Di kehidupan dunia ini, setiap hari selalu terjadi banyak kejadian yang membawa keberuntungan dan juga kemalangan.
Ketika mendapat keberuntungan, banyak orang tidak menganggap bahwa hal itu adalah berkah ( pahala ) dari perbuatan baik.
Begitu juga sebaliknya ketika kita mendapat kemalangan pernahkah kita berpikir bahwa itu adalah balasan karma buruk kita sendiri ?
Mendapatkan balasan baik selalu ditafsirkan sebagai suatu hal yang kebetulan terjadi, alasannya adalah masih banyak orang yang berbuat kebaikan sampai sekarang pun masih belum mendapatkan balasan baik; namun ketika kemalangan menimpa, orang juga tidak menganggap bahwa hal tersebut adalah balasan dari perbuatan jahat mereka, malah menafsirkan kemalangan tersebut sebagai kejadian yang kebetulan, alasannya adalah didunia ini masih banyak orang jahat yang kejahatannya walau sudah bertumpuk-tumpuk namun masih juga tidak mendapatkan balasan atas kejahatannya.
Ketika mendapat keberuntungan, banyak orang tidak menganggap bahwa hal itu adalah berkah ( pahala ) dari perbuatan baik.
Begitu juga sebaliknya ketika kita mendapat kemalangan pernahkah kita berpikir bahwa itu adalah balasan karma buruk kita sendiri ?
Mendapatkan balasan baik selalu ditafsirkan sebagai suatu hal yang kebetulan terjadi, alasannya adalah masih banyak orang yang berbuat kebaikan sampai sekarang pun masih belum mendapatkan balasan baik; namun ketika kemalangan menimpa, orang juga tidak menganggap bahwa hal tersebut adalah balasan dari perbuatan jahat mereka, malah menafsirkan kemalangan tersebut sebagai kejadian yang kebetulan, alasannya adalah didunia ini masih banyak orang jahat yang kejahatannya walau sudah bertumpuk-tumpuk namun masih juga tidak mendapatkan balasan atas kejahatannya.
Namun jikalau ditelaah dengan serius, maka kita akan memahami bahwa setiap hal yang terjadi didalam kehidupan dunia manusia tidak ada satupun yang kebetulan. Orang-orang sering menyebut manifestasi dari sebuah materi yang sering dijumpai ataupun yang tidak pernah dijumpai sebagai sebuah “kebetulan”, banyak kebetulan bukanlah kebetulan melainkan adalah sebuah kepastian.
Maka dari itu jika melakukan analisa terhadap manifestasi sebuah materi yang muncul dengan kebetulan, akan mendapatkan bahwa kebetulan hanyalah tampak luarnya, kepastian adalah hakikinya.
Misalkan ketika seseorang sedang sakit atau mengalami kecelakaan lalu lintas, kebanyakan orang bilang bahwa hal ini adalah suatu kebetulan, akan tetapi didalam kehidupan seseorang, munculnya proses lahir, tua, sakit, mati adalah suatu kepastian.
Hanya saja manusia tidak bisa meramalkan kapan terjadi; ketika seseorang sangat beruntung didalam suatu undian / lotre, telah mendapatkan hadiah besar, semua orang akan bilang itu adalah sebuah kebetulan. Akan tetapi didalam undian / lotre itu pasti akan ada orang yang mendapatkan hadiah, hanya manusia tidak bisa meramalkan siapa yang bakal mendapatkan hadiah tersebut.
Ketika seseorang keluar rumah, diluar dugaan berjumpa dengan temannya atau kenalannya, orang-orang juga bisa berkata bahwa hal itu adalah kebetulan, akan tetapi jika seseorang keluar rumah untuk menuruti kemauannya bertemu dengan orang lain adalah sebuah kepastian. Hanya saja dia tidak bisa meramalkan bakal siapa yang akan dijumpai….
Ini menunjukkan bahwa kebetulan adalah tampak luar dari suatu kejadian, dia berbentuk. Kepastian adalah hakiki dari suatu kejadian, dia tidak berbentuk. Tampak luar yang berbentuk mendapatkan penentuan dan bergantung pada hakiki yang tak berbentuk. Maka dari itu proses meneliti perkembangan dari suatu kejadian hendaknya menembus gejala luar dengan melihat hakikinya.
Di dunia ini banyak orang yang tidak ingin mengakui keberadaan balasan dari sebab dan akibat, oleh karena dia telah berbuat kejahatan, juga ada sebagian orang yang telah berbuat kebaikan tapi tidak segera mendapatkan balasan kebaikan lalu dia tidak mengakui keberadaan balasan dari sebab dan akibat, maka dari itu mereka mengatakan orang baik yang mendapatkan balasan baik sebagai suatu kebetulan, begitu juga kepada orang jahat yang mendapatkan balasan kejahatan disebutnya sebagai suatu kebetulan.
Kenyataannya jika seseorang banyak melakukan kejahatan pasti akan mendapatkan balasan kejahatan, hanya mereka tidak bisa meramal kapan dia akan menerima balasannya. Balasan dari kebaikan dan kejahatan juga siklus dari sebab dan akibat bagaikan sebuah jala yang tak kelihatan, jaring langit bermata besar, tapi tidak ada suatu apapun yang bisa lolos, dengan adil mengikat seluruh kehidupan yang ada didunia ini. Jika manusia tidak mempercayai lagi akan keberadaannya yang dikarenakan kasat mata, hal itu bagaikan mencuri lonceng dengan menutup telinga.
Kebetulan dan kepastian meskipun hanya terpaut dengan pikiran sekilas, namun bisa merefleksikan taraf pemikiran dari seseorang.
Di dunia ini orang yang benar-benar pintar juga seorang kultivator, mereka tahu bahwa kebetulan itu tidak eksis, semua peristiwa yang terjadi didunia ini memiliki kepastian. Didalam kekaburan, terdapat kehendak langit. Mulai dari hukum alam yang mengatur lahir tua sakit mati dari kehidupan seorang manusia, hingga hukum yang mengatur perkembangan peradaban manusia, tidak ada satupun yang luput dari genggaman kehendak Langit.
Manusia cuma bisa berusaha, namun akhirnya Tuhan jugalah yang menentukan semuanya.
Tidak ada komentar:
Write komentar