Apakah anda percaya bahwa Tuhan tidak hanya mengasihi anda, tetapi tahu
dimana anda berada dan apa yang anda sedang lakukan setiap menit?
Saya percaya dan Ini pengalaman yang sangat menakjubkan yang saya alami beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu saya sedang berkendaraan di jalan bebas hambatan 1-75 dekat Dayton, Ohio, bersama dengan isteri dan anak-anak saya. Kami keluar dari jalan bebas hambatan itu di sebuah tempat peristirahatan.
Isteri saya, Barbara, dan anak-anak pergi ke restoran. Saya tiba-tiba merasa butuh meregangkan kaki-kaki saya, sehingga saya menyuruh mereka pergi duluan dan saya katakan akan menyusul mereka kemudian.
Saya percaya dan Ini pengalaman yang sangat menakjubkan yang saya alami beberapa tahun yang lalu. Pada saat itu saya sedang berkendaraan di jalan bebas hambatan 1-75 dekat Dayton, Ohio, bersama dengan isteri dan anak-anak saya. Kami keluar dari jalan bebas hambatan itu di sebuah tempat peristirahatan.
Isteri saya, Barbara, dan anak-anak pergi ke restoran. Saya tiba-tiba merasa butuh meregangkan kaki-kaki saya, sehingga saya menyuruh mereka pergi duluan dan saya katakan akan menyusul mereka kemudian.
Saya
membeli sekaleng minuman ringan, ketika saya sedang berjalan ke toko
Dairy Queen, perasaan mengasihani diri sendiri mulai menyelimuti pikiran
saya. Saya mengasihi Tuhan, tetapi saya merasa kering dan berbeban berat. Hati saya kosong.
Tiba-tiba deringan tak sabar dari sebuah telpon umum terdekat mengembalikan kesadaran saya. Suara dering telpon itu berasal dari kotak telpon umum di sebuah pompa bensin di sudut jalan. Apakah tidak ada orang yang akan menjawab telpon itu?
Suara berisik dari lalu lintas yang ramai ini pastilah menenggelamkan deringan telpon itu karena penjaga pompa bensin terus mengurus para pengendara yang ingin mengisi bahan bakar, tak sadar akan bunyi dering telpon tanpa henti itu.
“Mengapa tidak ada orang yang menjawab telpon itu?” tanya saya.
Saya mulai berpikir. "Mungkin telpon itu penting. Bagaimana kalau telpon itu merupakan panggilan darurat?”
Rasa ingin tahu mulai mengatasi ketidak-pedulian saya. Saya melangkah masuk ke telpon umum itu dan mengangkat gagang telpon. “Halo?” kata saya ringan dan menyedot minuman saya.
Dari seberang sana terdengar suara operator yang berkata, “Ini telpon interlokal untuk Pak Ken Gaub.”
Mata saya terbelalak, dan saya hampir tersedak oleh es batu yang ada di mulut saya. Setelah menelan dengan susah payah, saya katakan, “Anda gila deh!”
Kemudian karena saya menyadari bahwa saya seharusnya tak berkata begitu kepada seorang operator telpon, saya menambahkan, "ini tak mungkin!" Saya sedang berjalan-jalan, tak menunggu telpon umum ini berdering."
"Apakah pak Ken Gaub ada disana?" Operator telp itu menyela.
"Ya, ia ada disini." Sambil memikirkan penjelasan yang masuk akal, saya was-was apakah ada kamera tersembunyi yang melacak keberadaan saya! Apakah saya sedang dikerjai dalam sebuah acara reality show?
Masih kaget dan bingung, saya bertanya bagaimana caranya anda menemukan saya disini?
Saya sedang berjalan-jalan lalu telpon umum ini berdering dan saya mengangkat panggilan telpon ini asal-asalan saja. Mungkinkah anda salah panggil?
"Apakah Pak Gaub ada disana atau tidak?"
"Ya, saya adalah Ken Gaub, setelah saya akhirnya yakin bahwa panggilan telpon ini sungguhan. Kemudian saya mendengar suara lain berkata, " ya, itulah dia orangnya, operator.
Saya mendengarkan seperti orang kebingungan pada suatu suara yang mengenalkan dirinya sendiri, " Saya adalah Millie dari Harrisburg, Pennsylvania. Anda tidak mengenal saya Pak Gaub, tetapi saya sedang putus asa. Tolonglah saya."
"Apa yang saya dapat bantu?" Jawab saya.
Tiba-tiba deringan tak sabar dari sebuah telpon umum terdekat mengembalikan kesadaran saya. Suara dering telpon itu berasal dari kotak telpon umum di sebuah pompa bensin di sudut jalan. Apakah tidak ada orang yang akan menjawab telpon itu?
Suara berisik dari lalu lintas yang ramai ini pastilah menenggelamkan deringan telpon itu karena penjaga pompa bensin terus mengurus para pengendara yang ingin mengisi bahan bakar, tak sadar akan bunyi dering telpon tanpa henti itu.
“Mengapa tidak ada orang yang menjawab telpon itu?” tanya saya.
Saya mulai berpikir. "Mungkin telpon itu penting. Bagaimana kalau telpon itu merupakan panggilan darurat?”
Rasa ingin tahu mulai mengatasi ketidak-pedulian saya. Saya melangkah masuk ke telpon umum itu dan mengangkat gagang telpon. “Halo?” kata saya ringan dan menyedot minuman saya.
Dari seberang sana terdengar suara operator yang berkata, “Ini telpon interlokal untuk Pak Ken Gaub.”
Mata saya terbelalak, dan saya hampir tersedak oleh es batu yang ada di mulut saya. Setelah menelan dengan susah payah, saya katakan, “Anda gila deh!”
Kemudian karena saya menyadari bahwa saya seharusnya tak berkata begitu kepada seorang operator telpon, saya menambahkan, "ini tak mungkin!" Saya sedang berjalan-jalan, tak menunggu telpon umum ini berdering."
"Apakah pak Ken Gaub ada disana?" Operator telp itu menyela.
"Ya, ia ada disini." Sambil memikirkan penjelasan yang masuk akal, saya was-was apakah ada kamera tersembunyi yang melacak keberadaan saya! Apakah saya sedang dikerjai dalam sebuah acara reality show?
Masih kaget dan bingung, saya bertanya bagaimana caranya anda menemukan saya disini?
Saya sedang berjalan-jalan lalu telpon umum ini berdering dan saya mengangkat panggilan telpon ini asal-asalan saja. Mungkinkah anda salah panggil?
"Apakah Pak Gaub ada disana atau tidak?"
"Ya, saya adalah Ken Gaub, setelah saya akhirnya yakin bahwa panggilan telpon ini sungguhan. Kemudian saya mendengar suara lain berkata, " ya, itulah dia orangnya, operator.
Saya mendengarkan seperti orang kebingungan pada suatu suara yang mengenalkan dirinya sendiri, " Saya adalah Millie dari Harrisburg, Pennsylvania. Anda tidak mengenal saya Pak Gaub, tetapi saya sedang putus asa. Tolonglah saya."
"Apa yang saya dapat bantu?" Jawab saya.
Ia mulai menangis. Akhirnya ia dapat mengendalikan dirinya dan melanjutkannya, "Saya hampir saja bunuh diri dan telah menulis surat terakhir, ketika
saya mulai berdoa dan berkata kepada TUHAN bahwa saya sebenarnya tidak
mau bunuh diri.
Kemudian tiba-tiba saya ingat pernah melihat Anda di televisi dan saya pikir seandainya saja dapat berbicara dengan Anda, mungkin Anda dapat menolong saya. Saya tau bahwa hal itu mustahil karena saya tidak tahu bagaimana saya dapat menghubungi Anda. Kemudian beberapa angka datang ke pikiran saya." Wanita itu mulai menangis lagi.
Dan saya berdoa didalam hati memohon hikmat TUHAN untuk menolong wanita itu.
Kemudian tiba-tiba saya ingat pernah melihat Anda di televisi dan saya pikir seandainya saja dapat berbicara dengan Anda, mungkin Anda dapat menolong saya. Saya tau bahwa hal itu mustahil karena saya tidak tahu bagaimana saya dapat menghubungi Anda. Kemudian beberapa angka datang ke pikiran saya." Wanita itu mulai menangis lagi.
Dan saya berdoa didalam hati memohon hikmat TUHAN untuk menolong wanita itu.
Wanita itu melanjutkannya lagi, "Saya melihat deretan angka itu dan berpikir, Mungkinkah saya mendapat mukjizat dari TUHAN." Lalu saya memutuskan untuk mencoba menelpon Anda.
Saya tak habis mengerti bahwa sekarang saya sedang berbicara dengan Bapak, bahkan saya tidak tahu sedang menelpon kemana. Saya hanya meminta operator untuk menekan tombol telpon sesuai dengan deretan angka yang saya tulis di kertas ini.
"Bu, mungkin Anda tidak percaya, tetapi saya sekarang sedang berada di sebuah telpon umum di Dayton, Ohio!"
"Sungguh?" Serunya. Jadi sedang apa Anda sekarang?
Saya tak habis mengerti bahwa sekarang saya sedang berbicara dengan Bapak, bahkan saya tidak tahu sedang menelpon kemana. Saya hanya meminta operator untuk menekan tombol telpon sesuai dengan deretan angka yang saya tulis di kertas ini.
"Bu, mungkin Anda tidak percaya, tetapi saya sekarang sedang berada di sebuah telpon umum di Dayton, Ohio!"
"Sungguh?" Serunya. Jadi sedang apa Anda sekarang?
Saya menggodanya,"Yah, sekarang saya sedang menelpon Anda. Telpon ini berdering ketika saya sedang berjalan-jalan sehingga saya mengangkatnya." Karena saya tahu bahwa pertemuan ini mustahil terjadi tanpa pengaturan TUHAN.
Setelah wanita itu menceritakan keputus-asaannya, hadirat ROH KUDUS membanjiri kotak telpon umum itu dan memberi saya perkataan Hikmat diluar kemampuan saya. Akhirnya wanita itu mau menyerahkan dirinya kepada TUHAN dalam sebuah Doa Pertobatan dan memulai hidup baru.
Saya berjalan keluar dari kotak telpon umum itu dengan perasaan merinding tentang kepedulian Tuhan di surga terhadap setiap anak-anakNYA. Bagaimana mungkin hal ini merupakan suatu peristiwa kebetulan?
Dengan smua telpon umum yang berjumlah jutaan dan kombinasi angka yang tak terhitung, hanya BAPA yang mahatahu yang dapat menyebabkan wanita itu menghubungi kotak telpon umum itu dalam waktu yang tepat.
Dengan melupakan minuman ringan saya sangat Takjud dengan pengalaman ini. Saya berjalan kembali menuju keluarga saya sambil mengira-gira apakah istri saya akan mempercayai kisah saya.
Mungkin saya sebaiknya tidak menceritakan hal ini, saya pikir. Tetapi saya tak dapat menahannya. "Barbara, kamu pasti tidak percaya!" TUHAN tahu dimana saya berada lho!"
Nah sobat, Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
Kau butuh TUHAN mengetahui.
Kau meminta TUHAN mendengarkan.
Kau percaya TUHAN bekerja.
Kau bersyukur TUHAN melimpahkan. Semoga Bermanfaat (lily)
Setelah wanita itu menceritakan keputus-asaannya, hadirat ROH KUDUS membanjiri kotak telpon umum itu dan memberi saya perkataan Hikmat diluar kemampuan saya. Akhirnya wanita itu mau menyerahkan dirinya kepada TUHAN dalam sebuah Doa Pertobatan dan memulai hidup baru.
Saya berjalan keluar dari kotak telpon umum itu dengan perasaan merinding tentang kepedulian Tuhan di surga terhadap setiap anak-anakNYA. Bagaimana mungkin hal ini merupakan suatu peristiwa kebetulan?
Dengan smua telpon umum yang berjumlah jutaan dan kombinasi angka yang tak terhitung, hanya BAPA yang mahatahu yang dapat menyebabkan wanita itu menghubungi kotak telpon umum itu dalam waktu yang tepat.
Dengan melupakan minuman ringan saya sangat Takjud dengan pengalaman ini. Saya berjalan kembali menuju keluarga saya sambil mengira-gira apakah istri saya akan mempercayai kisah saya.
Mungkin saya sebaiknya tidak menceritakan hal ini, saya pikir. Tetapi saya tak dapat menahannya. "Barbara, kamu pasti tidak percaya!" TUHAN tahu dimana saya berada lho!"
Nah sobat, Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
Kau butuh TUHAN mengetahui.
Kau meminta TUHAN mendengarkan.
Kau percaya TUHAN bekerja.
Kau bersyukur TUHAN melimpahkan. Semoga Bermanfaat (lily)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat
kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar