Dewa syair Li Bai ( 李白 ) pernah
mengatakan : “Manusia hidup bagai tamu yang lewat, manusia mati bagai
orang yang pulang. Satu perjalanan singkat langit dan bumi, duka bersama
berdebu abadi.”
Kehidupan manusia singkat dan pendek dan di dalam
kehidupan ada banyak pasang surut dan duka nestapa, semuanya ini
sebetulnya demi apakah?
Jikalau kita memiliki peluang membuka pembatas ruang-waktu antara hidup dan mati, bagaikan pemirsa yang menonton segala hal mengenai "Dahulu – Saat ini – Kelak" di dalam 10 penjuru dunia, keseluruhan sebab-akibat barangkali akan terpampang dengan gamblang.
Jikalau kita memiliki peluang membuka pembatas ruang-waktu antara hidup dan mati, bagaikan pemirsa yang menonton segala hal mengenai "Dahulu – Saat ini – Kelak" di dalam 10 penjuru dunia, keseluruhan sebab-akibat barangkali akan terpampang dengan gamblang.
Setiap
orang mengharapkan kebahagiaan dalam percintaan, mendambakan pernikahan
yang sempurna. Tetapi di dalam dunia yang bereinkarnasi, segalanya di
dalam pengaturan sebab-akibat. Kehidupan manusia singkat
dan penuh derita, sedangkan di dalam kehidupan ada banyak pasang surut
dan duka nestapa, semuanya ini sebetulnya demi apakah?
Di dalam kehidupan
manusia bertemu dengan banyak orang, ada perjumpaan yang sekilas,
sesudahnya dengan cepat terlupakan. Sedangkan ada orang yang senantiasa
berkaitan dengan diri kita, atau menjadi teman yang hambar bagaikan air
tawar, atau menjadi pendamping yang kental. Ketika orang mengeluhkan
perjumpaan dan perpisahan dalam kehidupan, kata-kata yang paling sering
disebut ialah Takdir Pertemuan / Yuan Fen ( 緣份).
”Takdir Pertemuan”, kata
satu ini yang hanya khusus terdapat di dalam kebudayaan Tionghoa,
mengandung kedalaman yang sulit dilukiskan dengan bahasa, di dalam
kelompok bahasa lainnya malah sama sekali tidak ditemukan padanan yang
memadai. Pemahaman orang Tionghoa terhadap jodoh / Yuan sudah jauh-jauh
hari melampaui agama dan ilmu pengetahuan, ia mengalir di dalam rasa dan
reflektif hati nurani. Maka dari itu apakah sebetulnya “Yuan Fen /
takdir pertemuan” itu?
Hendak menjernihkan “Yuan
Fen”, tentu tidak bisa terlepas dari reinkarnasi, tidak bisa terlepas
dari sebab-akibat diantara kehidupan masa lampau, masa sekarang dan masa
yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Write komentar