|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 16 Juni 2013

Budi dan Dendam Para Tokoh Tersohor Bag. 2

 

Sebab Akibat Saling Membalas - Vonis Yang Adil

Sima Mao mendengarkan dengan seksama di dalam sidang, kemudian memanggil mereka satu per satu dan menjatuhkan vonisnya sbb :  

"Han Xin, Anda setia membela negara, telah merebut separuh negeri bagi dinasti Han, sayang mati dengan rasa dizalimi.

Anda diutus terlahir di dusun Qiao rumah Cao Song (baca: Jao Sung), bermarga Cao (曹), bernama Cao (操) (Cao Cao dari zaman Samkok yang tersohor), awalnya sebagai patih dinasti Han, kemudian sebagai raja Wei (魏), berkedudukan di Xu Du (baca: Sü Tu) dan menikmati separo negeri dinasti Han. 

Ketika itu kekuasaan dan kewibawaan meliputi dunia, membiarkan anda membalas dendam kesumat kehidupan masa lampau. Anda tak boleh memproklamirkan diri sebagai kaisar dan tak ada niatan untuk mengkhianati dinasti Han. Anak Anda (Cao Cao) memperoleh dari kaisar Han Chan penganugerahan Anda (Han Xin) titel: kaisar Wu guna mengakui 10 jasa besar Anda." 

Kemudian memanggil Liu Bang dan memvonisnya, "Anda pada kelahiran yang akan datang masih terlahir di keluarga Han, sebagai Xuan Di (kaisar Xuan (獻帝)), seumur hidup diganggu dan dihina oleh Cao Cao, dibuat nyali menciut sukma terkaget hingga duduk dan berbaringpun tak tenang, melewati hari terasa bagaikan tahun. Karena pada kehidupan sebelumnya Anda menzalimi punggawa anda, pada kehidupan berikut punggawa menggerogoti tuannya sebagai imbalannya." 

Kemudian Lu Hou dipanggil dan divonis: "Anda terlahir di keluarga Fu, di kemudian hari masih menjadi permaisuri dari kaisar Xuan, didera jutaan penderitaan oleh Cao Cao dan dicekik dengan jaring merah hingga mati di dalam istana, sebagai imbalan untuk membalas dendam pembunuhan Han Xin di istana Chang Le".

Vonis terhadap Ying Bu berbunyi, "Anda diutus terlahir di keluarga Sun Jian (baca: Suen Cien (孫堅),) di Jiang Dong (baca: Ciang Tung = wilayah selatan sungai Yangtse), bermaga Sun bernama Quan (baca: Suen Jüén), sebelumnya sebagai raja Wu, kemudian sebagai kaisar Wu, bercokol di Jiang Dong, menikmati kejayaan dan kemakmuran sebuah negara (Sebagai salah satu penguasa pada zaman Samkok)." 

Kemudian Peng Yue dipanggil menghadap: "Anda adalah orang yang lurus, Anda diutus terlahir di keluarga Liu, bermarga Liu bernama Bei (baca: Liu Pei, salah satu penguasa pada zaman Samkok), dikenal berbelas-kasih dan ber-keadilan. Di kemudian hari diangkat sebagai kaisar Shu (蜀), pemilik wilayah tengah Shu, berbagi jagad (Tiongkok) dengan Cao Cao dan Sun Qian. Marga Cao memusnahkan Han, Anda sebagai keturunan Han bertindak sebagai suksesor, suatu pernyataan pertanda kesetian hati Anda."

Selanjutnya ia memanggil Xiao He dan berkata, "Anda menanam budi kepada Han Xin, juga bertindak negatif, anda divonis terlahir di keluarga Yang, bermarga Yang bernama Xiu (楊修). Ketika Liu Bang memasuki wilayah lawan, para jenderal merampok barang-barang berharga, hanya Anda yang mengambil peta dan buku. 

Pada kehidupan kelak kepintaran Anda menonjol, tingkat kesadaran Anda jarang dimiliki orang-orang pada umumnya dan diangkat sebagai kepala urusan financial oleh Cao Cao, menikmati kekayaan melimpah, sebagai imbalan untuk tiga sumbang saran. Tatkala tidak berkoordinasi dan berakibat merusak peluang siasat militer Cao Cao, lantas dihukum mati oleh Cao Cao, sebagai imbalan untuk kehidupan silam dalam memperdaya Han Xin memasuki istana Chang Le yang akhirnya terbunuh, kehidupan kelak harus membayar hutang nyawa ini." 

Bersambung Ke : Bagian 3




Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel. 

Tidak ada komentar:
Write komentar