan TAO YANG MAHA AGUNG. Sehingga sering kali kita bisa dengar perkataan dari mulut orang kaya raya yang keblinger berkata bahwa : “Dia sudah tidak membutuhkan TAO lagi. ” Namun, yah… wajarlah, karena Kekayaannya itu telah membuat dia jadi “ Buta”.
Lain lagi kalau sudah MISKIN masih menyebar kebodohan dengan mengatakan bahwa TAO ITU TIDAK ADA. Kalau ini sih hanya bisa dimaklumi sajalah… bahwa memang dia itu merupakan KETURUNAN ORANG ber-IQ JONGKOK.
Nah dengan demikian kita bisa mengerti bahwa : “Sebagai orang yang SIUTAO, tidak boleh takut menjadi kaya, karena jika SIUTAO-nya benar, walaupun kaya seperti apapun, tetap saja dia tidak akan diperbudak oleh harta kekayaannya.” Malahan sebaliknya, dia bisa menggunakan segala kekayaannya itu, dijalan SIUTAO dengan cara yang tepat guna. Sehingga bisa menjadi semakin kaya, baik didalam hal keduniawian maupun spiritualitasnya.
Sedangkan bagi yang belum terlalu kaya, mestinya kita juga harus bisa “mempersiapakan diri”, dengan belajar pengetahuan Ajaran Agama TAO yang lebih baik, belajar ketrampilan-ketrampilan agar bisa memiliki penghidupan yang lebih baik lagi. CIANG TAO dengan benar, membantu acara-acara ritual keagamaan dengan sekuat tenaga, giat bekerja dan belajar sambil berdoa dengan tekun. Setelah semuanya siap, maka yakinlah pasti akan tiba gilirannya bahwa anda juga merupakan orang kaya berikutnya.
Pesan Moralnya : “BAGI YANG SUDAH KAYA, HARUS SELALU INGAT BAHWA KEKAYAANNYA ITU TIDAK AKAN BISA DIBAWA MATI, BAGI YANG MASIH MISKIN JANGAN PUTUS ASA DALAM MEMPERSIAPKAN DIRI MENYONGSONG HOCKI DARI TAO !“
Di dalam Ajaran Agama TAO, kita disarankan untuk hidup secara sederhana, apakah ini berarti kita tidak boleh untuk senantiasa mengejar harta kekayaan ? Padahal, biasanya manusia itu selalu berambisi untuk mencari harta sebanyak2nya dan jika tidak mempunyai usaha/semangat/motivasi yang tinggi, maka akan sulit untuk bisa sukses dan menjadi orang kaya. Lalu, secara alamiah bagaimana cara kita untuk bisa menjadi orang kaya secara benar ? Boleh saja khan, kita mengejar harta kekayaan SEMBARI hidup secara sederhana. Jaman semakin “rawan”, ada baiknya orang yang sudah kaya sekalipun bisa selalu hidup secara sederhana.
AGAMA TAO tidak melarang orang menjadi kaya harta apalagi kaya batin, bahkan dianjurkan keduanya kalau bisa di SIU (dijalankan) pada waktu yang bersamaan. Untuk itu ada pepatah yang populer dalam AGAMA TAO mengatakan : “JUN ZI AI JAI, QI ZHI YOU TAO” artinya Manusia sejati juga membutuhkan harta benda, memperolehnya harus dengan cara2 yang sesuai dengan Ajaran AGAMA TAO. “JAI BU LU YAN, SHENG HUO JIN JIAN, XIAO YAO ZI CAI, HUO BU LING MEN” artinya Tidak pamer kekayaan, hidup sederhana dan rajin bekerja, hati santai selalu mengikuti alamiah, malapetaka akan selalu jauh dari dirinya.
Nah…, dari kedua ungkapan ini, kita bisa tahu bahwa untuk menjadi manusia sejati haruslah selalu bisa mengembangkan diri di dalam segala bidang kehidupan, tentunya dalam hal2 yang positif lho !!! Dengan demikian, tentunya secara alamiah kita sudah bisa mempersiapkan diri menjadi orang yang sukses, termasuk sukses untuk menjadi orang kaya.
Sehingga mau tidak mau, berambisi atau tidak, pasti kesempatan akan datang menghampirinya, tinggal bagaimana menentukan “Jalan”nya, mau jadi orang kaya yang seperti apa ??? Bagi saya pribadi, kalau bisa sih… menjadi orang yang kaya batin sekaligus kaya harta, sehingga saya bisa tetap hidup sederhana dan tetap banyak berbuat “Kung Tek” ( amal kebajikan ).
Itulah pentingnya kita belajar AGAMA TAO, supaya kita bisa mempersiapkan diri secara lahir dan batin, dalam menyongsong kesuksesan dikemudian hari. Dengan berpedoman, kalau berhasil yah… kita bersyukur, kalau belum berhasil, yah… harus tetap bersyukur juga, dengan tetap selalu merevisi diri.
Memang ada ungkapan yang mengatakan “JAI MI XIN JIAO, BU DE SHAN ZHONG” yang artinya harta benda sering membutakan mata hati, sehingga banyak yang berakhir secara menyedihkan. Artinya, kekuatan “magic” harta benda itu sangat besar, rayuan harta benda sering membuat orang kehilangan hati nurani. Disinilah pentingnya Umat AGAMA TAO untuk selalu waspada dan selalu berpegang teguh kepada Ajaran AGAMA TAO, supaya kita tidak jatuh menjadi “Budak Harta” seperti kebanyakan manusia awam.
Besar kecilnya “Kung Tek”, tidak ditentukan oleh penilaian manusia, oleh karena itu carilah selalu kesempatan untuk berbuat “Kung Tek”, “Kung Tek” adalah perilaku yang terbaik umat manusia. Jadi… ngak usah dipikirkan seberapa besar “Kung Tek” yang dapat kita perbuat, sekecil apapun bantuan yang dapat kita berikan, pasti bermanfaat bagi orang lain.
Ingat sebuah pepatah dalam hal membantu seseorang yaitu : “Lebih baik memberi kail / pancing dari pada memberi ikan “ Tapi ada satu hal lagi yang tidak boleh kita lupakan, jangan lupa… berdayakan terlebih dahulu diri sendiri dengan meningkatkan kemampuan diri, baru bisa menolong orang lain.
Ini sesuai dengan anjuran : “Sebelum menolong orang lain, harus bisa menolong diri kita sendiri dulu ”
Tidak ada komentar:
Write komentar