|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 20 November 2013

Emas Si Kikir

 


Ngabdul adalah salah satu orang terkaya di kota, namun dia berpenampilan seperti seorang pengemis. Alasan berlagak miskin karena dia mengira akan banyak orang yang akan keluar untuk merampok kekayaannya, dengan berpura-pura miskin dia merasa aman.

Namun sebenarnya bukan karena takut dirampok, menurutnya jika banyak yang meminta sedekah maka akan sangat mudah menjadi miskin, oleh sebab itu dia dijuluki Si Kikir.

"Kikir!, Kikir!” demikian teriakan anak-anak dan penduduk setiap kali dia lewat dengan pakaian usangnya.

Tahun-tahun berlalu dan Ngabdul menjadi lebih dan lebih puas dengan tumpukan uang yang kian bertambah.

Suatu hari, Ngabdul membeli sebongkah besar emas dengan semua uang yang dia telah kumpulkan. Dia menggali lobang di dalam tanah di dekat sebuah sumur yang tidak terpakai dan menguburkan emasnya di sana. Dia yakin bahwa tidak akan ada pencuri yang dapat menemukan tempat itu. Dengan gembira hati, Ngabdul memeriksa hartanya setiap hari.

Bagaimana dia benar-benar bisa menjaga tempat persembunyian jika dia melihatnya setiap hari? Tak lama, penduduk kota itu berbisik-bisik tentang kunjungan misterius Ngabdul ke sumur yang tidak terpakai di tengah malam. Tidak lama kemudian seseorang yang penasaran menemukan emas tersebut dan mengeluarkan teriakan sukacita dan lari dengan harta si Kikir tersebut.

Tentu saja, pada kunjungan berikutnya, Ngabdul menemukan lubang kosong. Dia mulai melolong dengan penuh kesedihan dan segera kerumunan penduduk berkumpul. Mereka mengawasinya berduka, cara seseorang meratapi hilangnya sesuatu yang sangat berharga baginya.

Akhirnya, seorang tetangga maju ke depan dan memintanya untuk menghentikan tangisannya. "Kamu ingin emasmu yang hilang?” tanyanya.

Lalu tetangga tersebut mengambil sebuah batu yang berat dan menjatuhkannya di lubang dan berkata, “Berpura-puralah itu adalah emas yang hilang."

"Bagaimana kamu memperolokku di saat seperti ini," kata si Kikir berang.

"Aku tidak mengolok-olokmu, teman!" kata tetangganya dengan tenang.

"Sebagaimana kamu telah  menggunakan emas saat itu di sini, lalu melihatnya setiap hari, kamu bisa melakukan hal yang sama dengan batu itu." Ngabdul akhirnyapun bungkam.
(Sumber)


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar