Hidup memang sering tidak bersahabat. Banyak orang yang kita tolong tampak tidak tahu berterima kasih dan malah mau mencelakakan kita.
Menolong orang adalah tindakan terpuji, namun karena dunia di sekitar kita banyak sekali orang jahat yang tidak tahu berterima kasih, maka sebaiknya kita bijaksana dalam menolong seseorang.
Tolonglah orang yang tepat, serta tetaplah waspada, kendati kita sudah yakin bahwa orang yang kita tolong adalah orang yang tepat. Tetap waspada, agar kita sendiri tidak dicelakai.
Jika kita jadi orang yang menerima pertolongan, ingatlah bahwa kita tidak selayaknya mencelakakan orang yang sudah menolong kita. Apalagi di atas sana ada Tuhan, yang suka menolong orang baik.
Seperti halnya kisah dibawah ini, orang tua yang membunuh serigala tersebut, Tuhan pun bisa mengutus orang atau mengizinkan suatu peristiwa terjadi untuk mencegah kita melakukan tindakan yang tidak semestinya.
Waktu itu DONG GUO sedang melakukan perjalanan menuju Negeri ZHONG SHAN untuk mengurus sesuatu. Ia berjalan kaki sementara di punggung keledainya ada beberapa buku dan barang-barang bawaan lainnya. Berjalan dan terus berjalan sampai akhirnya DONG GUO sadar, bahwa ia sudah salah jalan dan tersesat.
Sementara ia bingung arah yang seharusnya ditempuh, seekor serigala mendatanginya. Serigala itu berseru, “Tolong selamatkan aku, tolong selamatkan aku !”
DONG GUO balik bertanya, “Ada masalah apa denganmu, apa yang membuat kamu minta tolong kepada saya?”
Serigala menjawab, “Ada sekumpulan pemburu sedang mengejarku. Mereka bisa melukai dan membunuhku. Aku pernah dengar bahwa anda adalah orang yang sangat baik.
Karena itu, aku mohon, tolong selamatkan aku. Aku pasti akan membalas budi baikmu !”
Setelah berfikir sejenak DONG GUO bertanya lagi, “Bagaimana saya bisa percaya bahwa kamu akan membalas budi, lagi pula jika para pemburu itu tahu saya menyembunyikan kamu, jangan-jangan saya pun akan celaka ! Namun, saya selalu ingin berbuat baik. Sekarang saya akan menolongmu, hal yang lain urusan nanti.”
Dengan segera DONG GUO mengeluarkan buku-buku dan barang-barang bawaannya dan menyuruh serigala itu masuk dalam kantong barang tersebut untuk diletakkan di punggung keledai. Namun, sudah beberapa kali dicoba, serigala itu tidak juga bisa masuk dalam kantong itu.
Semakin tidak bisa masuk, semakin membuat serigala itu khawatir dan takut. Lalu dengan hikmat terakhir DONG GUO menekuk keempat kaki serigala itu dan akhirnya bisa masuk juga.
Baru saja kantong itu diletakkan di atas punggung keledai, para pemburu datang dan bertanya kepadanya, “Apakah Tuan melihat seekor serigala lewat ?”
DONG GUO menjawab, “Saya sedang salah jalan dan tersesat. Sekarang saya sedang bingung harus jalan ke arah mana. Karena itu, saya tidak terlalu memperhatikan apakah ada serigala atau tidak.”
Para pemburu pun percaya dan segera berlalu dari hadapannya. Melihat para pemburu sudah berlalu dan merasa situasi sudah aman, DONG GUO melepaskan serigala itu. Begitu keluar, serigala itu pun berkata, “Sungguh aku berterima kasih padamu karena telah menyelamatkan nyawaku. Namun, jika Tuan ingin menolong, seharusnya menolong sampai tuntas !”
DONG GUO bingung mendengar ucapan itu. Ia bertanya, “Apa maksudmu menolong sampai tuntas ?”
Serigala pun menjelaskan, “Aku sekarang sudah sangat lapar. Beri aku makanan atau biarkan aku memakanmu, karena dengan demikian Tuan sudah menolong saya sampai tuntas !”
DONG GUO kaget dan mulai takut mendengar ucapan serigala itu. Sambil menjauh ia berkata, “Kok, bisa begitu ? Di kolong langit ini tidak ada yang seperti kamu. Saya sudah menyelamatkanmu dari kematian, tapi sekarang kamu mau makan saya ? Jika kamu tetap mau makan saya, coba pergi dan cari tiga mahluk tua dan bertanya kepada mereka. Jika mereka setuju bahwa kamu boleh memakan saya, segera makanlah saya.”
Serigala itu pun menyanggupi syarat yang diajukan DONG GUO. Ia membawa DONG GUO ke satu pohon besar dan bertemu dengan tikus. Serigala itu menceritakan kepada tikus bahwa dia sudah ditolong oleh DONG GUO dan sekarang, karena lapar, ingin memakan DONG GUO.
Tikus itu menjawab, “Aku sudah dua puluh tahun membantu Tuanku untuk mengambil buah2an. Sekarang ketika aku sudah tua seperti ini, dia malah menjualku. Hidup memang begitu, sering kali kita harus menjumpai ketidakadilan. Karena itu, aku setuju kalau serigala ingin memakan Tuan !”
Lalu mereka meneruskan perjalanan dan bertemu dengan seekor sapi. Kejadian yang sebenarnya pun diceritakan kepada si sapi. Setelah mendengarkan dengan seksama, sapi itu memberikan pendapatnya, “Seumur hidup susuku diperas oleh Tuanku, sekarang ketika aku sudah tua dan tidak bisa memproduksi susu segar lagi, mereka merencanakan untuk menyembelih dan memakan dagingku. Karena itu, aku setuju bila serigala memakan tubuh Tuan !”
Sementara meneruskan perjalanan, DONG GUO semakin ketakutan dan mulai belajar menerima kenyataan bahwa serigala yang ditolongnya malah mau memakan dirinya. Akhirnya mereka bertemu seorang yang sudah tua. Orang itu mendengarkan dengan seksama semua cerita DONG GUO dan serigala.
Setelah menimbang-nimbang, orang tua itu sambil mengernyitkan dahi bertanya, “Saya tidak habis pikir, bagaimana mungkin serigala bisa masuk ke kantong sekecil ini ? Jika saya dengan mata kepala sendiri bisa menyaksikan serigala ini masuk ke dalam kantong dan Tuan bisa mengangkat dia ke atas punggung keledai, maka saya setuju tubuh Tuan dimakan olehnya.”
Mendengar itu, serigala merasa di atas angin karena sebentar lagi bisa memakan tubuh DONG GUO. Serigala itu berkata dalam hati, tadi aku bisa masuk sekarang pasti juga bisa !
“Ayo Tuan DONG GUO, silahkan buka kantong anda dan biarkanlah Pak Tuan ini menyaksikan bahwa saya bisa masuk ke dalam kantong itu dan Tuan bisa angkat ke atas punggung keledai !”, kata serigala bersemangat.
DONG GUO melipat keempat kaki serigala lalu memasukkan ke dalam kantongnya, setelah itu ia mengikatnya. Ketika hendak mengangkatnya ke atas punggung keladai, Pak Tua itu berkata, “Biar saya yang melakukannya !” Lalu Pak Tua itu dengan segera mengeluarkan tongkat kayunya dan memukulkannya berkali-kali ke kantong tersebut.
Serigala meraung-raung dengan keras, namun suara raungan itu makin lama makin pelan sampai tak terdengar lagi. Serigala itu pun mati dan DONG GUO bisa melanjutkan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Write komentar