|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 11 Desember 2013

Cara Menjadi Puas dan Bersyukur

 


Ada beberapa cara agar kita dapat menjadi puas dan bersyukur, yaitu :

1. Percaya kepada pemberian Tuhan.

Seberat apa pun masalah dan cobaan yang kita hadapi, hendaknya kita selalu tabah dan yakin bahwa hal itu semua yang terjadi adalah atas kehendaknya.

2. Puas dan bersyukur terhadap hal-hal yang kecil.

Kita harus belajar mencukupkan diri kita dalam segala keadaan sehingga kita dapat menikmati segala kekayaan anugrah Tuhan. 

3. Tidak bergantung dan dipengaruhi oleh keadaan.

Hidup tidak bergantung kepada situasi di sekitar kita. Kita harus belajar puas dan bersyukur dengan apapun yang kita miliki dan situasi apapun yang Dia berikan kepada kita. Terkadang Tuhan bukan bekerja dengan mengubah situasi kita tetapi mengubah kita di tengah situasi yang tidak berubah. 

Kesalahan kita adalah kita terlalu sering tidak puas dengan apa yang kita miliki dan menginginkan apa yang belum kita miliki sehingga kita meragukan kebijaksaan-Nya atas pemberian-Nya kepada kita saat ini.

4. Peduli pada kebutuhan orang lain. 

Apa yang Tuhan berikan kepada kita tidak seharusnya kita pakai untuk kepentingan diri kita sendiri saja. Mahatma Gandhi mengatakan bahwa kebahagiaan bukan bergantung kepada apa yang kita dapatkan melainkan apa yang kita berikan. Hal ini berlawanan dengan inti keinginan sebagian besar manusia yang lebih banyak ditujukan untuk memuaskan diri sendiri daripada menolong sesama manusia.

5. Tidak membandingkan dengan orang lain (compare does not content).

Dalam kehidupan ini, Anda akan selalu menemukan ada orang yang lebih cakap, lebih baik, lebih pintar daripada Anda. Anda juga akan selalu menemukan ada orang yang lebih jelek, lebih bodoh, lebih jahat daripada Anda. Jika Anda terus menerus membandingkan diri Anda dengan setiap orang, Anda akan menemukan orang-orang yang belum dapat Anda tandingi dan Anda akan menjadi iri, rendah diri, membenci diri Anda atau orang tersebut.

Daripada membandingkan diri Anda dengan orang lain, lebih baik berusahalah untuk bersaing dengan diri sendiri, dengan mengali potensi dan talenta yang sudah Tuhan berikan, dengan belajar dan melakukan sesuatu yang lebih baik dibandingkan yang sebelumnya. 

Setiap orang diciptakan secara unik oleh Tuhan dengan bakat dan kelemahan masing-masing. Kita tidak dapat mengukur keberhasilan kita dengan membandingkannya dengan orang lain.

Di zaman ini memang manusia sulit merasa puas karena banyaknya iklan dan teknik pemasaran (marketing) yang mendorong rasa ingin melebihi rasa butuh sehingga memacu manusia terus menerus menginginkan hal-hal yang lebih baru dan lebih canggih ( misalnya: hp yang semakin baru dan semakin canggih ).

Rasa puas juga sulit karena di zaman yang memuja hedonisme dan konsumerisme, hidup dan status manusia ditentukan oleh apa yang kita miliki, khusus barang-barang yang bermerek. 

Rasa ingin manusia tidak terbatas karena manusia merupakan makhluk yang diciptakan untuk kekekalan. Tidak ada barang yang fana yang dapat memuaskan keinginan manusia tersebut. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, kita selalu menginginkan hal yang lain atau hal yang lebih. 

Jika kita tidak mendapatkannya, kita biasanya menjadi kecewa, marah atau bahkan depresi. Hanya Tuhan saja yang dapat memuaskan kita. Ketidak-puasan dan kekosongan dalam diri kita merupakan tanda bahwa kita beriman dan berharap kepada sesuatu yang tidak
dapat menolong dan memuaskan kita.

Akan tetapi rasa kecukupan ini tidak seharusnya membuat kita berpuas diri secara membabi buta sehingga kita tidak menuntut diri untuk terus belajar dan bertumbuh. Rasa kecukupan ini seharusnya mendorong kita bertumbuh dalam pengenalan Tuhan dan diri kita sendiri.


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar