Kebajikan ( De 德 ) - Nun jauh disana, tinggallah si miskin bersama
istrinya di sebuah gubuk. Karena malas dan hanya suka mengkhayal,
kehidupan si miskin tidak pernah berubah. Suatu pagi, seperti biasanya,
si miskin duduk di depan rumah sambil melamun, “Saya sangat ingin jadi
kaya! Jika jadi kaya, pertama-tama apa yang akan saya lakukan ialah…”
Sang
istri tiba-tiba membuyarkan lamunannya,“Suamiku, tetangga desa sebelah
akan menikahkan anaknya, saya pergi membantu, lumayan dapat sedikit uang
belanja, beberapa hari lagi saya akan pulang.”
Si
miskin kembali lagi termenung, melamun…. Tibatiba dia dikejutkan lagi
oleh sebuah suara, “Apakah anda sungguh ingin menjadi kaya?”.
“Ssssiapa…, siapa yang sedang berbicara? Kamu..ka..kamu siapa? Kamu mau
berbuat apa?”.
Dihadapannya muncul sesosok makhluk berjubah hitam,
sambil memegang tongkat besar, sang makhluk berkata, “Saya mempunyai
sebuah kantong ajaib, bisa membuat anda menjadi kaya”. Dari jubahnya,
makhluk tersebut mengeluarkan sebuah kantong.
Si miskin yang masih belum hilang rasa terkejutnya menyahut, “Sssungguh bisa membuat saya menjadi kaya?
Makhluk
misterius itu berkata, “Kantong ajaib ini selamanya akan menyisakan
sebatang emas, tidak akan habis diambil, ketika anda merasa batang emas
telah cukup, maka buanglah kantong ajaib ini ke sungai, barulah anda
boleh membelanjakannya”. Seketika itu juga sang makhluk berubah menjadi
asap dan menghilang, hanya tinggal sebuah kantong tergeletak di atas
tanah.
Si miskin termenung sesaat, sambil
mengamati kantong tersebut, dia berpikir, “Benar atau tidak ya? Apa
salahnya dicoba dulu”, lalu dia memunggutnya, “Wah! ternyata sungguh
batang emas”.
Si miskin itu tertawa sangat
gembira. Semalaman dia terus menerus mengambil batang emas tersebut.
“Sungguh beruntung sekali, akhirnya saya dapat menikmati segala macam
makanan yang enak dan mahal, ha ha ha !”.
Keesokan
harinya, si miskin berjalan ke tepi sungai, bersiap siap melemparkan
kantong ajaib. Namun sifat serakah muncul dipikirannya, dia pun
berpikir, “Batangan emas sebelumnya masih belum cukup untuk membeli
sebuah istana! Tidak boleh, masih belum boleh membuangnya, batang emas
harus diambil sehari lagi barulah cukup, besok pagi saya pasti
membuangnya”.
Lalu si miskin pulang kembali ke rumah, melanjutkan
mengambil emas dari kantong ajaib semalaman. Saking asyiknya, diapun
tidak merasa lapar maupun haus.
Pagi hari ke 2, si
miskin kembali berjalan ke tepi sungai, bersiapsiap melemparkan kantong
ajaib. Namun dia pun berpikir lagi, “Ah, batang-batang emas tersebut
apakah cukup untuk saya seumur hidup? Jika sekarang saya membuangnya ke
sungai, nanti pasti akan menyesal, bagaimana ya? Ah, aku menahan lapar
sehari lagi saja, besok saya sudah bisa menggunakan emas tersebut.
Ha..ha..”
Demikianlah, sehari demi sehari si
miskin menunda melemparkan kantong ajaib ke sungai. Dengan suara lemas
dan mata menerawang, si miskin masih berpikir, “Tidak lapar, tidak
lapar, sebentar lagi mau makan enak! Sekarang tambah sedikit lagi
batangan emas, saya masih ingin mencari pembantu untuk membersihkan
istanaku.”
Beberapa hari kemudian, sang istri
pulang ke rumah. “Suamiku, saya telah pulang. Bukalah pintu!”, setelah
lama memanggil, sang suami tak juga membukakan pintu. Si istri mencoba
mendorong pintu, “Kenapa pintu ini tidak bisa terbuka?”. Sang istri
tidak bisa membuka pintu karena terhalang oleh batangan emas, dan si
miskin telah meninggal kelaparan ditumpukan batang emasnya.
Hendaknya kita dapat mengambil hikmah dari kehidupan si miskin, bahwa bila
kita selalu menuruti sifat serakah, rasa puas senantiasa tidak akan
terpenuhi, maka kegembiraan pun akan berjalan pergi. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar