|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 10 Februari 2014

Kisah Nyata Pengorbanan Adik Kepada Kakaknya Demi Meringankan Beban Orangtuanya

 



Di Funan, baru-baru ini ada seorang remaja di China yang dilaporkan bunuh diri agar tidak menjadi beban bagi kedua orang tuanya untuk membiayai pengobatan mereka berdua dan bisa fokus untuk menyelamatkan nyawa sang kakak yang tengah sakit parah. 

Kisah pengorbanan seorang adik kepada kakaknya ini telah menjadi headline di berbagai media di China. Bersamaan dengan itu, bantuan untuk Honghui dan keluarganya langsung berdatangan. Bahkan di akhir tahun 2012, seorang donor yang organnya cocok dengan Honghui berhasil ditemukan.

Seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (25/1/2014), dan dikutip dari detiknew, Honghui yang kini berusia 23 tahun berhasil menjalani operasi transplantasi ginjal dan tengah memasuki masa pemulihan.

Kisah ini berawal dari sebuah keluarga, dimana Gao Chuanyao dan istrinya Zheng Tingxia hidup bersama kedua putra mereka, Honghui (20) dan Hongtao (18). Tampak kehidupan mereka yang begitu sempurna dan bahagia. 

Apalagi kedua putra mereka menduduki peringkat tertinggi di kelas dan rumah baru mereka hampir selesai dibangun di daerah Funan, provinsi Anhui, China. Namun musibah tiba-tiba datang menghadang pada tahun 2010, ketika si anak tertua, Honghui didiagnosis dengan uremia, atau salah satu gejala gagal ginjal setelah sebulanan sakit keras.

Dokter mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa Honghui adalah dengan transplantasi ginjal. Ketika Ayah ibu mereka, Chuanyou dan Zheng Tingxia baru bisa menerima keadaan itu, mereka kembali dikejutkan dengan kabar bahwa sang adik, Hongtau juga mengidap penyakit yang sama dengan kakaknya.

Demi menanggung biaya pengobatan keduanya, Chuanyou pun menjual hampir seluruh properti mereka, termasuk rumah yang baru mereka bangun untuk membiayai perjalanan mereka berkeliling China untuk mendatangi berbagai institut kesehatan yang sekiranya bisa membantu mereka.


Beruntung ketika mereka kehabisan uang, para guru dan rekan-rekan Honghui dan Hongtau beramai-ramai menyumbang 10.000 poundsterling (sekitar Rp 200 juta) untuk pengobatan keduanya. Tapi ini tidak cukup.


Honghu
Dokter juga telah berupaya mencocokkan organ Chuanyou dan Tingxia, siapa tahu ada yang bisa didonorkan kepada salah satu atau kedua putra mereka. 

Ternyata jaringan sang ayah tak cocok, sedangkan sang ibu yang jatuh sakit semenjak mengetahui keadaan kedua putranya, membuatnya sulit untuk menjadi donor. Bahkan demi kelanjutan pengobatan anak-anaknya, kedua orang tua malang ini sampai mengemis di jalanan.

Melihat hal yang menyedihkan ini, Hongtao tak tega melihat kedua orang tuanya yang bersusah payah demi mereka. Hingga pada suatu hari Hongtao tiba-tiba mengunci dirinya di kamar. Ternyata ia memutuskan untuk bunuh diri dengan minum pestisida dan merasakan sakit dan mati perlahan-lahan. 

Di sebelah jenazahnya ditemukan sepucuk surat yang berisi, "Mengurus kami berdua tentulah sangat memberatkan ayah, untuk itu aku harap sekarang ayah dapat berkonsentrasi pada pengobatan kesembuhan kakak. Bila ia bisa bertahan hidup, aku hanya ingin ia mengabarkannya padaku dan aku pun akan tenang". 

Ayah mereka mengatakan bahwa dirinya masih sedikit menyesalkan kepergian anak bungsunya. Andai mereka bisa bersama hingga kini. Namun semuanya sudah terjadi dan mereka hanya bisa menjalaninya saja, sambil memenuhi keinginan terakhir Hongtao, yaitu membuat Honghui sehat kembali.

Sang ibu, Zheng Tingxia yang meratapi kematian Hongtao di depan pusaranya (Foto: Daily Mail)
Mirisnya, setelah berita kematian Hongtao ini menjadi headline di berbagi media, donor ginjal baru membanjiri Honghui dan orang tuanya, setelah sekian lama mereka mencoba mencari dan tak menemukan donor itu. Namun berkat itu juga, Honghui kini berhasil sembuh dan menemukan donor ginjal yang sesuai. 
 
Memang sangat disayangkan, tapi begitulah hidup ini. Andai waktu bisa diputar kembali dan Hongtao bisa sembuh bersama dengan Honghui. Namun terkadang, demi untuk meringankan beban orangtuanya dan rasa persaudaraanlah yang membuat Honghui menjadi berpikir singkat dengan jalan yang di luar logika. 

Suatu pengorbanan saudara yang pantas dihargai dimasa sekarang ini, semoga Hongtao bisa beristirahat dengan tenang, karena pengorbanannya pada kakaknya tidaklah sia-sia. Semoga Hongtao bisa diterima disisi Tuhan yang Maha Kuasa. Salam kebajikan   


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar