Menurut The Analects of Confusius, yang dianggap merupakan penafsiran dari kata-kata dan perilakunya, Konfusius mengatakan : "Belajar tanpa berpikir berarti menyia-nyiakan tenaga, berpikir tanpa belajar adalah berbahaya."
Konfusius menjelaskan bahwa jika seseorang belajar tanpa berpikir, orang tidak akan paham, dan bahwa jika seseorang berpikir tetapi tidak belajar, orang akan menjadi bingung.
Ketika seseorang belajar, dia bisa menghafal dan kemudian mengingat apa
yang telah ia pelajari. Namun seringkali ia hanya memahami makna
permukaan dan bukan makna yang lebih dalam yang sedang disajikan.
Banyak orang yang tidak menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan
realitas, yang berarti bahwa mereka membacanya tetapi tidak dapat
menerapkan apa yang telah mereka baca. Dengan demikian, pembelajaran
menjadi dangkal. Kita bisa menggambarkannya sebagai "menghirup informasi
tanpa mencernanya." Dia akan mengetahui dasar-dasarnya tetapi tidak
dapat mempraktekkan apa yang telah ia pelajari. Dia belajar secara
mekanis, tanpa memroses apa yang telah ia pelajari.
Karena ilmu pengetahuan modern sangat mekanis dan dangkal, Ia mencegah
seseorang memahami isi yang lebih dalam kecuali seseorang mengkultivasi
Xinxing dan meningkatkan karakter-nya. Ilmu pengetahuan modern membatasi
pikiran orang. Oleh karena itu mereka harus memperhatikan metode
pembelajaran ini dan memahami kekuatan dan kelemahannya untuk
menghindari menjadi terkomputerisasi, mekanik, dan linier.
Di sisi lain, Konfusius menyarankan bahwa jika seseorang hanya berpikir
tapi tidak belajar, orang akan menjadi bingung dan orang itu tidak akan
meningkatkan karakternya. Tentu saja, seorang guru yang bijaksana
memainkan peran penting ketika mengajar siswa.
Adalah sangat sulit untuk menemukan seorang guru yang memiliki
kebijakan. Karena itu, ketika seseorang menemukan guru seperti itu,
orang tidak boleh malas, tetapi memanfaatkan waktu sebaik-baiknya,
menyadari betapa itu kesempatan yang berharga, dan belajar keras,
mengikuti petunjuk guru, dan berbuat lebih baik sampai seseorang
berhasil.
Kultivasi berbeda dari perilaku manusia. Berkultivasi berbeda dari
mempelajari pengetahuan manusia, memupuk karakter moral seseorang, atau
perbaikan diri. Standar untuk seorang kultivator lebih tinggi, dan alasan untuk itu
lebih mendalam. Hanya kultivator yang dapat memahami konsep ini ketika
mereka berkultivasi dengan gigih.
Konfusius diangkat sebagai salah satu pejabat yang mengawasi pendidikan
di Kerajaan Lu. Ia bepergian ke seluruh kerajaan mengajarkan
nilai-nilai moral, seperti konsep-konsep etika, pemikiran, pandangan
politik, dan kultivasi dalam konteks moralitas, serta konsep-konsep
ideologi dan budaya pada zamannya.
Dikatakan bahwa standar moral tertinggi Konfusius adalah “belas kasih”.
Siswanya mengatakan bahwa petunjuknya mengarah di sekitar "kesetiaan
dan perhatian kepada orang lain."
Konfusius mengajarkan "Doktrin Tengah," yang disusun dalam salah satu
dari empat teks Konfusius kuno, yang dikenal sebagai Empat Buku, dan
diterbitkan pada tahun 1190 oleh Zhu Xi.
Orang bijaksana yang berkultivasi tahu bahwa untuk meningkatkan Xinxing
(moralitas dan tabiat seseorang), orang itu harus berperilaku baik dan
menjadi orang baik. Tetapi hal ini bahkan meluas lebih jauh, yang
bermakna : berubah menjadi orang yang lebih baik dan meningkatkan standar
moral seseorang melampaui norma manusia.
Jadi, apakah norma untuk manusia yang ditentukan oleh Tuhan? Norma apa
sajakah yang ada? Kata-kata Konfusius mungkin bisa membuka pikiran kita.
Tidak ada komentar:
Write komentar