|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 19 November 2013

Kaisar Xiaowen (孝文帝) Sebuah Kaisar yang Baik dan Bijak

 


Kaisar Xiaowen (孝文帝) adalah raja keenam dari Dinasti Wei Utara (386 - 534 AD) selama Periode Dinasti Selatan dan Utara (420-589 AD). Dia adalah seorang kaisar yang baik, bijak, dan memiliki kecenderungan yang luar biasa untuk menampung keluhan orang lain.
 
Ketika Kaisar Xianwen (献 文帝) berusia empat tahun, ayahnya dihinggapi penyakit yang menjengkelkan. Kaisar Xiaowen pernah mengisap nanah yang keluar dari luka ayahnya dengan mulutnya sendiri. 

Kaisar Xianwen sangat menyukai ajaran agama Buddha dan bermaksud untuk tinggal dalam ketenangan,  tidak mau peduli urusan mengenai duniawi dan kekayaan. 

Dia sering berpikir untuk meninggalkan istana untuk kultivasi. Ketika dia menerima dekrit kaisar, "Saya selalu merindukan untuk hidup di zaman kuno dan saya acuh tak acuh terhadap ketenaran dan kekayaan.

Saya memerintahkan putra mahkota untuk menjadi kaisar. Aku hanya ingin hidup di waktu luang tanpa peduli dan menumbuhkan sendiri ". Dengan demikian, dia memberikan tahta kaisar untuk anaknya Xiaowen yang baru berumur lima tahun.. Kaisar Xiaowen tidak bisa mengendalikan kesedihannya dan menangis. Ayahnya bertanya, " Mengapa ?". Dia menjawab, "Hatiku sakit untuk mengambil alih posisi ayah."
 
Kaisar Xiaowen unggul dalam memanah sejak kecil. Dia bisa menembak dengan akurasi yang tidak putus-putusnya selama berburu. Ketika ia berusia lima belas tahun, ia berhenti berburu karena tidak ingin membunuh lagi.
 
Sebagai seorang kaisar, ia sangat baik. Ketika pelayan menuangkan sup panas dan tanpa sengaja telah mengenai tangannya dan dilain waktu ketika ia menemukan ada kotoran dalam makanan, ia hanya tertawa melihat kejadian itu dan tidak mengeluh tentang mereka.

Pada kesempatan lain, ketika seorang kasim memfitnah Xiaowen di depan Ratu. Ratu memerintahkan agar ia dicambuk sampai beberapa kali tanpa memberinya kesempatan untuk menjelaskan dirinya sendiri. Tetapi Xiaowen membebaskannya diam-diam dan tidak membuat keluhan apapun. Ketika ia mengambil alih tahta kerajaan setelah Ratu meninggal, ia bahkan tidak menghukum kasim yang telah memfitnah dia di belakang punggungnya. 


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar