Ada sebuah kisah menarik yang patut disimak. Alkisah, ada seorang perempuan yang bersuamikan koki, begitu pandainya sang suami memasak sehingga selalu menemukan kelemahan istrinya dalam memasak.
Selalu ada komentar tajam dan pedas yang ia lontarkan. Sampai istrinya malas dan berhenti memasak.
Karena suatu musibah, suaminya meninggal dunia dan perempuan itu menikah lagi dengan karyawan di sebuah perusahaan swasta. Suatu hari istrinya bertanya, ‘Pak, bagaimana masakanku ?‘ Sang suami memuji bahwa seumur hidupnya baru kali ini ia temukan makan-makanan yang terenak di dunia.
Setiap kali hendak berangkat kerja suaminya selalu mengatakan, ‘Mama, aku selalu ingin pulang cepat karena mau menikmati masakan mama.’ Pujian itu semakin membuat istrinya gemar memasak. Sampai akhirnya dia membuat restaurant yang terkenal dengan masakan yang enak tiada duanya di kota itu.
Luar biasa....! Itulah sahabat sebuah kisah yang menggambarkan betapa hebatnya sebuah pujian. Sebuah kata-kata positif yang ternyata mampu melecut tindakan seseorang. Kata-kata positif yang kita terima, sadar atau tidak ia akan menumbuhkan aura positif dalam diri kita. Begitupun dengan lingkungan.
Masih ingatkan penelitian Dr. Masaru Emoto? Dia menyimpulkan kalau air, yang kita anggap sebagai benda mati itu, ternyata ia juga pun selalu merespon kata-kata yang kita terima. Keindahan molekul kristal yang dimilikinya akan mengikuti hal-hal positif yang kita dan lingkungan berikan. Hebat bukan?!
Kita sendiri, yang dua pertiga dari tubuh kita yang terdiri dari air, tak akan jauh berbeda. Aura tubuh kita dan juga air muka kita selaras dengan kondisi lingkungan yang kita terima. Positif kah atau malah negatif.
So, mari kita biasakan untuk hanya berkata-kata positif. Kata-kata baik. Kata-kata penuh pujian. Kata-kata yang bisa mensugesti lingkungan agar kondusif membangun semangat dan kebahagiaan pada diri kita.
Selalu ada komentar tajam dan pedas yang ia lontarkan. Sampai istrinya malas dan berhenti memasak.
Karena suatu musibah, suaminya meninggal dunia dan perempuan itu menikah lagi dengan karyawan di sebuah perusahaan swasta. Suatu hari istrinya bertanya, ‘Pak, bagaimana masakanku ?‘ Sang suami memuji bahwa seumur hidupnya baru kali ini ia temukan makan-makanan yang terenak di dunia.
Setiap kali hendak berangkat kerja suaminya selalu mengatakan, ‘Mama, aku selalu ingin pulang cepat karena mau menikmati masakan mama.’ Pujian itu semakin membuat istrinya gemar memasak. Sampai akhirnya dia membuat restaurant yang terkenal dengan masakan yang enak tiada duanya di kota itu.
Luar biasa....! Itulah sahabat sebuah kisah yang menggambarkan betapa hebatnya sebuah pujian. Sebuah kata-kata positif yang ternyata mampu melecut tindakan seseorang. Kata-kata positif yang kita terima, sadar atau tidak ia akan menumbuhkan aura positif dalam diri kita. Begitupun dengan lingkungan.
Masih ingatkan penelitian Dr. Masaru Emoto? Dia menyimpulkan kalau air, yang kita anggap sebagai benda mati itu, ternyata ia juga pun selalu merespon kata-kata yang kita terima. Keindahan molekul kristal yang dimilikinya akan mengikuti hal-hal positif yang kita dan lingkungan berikan. Hebat bukan?!
Kita sendiri, yang dua pertiga dari tubuh kita yang terdiri dari air, tak akan jauh berbeda. Aura tubuh kita dan juga air muka kita selaras dengan kondisi lingkungan yang kita terima. Positif kah atau malah negatif.
So, mari kita biasakan untuk hanya berkata-kata positif. Kata-kata baik. Kata-kata penuh pujian. Kata-kata yang bisa mensugesti lingkungan agar kondusif membangun semangat dan kebahagiaan pada diri kita.
Tidak ada komentar:
Write komentar