Meng zi menegaskan bahwa Tian telah mengarunia manusia dengan watak sejati yang aslinya baik. Beliau menegaskan bahwa manusia dikarunia empat benih kebajikan di dalam dirinya, bila semuanya itu berkembang penuh lewat pendidikan dan pembinaan diri, akan menumbuhkan individu yang berkesadaran moral luhur.
Seperti Nabi Kong zi, Meng zi yakin bahwa semua manusia dikarunia kemampuan yang sama untuk mencapainya. Karenanya, beliau mendorong kita untuk mempunyai keberanian moral untuk hidup berlandas prinsip-prinsip kita dan tidak tergoyahkan oleh kekayaan dan kekuasaan.
Mengzi, yang gerak dan lakunya selalu mencerminkan kebajikan yang dikhotbahkan, meninggalkan kesan yang mendalam kepada semua yang mengenalnya. Setelah meninggal dunia, murid-muridnya berkumpul bersama mencatat ajaran-ajarannya dan percakapan-percakapannya dengan orang lain.
Catatan-catatan itu dikumpulkan menjadi sebuah kitab yang mengangkat perkembangan lebih lanjut Ajaran Agama Khonghucu (Ru Jiao) yang asli, dan meluruskan dari tafsiran-tafsiran yang menyimpang. Inilah Kitab Meng zi yang terkenal dan lestari terwariskan sampai kini.
Sungguh, Meng zi tidak hanya berperan sangat penting dalam misi penyebaran Agama Khonghucu (Ru Jiao), beliau sendiri adalah sosok pribadi yang menjadi contoh kebajikan yang diajarkan dalam Agama Khonghucu. Karenanya, beliau diakui sebagai tokoh besar ke dua setelah Nabi Kong zi dalam agama Khonghucu (Ru Jiao).
Meng zi yang hidup pada jaman Peperangan Antar Negara itu, melihat banyak aliran-aliran yang menyimpang tanpa kendali, beratus aliran bermunculan, kita bersyukur ke hadirat Tian, Meng zi dikarunia kecerahan, semangat dan kemampuan untuk menegakkan dan meluruskan ajaran yang benar dan lurus, dan tanpa kompromi menunjukkan berbagai aliran yang menyimpang itu.
Di samping membimbing murid-muridnya mawas diri dan membina prilaku, beliau juga menekankan perlunyaa pembangunan iman dan kehidupan rohani. Beliau mengajarkan, " Belaksa benda tersedia lengkap di dalam diri, kalau memeriksa diri ternyata penuh iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari ini."
Beliau juga berkata," Yang benar-benar dapat menyelami hati, akan mengenal watak sejatinya, yang mengenal watak sejatinya akan mengenal Tian ( Tuhan ). Tentang usia pendek atau panjang, jangan bimbangkan. siaplah dengan membina diri. Demikianlah menegakkan Firman."
Karena itu, Kitab Meng zi, meskipun ditulis seratus tahunan setelah wafat Nabi Kongzi, kitab ini dinamai sebagai Kitab Suci dan menjadi kitab yang terakhir dalam Kitab Suci Si Shu.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar