Dalam ajaran agama Khonghucu ada
penjelasan tentang kehidupan abadi yang sangat menonjol, tetapi
kurang diperhatikan dan kurang dibicarakan. Kebanyakan orang
hanya menganggap agama Khonghucu hanya mengajarkan keharmonisan
dalam masyarakat saja.
Agama Khonghucu memang untuk orang
hidup, namun penjelasan tentang keabadian roh adalah kebutuhan
orang beragama. Ada orang mendefinisikan agama sebagai
keyakinan yang dibela mati-matian oleh pengikutnya. Sydney
Hooks menyebut agamanya adalah demokrasi, dan dia sedia mati
untuk membela demokrasi itu. Agama bukan keyakinan seperti itu.
Agama adalah keyakinan yang menjelaskan tentang keberadaan
Tuhan Sang Pencipta dan rahasia kehidupan manusia agar umatnya
memperoleh ketenangan jiwa.
Agama Khonghucu bukan ideologi
seperti demokrasi atau sejenisnya. Agama Khonghucu menuntun
umatnya untuk memahami rahasia kehidupan dan melaksanakan
kehidupan dengan benar. Agama Khonghucu mengajarkan bahwa manusia hidup
ini atas kehendak Tuhan disebut Tian Ming ( 天
命 ).
Manusia hidup bukan “ terlemparkan” tanpa
sengaja, lalu manusia mencari tahu dari mana asalnya ? Mengapa
bisa terlempar ke dunia ini?. Pemikiran ini dikemukakan oleh
filsuf bernama Martin Heidegger. Dia menganggap manusia telah “putus asa”. Dalam keputusasaannya itu manusia “merekayasa”
kebudayaan yang tidak jelas arahnya. Menurutnya, “Kebudayaan”
ciptaan manusia itu tidak memberi jalan keluar bagi manusia
untuk memahami dirinya sendiri, dan manusia telah masuk dalam
“ketersesatan masa”.
Dengan kata lain, manusia sebenarnya tidak tahu
arah hidup yang benar. Mereka bersenang-senang, apabila kesenangan
itu dianggap tidak benar mereka mencari bentuk kesenangan yang
lain. Dalam gambaraanya kehidupan manusia benar-benar
mengerikan.
Agama Khonghucu mengajarkan bahwa
manusia lahir ke dunia karena kehendak Tuhan. Agama Khonghucu
mengajarkan bahwa alam semesta ini mempunyai keteraturan yang
dikendalikan oleh hukum tertentu. Di bumi, tempat hidup manusia
dan makhluk hidup lain juga ada keteraturan yang dikendalikan
oleh hukum tertentu. Manusia dalam menjalani kehidupannya juga
membuat hukum yang wajib ditaati oleh sesama manusia.
Manusia adalah makhluk yang
mempunyai roh yang menyatu dengan badannya. Roh mempunyai
komponen dalam raga manusia hidup. Komponen roh itu mengatur bekerjanya
organ tubuh agar manusia tetap hidup. Dalam ilmu pengobatan
Tionghoa diakui adanya Jing Lu ( 经 路
), atau meridian yang melilit seluruh organ tubuh manusia.
Jing
Lu itu diumapamakan sebagai saluran yang berisi Qi atau enegi
vital yang mengatur semua organ tubuh. Jing Lu ini tidak tampak
meskipun dilihat dengan mikroskop yang dapat memperbesar
jutaan kali. Jing Lu bukan materi, tetapi bagian dari roh. Pada
Jing Lu itu terdapat banyak “ lubang” atau “ danau” yang dapat
dijangkau dari permukaan kulit. Apabila tubuh orang sakit
“lubang” tertentu dapat ditusuk dengan jarum atau benda lain
agar organ yang sakit berfungsi kembali.
Jing Lu itu bagian dari roh, dan dapat
dilihat dari hubungan antara perasaan dan kesehatan. Orang yang
menyimpan rasa takut dalam waktu lama akan menyebabkan salah
satu organ penting tidak berfungsi alias sakit. Perasaan atau
emosi adalah bagian dari roh, apabila roh tidak sehat
menyebabkan komponen roh dalam tubuh itu tidak bekerja dengan
baik. Komponen pokok atau pusat-pusat dari Jing Lu itu disebut
“Bunga Emas” dalam bahasa Hindu disebut Cakra. Dalam ilmu
pengobatan Tionghoa ada namanya sendiri dengan jaringannya yang
rumit.
Manusia mempunyai kesadaran,
mempunyai kecerdasan, mempunyai emosi, dan mempunyai kepribadian yang
menjadi milik dari roh. Xun Zi menjelaskan bahwa kepribadian
manusia tidak ada hubungannya dengan bentuk tubuh. Orang yang
berkepribadian baik bias memiliki bentuk tubuh yang tidak
menarik, sebaliknya ada orang mempunyai tubuh yang indah tetapi
kepribadiannya buruk.
Dengan kata lain, kepribadian bukan
milik tubuh, tetapi milik roh. Ada anak yang masih kecil,
tetapi kecerdasaanya melebihi orang tua, anak ini rohnya telah
mempunyai potensi lebih baik dari anak kecil yang lain. Ada
teori yang mengatakan bahwa anak cerdas karena gizinya baik.
Namun banyak anak orang kaya dengan gizi baik tetapi otaknya
tidak cerdas. Banyak pula anak cerdas berasal dari daerah yang
gizinya seadanya. Mahatma Gandhi tidak makan daging seumur
hidupnya. Orang Inggris mengatakan bahwa orang India bodoh karena
tidak makan daging. Ternyata Gandhi juga tidak bodoh meskipun tidak
makan daging.
Bing Cu menulis (Bab VIIA), orang yang
menyelami hati dapat mengenal watak sejati. Watak sejati adalah
bagian dari roh, dan roh itu sudah ada sebelum orang
dilahirkan. Xun Zi menulis, kelahiran adalah pintu masuk ke
dunia, dan kematian adalah pintu keluar dari dunia.
Roh masuk
kedunia perlu memiliki tubuh sendiri, yaitu bayi yang baru
dilahirkan. Setelah tubuh itu rusak roh itu keluar dari dunia
kembali ke asal roh itu datang. Dari mana asal roh itu dating
ke mana roh itu pergi tidak dijelaskan dalam Kitab Wu Jing dan kitab
lain. Namun, dapat kita simpulkan bahwa dalam alam arwah (roh
setelah meninggalkan tubuh) juga ada keteraturan seperti juga
di bumi dan di alam semesta.
Tempat arwah berada tidak dapat
diketahui manusia karena berada dalam dimensi yang berbeda.
Dalam alam semesta ini banyak dimensi yang belum diketahui
manusia. Saat ini manusia baru mengenal lima dimensi, yaitu
dimensi ruang, wktu, cahaya, ether, dan elektromagnetik.
Pada suatu hari seorang murid
Nabi Khongcu bertanya tentang keadaan orang setelah meninggal
dunia. Nabi menjawab, "Wei Zhi Sheng Yan Zhi Si." (Belum mengetahui
hidup mengapa ingin mengetahu kematian).
Mendengar jawaban tersebut sang murid terdiam dan tidak bertanya lagi.
Kebanyakan orang mendengar kisah ini
lalu berkesimpulan bahwa Nabi Khongcu tidak mengetahui
jawabannya. Orang yang berkesimpulan sesederhana itu karena
orang tersebut tidak berpikir kritis kritis, seperti juga anak
kecil yang tidak dapat menganalisis kata-kata tersebut secara
mendalam.
Bagi orang yang cerdas tentu mencari
inti dari jawaban tersebut dengan menganalisis
pernyataan-pernyataan Nabi Khongcu yang lain, misalnya nabi
bersabda:”Bila pagi mengerti Dao sore matipun ikhlas”. Sabda
lainnya:” Bila bersembahyang kepada arwah yakinlah bahwa arwah
itu datang kehadapanmu”
Sabda lain : “ Perlakkuan arwah manusia
yang sudah meninggal seperti juga orang hidup”. Dalam kitab Li
Ji (Lee Ki) dijelaskan tentang upacara yang harus dilakukan
untuk memperlakukan upacara sembahyang kepada arwah.
Nabi Khongcu mengatakan bahwa muridnya
belum mengetahui hidup, artinya belum memahami hidup dengan
sepenuhnya. Pada umumnya orang mengartikan hidup dengan
bernafas, makan, dan minum serta melakukan aktivitas lainnya.
Yang dimaksud Nabi Khongcu hidup bukan hanya itu, orang harus
memahami hidup sepenuhnya, karena kematian tidak lain adalah
kelanjutan dari hidup.
Menurut Nabi Khongcu kehidupan itu
abadi, suatu perjalanan panjang yang tidak ada batasnya. Kelahiran
adalah pintu masuk ke dunia, sedangkan kematian adalah pintu keluar
dari dunia. Orang yang hanya memahami hidup seperti yang
dialami sehari-hari tentu tidak tepat, dan jauh dari kebenaran.
Manusia dalam hidup ini mempunyai
naluri, mempunyai perasaan mempunyai pikiran, mempunyai nafsu
dan keinginan, semuanya itu sebagai tanda-tanda kehidupan
manusia. Apabila orang sudah mati apakah semua yang dimiliki
manusia hidupitu masih dibawa.
Nabi Khongcu tidak membahas masalah
dibalik kematian, keberadaan surga dan neraka, nirwana atau
reinkarnasi. Nabi Khongcu mengajarkan bahwa realitas adalah
proses yang tidak pernah berhenti, dan tidak akan berhenti,
seperti air sungai yang selalu mengalir.
Kehidupan juga proses
yang tidak berhenti, orang tidak perlu takut pada hasil proses,
yang penting bagi manusia hidup adalah berbuat kebajikan
dengan harapan proses ini menuju hasil yang baik (wei de dong
Tian, xian you yi de).
Kelahiran adalah hasil proses, perkawinan adalah hasil proses, kematian juga hasil proses. Namun
harus diingat bahwa proses itu tidak dapat ditelusuri kembali, proses
bukan sebab akibat, semua hasil proses terjadi karena bekerjanya
berbagai faktor, dan tidak dapat ditentukan faktor mana yang paling
dominan.
Dalam istilah agama, hasil proses itu disebut nasib. Demikian
juga setelah orang meninggalkan dunia ini masih menjalani proses yang
panjang, andaikata ke neraka atau ke surga atau ke nirwana tidak bisa
menjadi tujuan akhir karena proses itu tidak punya tujuan akhir, tidak
finalistis.
Reinkarnasi masih menjadi kemungkinan bagi arwah orang yang telah
meninggal karena reinkarnasi masih merupakan lanjutan dari proses. Namun
Nabi Khongcu juga tidak pernah membahas masalah reinkarnasi karena
reinkarnasi adalah proses di kemudian hari yang belum akan dijalani
sekarang.
Apakah kehidupan sekarang ini adalah hasil dari reinkarnasi dari
kelahiran masa lalu? Orang tidak dapat memberikan jawaban yang pasti
karena orang tidak dapat mengingat pengalaman kehidupan masa lalu.
Apabila diibaratkan komputer yang lahir kembali berreinkarnasi adalah
programnya saja, sedangkan datanya hilang.
Andaikata orang dapat
mengingat kembali pengalaman kelahiran yang lalu tidak menguntungkan
bagi kehidupannya sekarang karena zaman sudah berubah banyak,
pengetahuan yang dia miliki pada kehidupan yang lalu sekarang sudah
ketinggalan model, bahkan mengganggu proses kehidupan yang sedang
dijalani sekarang.
Nabi bersabda : wei zhi sheng, yan zhi si ( 未 知 生, 焉 知 死 ) artinya Belum memahami kehidupan mengapa ingin mengetahui kematian.
Bagi manusia yang masih hidup Nabi Khongcu mengajarkan supaya
memperhatikan arwah orang yang sudah meninggal, perlakukanlah para arwah
itu seperti pada waktu mereka masih hidup ji shen ru shen zai (
祭 神 如 神 在 ), didoakan dan diberi sesaji makanan yang disukai
pada saat hidupnya.
Perhatian orang hidup kepada para arwah ini sebagai
dasar pembinaan religiusitas dan moralitas manusia, orang yang religius
dan bermoral menghormati para leluhur yang menjadi pendahulunya, yang
telah menyiapkan segala sesuatu demi terwujudnya keadaan dunia sekarang.
Nabi Khongcu mengajarkan kepada umat manusia supaya berjuang untuk hari
esok karena esok matahari masih terbit. Kehidupan manusia mengalami
penderitaan dan kebahagiaan, ada kesedihan, ada kegembiraan.
Sebelum saya mulai dengan penjelasan saya, perlu dijelaskan dulu beberapa asumsi yang ada pada diri saya, yaitu :
1. Jagat alam semesta ini adalah sesuatu yang sistemik dan sangat teratur, dan ada yang mengatur, yaitu Yang Maha Pengatur dan Maha Kuasa, disebut Tian.
2. Dalam alam semesta ini ada benda dan energi yang saling terkait dan bisa berubah bentuk.
3. Energi dapat menyatu dengan benda, dan juga dapat berpisah dengan benda. Energai
dan benda dapat berubah karena energi dan benda adalah bagian dari
realitas, dan realitas itu mengalami proses yang tidak pernah berhenti.
4. Roh adalah energi yang sangat kompleks dan unik struktur dan komposisinya, dan merupakan kesatuan yang mempribadi, sehingga sangat berbeda kualitas dan karakter masing-masing
5. Roh itu berada di luar dunia, di suatu tempat yang sangat teratur.
Roh itu akan turun ke dunia karena ada kekuatan di bumi yang menariknya
karena persamaan gelombang atau frekuensinya. Di bumi roh itu menyatu
dalam tubuh bayi dan membentuk manusia baru.
6. Jiwa adalah kesadaran manusia sebagai wujud dari persatuan badan dan roh.
Jiwa itu milik roh dan juga milik badan, dan jiwa itu menyatukan badan
dan roh membentuk manusia pribadi. Potensi yang dibawa oleh roh dan oleh
badan disatukan dalam jiwa, maka dalam jiwa itu ada naluri dan nafsu,
ada hati nurani dan ada kecerdasan. Watak sejati manusia ( Xing ) adalah
milik roh, tetapi dalam jiwa manusia bisa tertutup oleh unsur-unsur
yang dimiliki oleh badan.
7. Pembinaan diri dalam kehidupan manusia adalah untuk menjaga agar badan, jiwa dan roh itu tetap bersih dari kejahatan,
sehingga tidak merusak watak sejati. Dengan pendidikan dan membiasakan
berbuat kebajikan tujuannya adalah supaya watak sejati dapat diwujudkan
dalam kehidupan sehingga hidup manusia dapat sejalan dengan Dao ( Tao).
Dao adalah jalan yang harus dijalani oleh roh, apabila roh tidak
berjalan sesuai dengan Dao maka energinya akan rusak, komposisi dan
strukturnya kacau.
8. Manusia hidup harus berlatih agar jiwanya menyatu dengan rohnya,
banyak orang tidak menyadari adanya roh dalam badannya, karena dia
banyak berpikir mencari cara agar lebih banyak menikmati kesenangan
duniawi.
9. Jiwa yang mengabdi pada badan yang mengejar kesenangan duniawi,
pada suatu saat merasa ketakutan, dia sudah tidak mengenal rohnya
sendiri maka dia mencari sandaran lain untuk menyelamatkan hidupnya,
menyelamatkan jiwanya setelah dia mati. Jiwa yang sudah terikat pada
dunawi dan tidak mengenal rohnya sendiri, pada waktu mati jiwa itu tidak
ikut rohnya, tetapi lepas sendiri dan pada saatnya lenyap.
10. Orang yang sudah mati rohnya kembali pada kepada Tuhan atau
disebut Gui Yi Tian ( 归 以 天 ). Akan tetapi, ada kemungkinan roh itu
diperintahkan Tuhan untuk kembali lahir ke dunia. Namun, kelahirannya
ini bukan sebagai karma atas perbuatannya pada kehidupan yang lalu,
melainkan perintah Tuhan atau Tian Ming ( 天 命).
Xun Zi menyebutkan bahwa
manusia mendapatkan tubuh jasmani dari orang tua, dan mendapatkan roh
dari Tuhan. Apabila roh manusia bisa kembali ke dunia dengan tubuh yang
lain menjadi manusia yang lain, tidak ada hubungannya dengan kehidupan
yang lalu
Jiwa yang menyatu dengan rohnya pada saat manusia masih hidup,
setelah mati jiwa itu tetap ikut pada roh, maka ada kesadaran roh, pada
orang suci yang meninggal. Keadaan ini disebut keabadian hidup, atau
hidup abadi. Roh yang memiliki kesadaran ini dapat hidup kembali ke dunia atas perintah Tuhan, bukan mekanisme karma.
Orang yang pernah lahir ke dunia setelah mati lalu kembali lahir lagi
ke dunia pada umumnya orang tidak mengetahui kehidupan masa lalunya,
namun orang-orang tertentu dengan rajin berlatih dapat mengetahuinya.
Yang dimaksud orang tertentu adalah orang yang spirituaslnya terbina
pada kehidupan masa lalunya, jiwa dan rohnya masih menyatu, ibaratnya
memori dalam hardisc-nya tidak hilang.
Pencapaian tingkat spiritual manusia memang sangat individual, sangat
terbatas jumlahnya. Nabi Khongcu menganjurkan muridnya untuk mendalami
spiritual melalui semua ajarannya, tetapi yang bodoh tidak sampai, yang
pandai kebablasan dan tidak sampai juga. Ajaran spiritual selalu
diajarkan dengan perlambang yang imaginatif. Orang yang tidak mampu
menggunakan imaginasinya pasti tidak akan memahami.
11. Dalam Agama Khonghucu, latihan menyatukan jiwa dengan roh itu penting,
caranya yaitu jangan mengingkari suara hatinya sendiri. Dalam bahasa
Agama Khonghucu disebut jangan melanggar Dao, jangan berbuat yang
berlawanan dengan watak sejati.
Penjelasannya demikian, badan yang
berbuat, yang memutuskan jiwa ( keasadaran ), apabila perbuatan badan
itu bertentangan dengan watak sejati maka roh itu tidak lagi serasi
dengan jiwa. Jiwa dan roh itu bertentangan, orangnya bisa sakit dan
mati, roh meninggalkan badan dan jiwa.
Manusia mempunyai kesadaran
disebut mempunyai jiwa. Roh dan badan menyatu yang diwujudkan sebagai
jiwa. Manusia bisa berpikir, merasakan, dan berkehendak itu karena
mempunyai jiwa.
Dalam Ilmu pengobatan tusuk jarum, titik-titik akupuctur itu
sebagai titik simpul yang menghubungkan roh (bagian yang tidak tampak)
dan badan jasmani (bagian yang tampak). Titik akupunctur itu
menghubungkan jaringan Jing Luo yang melilit tubuh manusia sampai ke
organ dalam dengan permukaan kulit.
Jing Luo adalah saluran energi (Qi )
yang dimiliki manusia yang tidak tampak meskipun dilihat dengan
pembesaran jutaan kali. Jing luo bukan benda melainkan unsur non-materi
yang mengendalikan hidup manusia. Dalam Yi Jing dikatakan bahwa manusia
hidup ini memiliki empat unsur non-materi, yaitu Qi , Ling , Hun, dan
Bo. (Penulis : Ws Dr Oesman Arif, MPd ( Liem Liang Gie )
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar