|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 28 Oktober 2013

Pengamen Yang Berhati Mulia

 


Ini kesekian kali aku bertemu dengan seorang pengamen yang kebetulan selalu muncul di jam-jam yg sama, di atas bis setiap malam. Pengamen ini menarik perhatianku. Lagu - lagunya tak pernah cemen dan dinyanyikan dengan lantang.

Suatu kali, bis setengah kosong dan karena itu dia punya waktu luang untuk sekedar memulai percakapan.

“Aku dulu tentara.” Dia memulai cerita yang membuatku paham mengapa tampilannya berbeda. 


"Sejak remaja, aku sudah menunjukkan bakat menembak yang luar biasa. Tibalah kesempatan untuk menyalurkan bakat melindungi orang lain ketika ada tawaran untuk menjadi tentara. Setelah selesai masa pendidikan aku menjadi sniper ulung.

Di sinilah diri aku diuji. Aku tidak pernah menembak orang, di medan peperangan pikiranku sangat kacau karena tidak mau membunuh orang yang tidak bersalah. Puncaknya ketika aku harus menembak seorang wanita yang sedang berjalan di dekat anak kecil. Aku tidak bisa melakukannya dan akhirnya menolak untuk menembak.

Segera aku dibebas tugaskan, menjalani hukuman karena menolak perintah dan masuk daftar hitam sehingga tidak bisa mendapatkan pekerjaan di mana pun. Tapi Aku tidak menyesal."


" Sampai hari ini pun tidak menyesal,” jawabnya ketika kutanya bagaimana perasaannya sekarang.

“Aku ingin melindungi orang, bukan membunuhnya. Sekarang aku tidak punya tempat tinggal dan makan dari mengamen, tapi aku masih bisa hidup dengan cara seperti ini. Jika dulu aku menembak wanita tak bersalah itu, aku tidak akan bisa hidup lagi. Aku yakin.”

Aku termangu mencerna kalimat terakhirnya. Bagi sebagian orang hidup di jalanan dan tidak bertempat tinggal adalah akhir dari hidup. Mungkin lebih baik mati daripada menjalani hidup yang demikian.


Banyak orang yang memilih lebih baik mengambil kehidupan dan kebahagiaan orang lain agar bisa tetap hidup enak dan terhormat. Pengamen ini membuktikan dirinya jauh lebih mulia dari banyak orang.

Nah sobat, jika kita berbahagia diatas penderitaan orang lain. Pantaskah kita bersikap seperti itu? Semoga bisa jadi bahan renungan. (Lily)

 

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar