Yao Xiong adalah seorang pejabat militer di Dinasti Song. Pada suatu waktu, dia membuat kesepakatan dengan kepala benteng gunung untuk menikahikan putrinya dengan putra kepala suku itu. Tapi tak lama setelah itu, kepala suku meninggal dengan tiba-tiba. Sehingga Istri dan anaknya menjadi miskin dan orang tidak tahu lagi keberadaan mereka.
Bertahun-tahun kemudian, Yao Xiong telah menjadi seorang jenderal yang berpangkat tinggi dan bertugas menjaga perbatasan. Suatu waktu, ketika dia sedang dalam perjalanan ke ibukota untuk melapor kepada kaisar, ia melihat seorang wanita tua di sebelah jalan yang sedang mencuci pakaian. Dia melihat wanita tua itu seperti pernah dikenalnya, sehingga dia pergi untuk berbicara dengannya.
Wanita tua itu mengatakan pada dia, "Suami saya dulu menjaga sebuah benteng di dekat perbatasan ketika ia masih hidup. Dia telah membuat perjanjian dengan seorang Jenderal yang bernama Yao Xiong untuk menikahkan anak saya untuk putrinya. Tapi setelah suami s meninggal, kami melarat dan tidak mampu hidup di sana dan terpaksa berkeliaran. Kami sekarang hidup di sini dengan menjual roti untuk bertahan hidup."
Yao Xiong bertanya, "Apakah Anda masih ingat dan kenal bagimana dan apa ciri-ciri Yao ?"
Wanita tua itu berkata," Kami telah berkelana dalam kemiskinan, sehingga tidak bisa lagi mengingat bagaimana dia terlihat."
Yao Xiong mengatakan," Sayalah yang bernama Yao Xiong. Oleh karena kami dulu telah membuat kesepakatan, maka saya tidak pernah berpikir untuk menikahkan putri saya kepada orang lain. Putriku juga telah rindu pada calon suaminya dan menunggu siang dan malam. Bagaimana mungkin kita bisa membatalkan perjanjian pernikahan hanya karena ayah pengantin pria meninggal?"
Wanita tua itu menangis karena terharu mendengarnya dalam waktu yang lama tanpa bisa mengatakan apa-apa. Yao Xiong mengatakan pada wanita tua itu untuk mengganti pakaian baru dengan anak laki-lakinya. Setelah itu mereka kemudian pergi ke perbatasan di mana keluarga Yao tinggal dan mengadakan upacara pernikahan antara Putri Yao dan Putra anak wanita tua itu.
Nenek moyang kita percaya bahwa, "Takdir yang menyatukan pecinta yang tinggal berjauhan yang dihubungkan oleh sebuah jodoh." Orang-orang di zaman sekarang ini tidak mau menjalani pernikahan yang jauh lebih serius. Mereka yang ingin bercerai hanya mengatakan, "Perasaan kita terhadap satu sama lain sudah tidak ada lagi di sana." Cerita seperti putri Jenderal Yao ini telah menjadi sebuah legenda.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar