|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 17 Februari 2014

Berkat Google Maps, Setelah 23 Tahun Diculik Anak Bertemu Orangtua Kandungnya

 


Kebajikan ( De 德 ) -  Seorang pemuda, Luo Gang lahir di sebuah kota kecil di Guanggan, Provinsi Sichuan, saat berusia lima tahun diculik ketika dia sedang berangkat ke sekolahnya

Pemuda ini akhirnya bisa pulang ke rumahnya dan bertemu dengan orang tua kandungnya lagi berkat layanan peta Google Maps, setelah diculik 23 tahun yang lalu. Kenangan masa kecil dan populernya mesin pencarian Google membuat Luo Gang (28 tahun) dapat menemukan keluarganya kembali di provinsi Sichuan. 

Ada semangkuk mie di hadapan Luo Gang. Makanan biasa, tapi ia harus menunggu lama untuk mendapatkan masakan buatan ibu kandungnya itu: 23 tahun.

"Makan mie pada hari pertama pulang ke rumah akan membawa keselamatan dan kesehatan," kata Lao, seperti dikutip dari BBC, Senin (2/11/2013). "Aku harap semua baik-baik saja." seperti dikutip dari Liputan6.com

Semangkuk mie dan anak hilang yang akhirnya pulang. Itu adalah akhir membahagiakan dari kisah sedih yang dimulai pada 1990. Kala itu, Luo adalah anak kecil dengan nama Huang Jan, tinggal di Desa Yaojia, Provinsi Sichuan. Ayahnya adalah tukang bangunan dan ibunya punya toko. Ia punya seorang adik laki-laki. Meski sederhana, kehidupannya bahagia.

Hingga suatu hari, semua itu berubah. Ia diculik dan dijual ke sebuah keluarga lain di bagian lain di China. Semuda itu ia tak bisa mengingat nama orangtua kandungnya, juga dari desa mana mereka berasal. 

"Aku sedang dalam perjalanan ke sekolah TK, saat bertemu dengan seorang perempuan dan laki-laki," kata dia. "Kupikir mereka teman ayahku, jadi aku ikut dengan mereka." Luo masih ingat benar, ia dipindah dari satu mobil ke mobil lain. "Kemudian aku diberi tahu sedang berada di Provinsi Fujian." 

Kemudian, Luo yang masih polos dibawa ke Sanming, yang jaraknya 1.500 kilometer dari rumahnya. Di sana ada keluarga lain yang menunggunya. Anak bernama Huang Jan itu diberi nama baru, Luo Gang.

Luo hanya satu dari ribuan anak yang diculik di China setiap tahunnya dan hanya sedikit yang akhirnya bisa kembali pulang. Kebijakan satu keluarga satu anak dan kurangnya aturan adopsi menciptakan pasar gelap anak-anak hasil penculikan.

Awal tahun ini, kepala kepolisian Fujjian mengklaim, lebih dari 10 ribu anak yang dijual pada tahun 2012 hanya di provinsinya.

"Aku sangat takut, namun saat itu aku diculik dan tak punya pilihan," kata Luo, yang awalnya mengira hanya akan tinggal sementara dengan keluarga barunya. Namun, ia akhirnya menyadari, bahwa sudah tak ada peluang untuk bertemu dengan orangtua kandungnya lagi.

Meski orangtua angkat Luo Gang sangat menyayangi dan menganggap dia seperti anak kandung mereka, tetapi keinginan untuk pulang kepada orangtua kandung selalu menghantui pikiran pemuda ini.

Tapi, harapan itu tak lantas pupus. Luo terus mengingat-ingat kenangannya yang makin memudar, dengan harapan bakal menggunakannya suatu hari untuk menemukan akarnya.
Salah satu kenangan yang ada dalam ingatannya adalah, saat kanak-kanak ia bermain di jembatan batu tua di seberang rumah mereka yang kecil dan berlantai ubin. Ia pernah jatuh di jembatan itu. Juga tentang dua anak sungai di sekitar rumahnya, dan tiap pagi berjalan di pematang sawah untuk pergi ke sekolah.

"Aku seperti komputer," kata Luo. "Aku mencoba mengingat kenangan tentang keluarga dan kondisi geografis di sekitar tempat tinggalku -- tapi aku tidak mengerti benar soal namaku."

Orangtua baru Luo belum pernah menjelaskan mengapa mereka mengambilnya, sebelum mereka meninggal dua tahun setelah kedatangannya Begitu pula "kakek" yang membesarkannya setelah itu.

"Saya marah, tapi mereka memperlakukanku cukup baik," kata Luo.


Berkat Intenet Google Maps

Saat dia hilang, keluarga Luo panik bukan kepalang. Polisi yang menangani kasusnya tak berhasil mendapat kemajuan berarti. Ibu dan ayahnya, Dai Jianfang dan Huang Qingyong melakukan segala upaya untuk menemukan putranya kembali, dengan membagi-bagikan selebaran di kota-kota tetangga dan beriklan surat kabar, namun tak berhasil.

Tahun demi tahun berlalu, karena putus asa, pasangan itu akhirnya mengadopsi seorang anak perempuan sebagai pelipur lara. Sembari tetap mencari si anak kandung meski tak segencar sebelumnya. 

Luo yang selesai sekolah dan menjalani pelatihan sebagai pemadam kebakaran tetap ingin bertemu keluarga aslinya.

"Daun yang jatuh akan selalu menemukan jalan mereka kembali ke akar," kata Luo, mengutip salah satu pepatah China.

Ia akhirnya mendaftar ke situs internet buatan pemerintah yang dibuat untuk untuk menyatukan kembali anak-anak yang diculik dan keluarga mereka. Meski seringkali buntu, ia tetap tak menyerah.

Pada bulan Oktober 2012, ketika Luo berusia 27 tahun, ia berpaling ke sebuah situs web yang disebut Baby Come Home, sebuah forum yang menyatukan orangtua dan anak yang diculik, saling menceritakan detil informasi yang mereka miliki. 

Di situs itu, Luo mengungkap hal-hal yang ia ingat di masa kecilnya. "Tinggiku 110 cm," tulisnya. "Bermata besar. Pada tangan kiriku ada bekas luka." 

Ia tak ingat di mana desa asalnya. Ia hanya ingat seorang tetangga pernah bicara dengannya dengan dialek Sichuan. Luo juga memposting foto dirinya yang diambil orangtua angkatnya, tidak lama setelah penculikannya. Dia menambahkan deskripsi sweater merah dengan motif angsa putih, yang digunakan pada hari ia diculik.

Beberapa pengguna menyarankan Luo untuk mengujungi sejumlah desa di Cina yang kemungkinan menjadi tempat di mana dia diculik. Luo kemudian mencari desa tersebut di Google Maps. Akhirnya, ketika Luo tiba di sebuah desa Yaojiaba, kenangannya kembali. 

Dia tidak ragu, bahwa tempat itu adalah kota kelahirannya. Dia kemudian bepergian dan mencari orang tuanya. Dengan bantuan relawan, ia akhirnya bisa pulang. "Saya terbang ke Chongqing dan pada 9 Mei pukul 09.20 aku akhirnya bertemu orangtua kandung. Aku cukup tenang saat itu, tapi ibuku terguncang dan menangis."

Pertemuan Luo dengan kedua orang tuanya beserta kakek-neneknya dirayakan seluruh desa dan disiarkan di Hunan TVPetasan dibunyikan, makanan mewah ditempatkan di meja-meja yang diletakkan di jalan. "Kompornya masih di sini!" kata Luo, masih ingat pengaturan rumahnya di masa lalu.

Kini, meski sudah bertemu orangtua kandungnya, Luo tak lantas melupakan orangtua yang telah membesarkannya selama 23 tahun. "Saya akan menganggap mereka sebagai orangtua, dan saya akan mengunjungi dua keluarga."

Pertemuannya dengan orangtua kandung memungkinkan Luo untuk memenuhi janjinya, karena dia baru akan menikahi pacarnya ketika ia telah menemukan orangtua kandungnya. Pernikahan akan dilakukan tahun depan. 

Di kolom mempelai pria, ada 2 keluarga yang mengundang. Sejauh ini tidak diketahui apakah orangtua angkat Luo Gang akan dikenai dakwaan kriminal karena menculiknya semasa kanak-kanak. Salam kebajikan.


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar