Cobalah untuk mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan yaitu diberikan.
Tak peduli
bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain
sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada
mereka. Apakah anda
sedang santai di sebuah cafe, lalu datang pengamen yang bernyanyi
memekakkan telinga. Atau, anda sedang berada dalam mobil ber-ac yang
sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta.
Barangkali ada merasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring
dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorang pun ingin memurukkan
dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini anda hanya sedang “berlatih”
memberi; mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti? Rasakan
saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda.
Sesuatu itu bernama kasih sayang.
Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus
sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu
adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri.
Sesungguhnya, bukan
receh atau berlian yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di
tangan, melainkan di hati. Walaupun yang anda berikan itu cuma sedikti, namun hal itu mungkin sangat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Berikanlah dengan ketulusan hati. (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar