Kebajikan (De 德) - Dalam kisah tentang asal muasal kue Tart (kue ulang tahun), masyarakat Eropa pada abad pertengahan percaya bahwa ulang tahun adalah hari atau saat yang paling rentan bagi jiwa dirasuki iblis.
Karena itu, pada saat ulang tahun, kerabat maupun para sahabat akan berkumpul untuk memanjatkan doa dan memberi hadiah berupa kue Tart (kue ultah) dengan maksud memberkati sekaligus mengusir roh jahat, seperti dilansir dari Secretchina.
Kue Tart atau kue ulang tahun, awalnya hanya raja yang berhak menikmatinya, namun, setelah tersebar hingga sekarang, baik orangtua maupun anak-anak semuanya boleh menikmati Tart yang indah dan lezat di saat ultah, serta mendapatkan berkat (doa) dari para sahabat, handai taulan dan keluarga.
Asal muasal kue ulang tahun
Kue ulang tahun paling awal terbuat dari beberapa bahan sederhana, kue-kue ulang tahun ini merupakan simbol takhayul gaib dan mitos agama kuno. Pada rute perdagangan awal rempah-rempah diimpor dari Timur Jauh ke Utara. Buah-buahan seperti jeruk, jujube, ficus carica hingga parfum dan sebagainya semuanya diimpor dari Timur Tengah, sedangkan tebu diimpor dari negeri Timur dan Selatan.
Pada masa kegelapan di Eropa, bahan-bahan eksotis ini hanya boleh dimiliki oleh biksu dan rahib serta kaum bangsawan, kue yang mereka buat adalah kue madu dan kue kering yang keras dan datar. Dan secara perlahan-lahan, seiring dengan banyaknya arus perdagangan, akhirnya kebiasaan makan minum masyarakat negeri Barat juga ikut berubah secara drastis.
Dari para prajurit yang pulang dari Perang Salib dan pedagang Arab, kemudian menyebarkan penggunaan rempah-rempah dan resep masakan Timur Tengah. Di beberapa pusat komersial utama Eropa Tengah, dibentuklah asosiasi tukang roti.
Pada akhir abad pertengahan, rempah-rempah telah digunakan secara luas oleh para hartawan di berbagai tempat di Eropa, dan secara perlahan-lahan pembuatan kue pun semakin bervariasi dan penuh imajinasi.
Ulang tahun dan Tart
Sebelum meniup lilin di atas tatakan kue ulang tahun, selalu ada yang menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" bagi mereka yang merayakannya. Lyrick dan lagunya sederhana dan mudah dinyanyikan, bahkan bocah 3 tahun saja bisa menyanyikannya tanpa ragu.
Awalnya lagu ini berjudul "Selamat Pagi", yang diciptakan pada 1893 oleh kakak beradik bernama Mildred Hill dan Patty Smith Hill. Orangtua mereka adalah sepasang suami istri asal Kentucky, AS yang berwawasan luas.
Mereka yakin, bahwa pendidikan kaum perempuan pada pertengahan abad ke-19, hal ini masih merupakan pandangan yang ganjil mendidik kedua putrinya menjadi pendidik. Kedua Kakak beradik ini, khususnya Patty, sejak awal sudah mengecap pendidikan dasar.
Sebagai pioneer (pelopor) pendidikan anak-anak, Patty telah membuat prestasi yang mengagumkan, selama beberapa dasawarsa telah menjadi juru bicara utama bagi sektor pra sekolah. Sejak 1905 hingga 1935, ia mengajar di Teachers College, Columbia University, sampai ketika pensiun menjadi salah satu profesor kehormatan perempuan yang paling awal.
Dalam jamuan pesta ulang tahun juga harus menancapkan nyala lilin di atas kue ulang tahun. Hal ini mungkin berawal dari kebiasaaan Yunani Kuno yang menancapkan sebatang lilin di atas kue ulang tahun untuk menyembah Bulan dan Artemis (Dewi Perburuan).
Namun, setelah tukang roti berkebangsaan Jerman menemukan kue ulang tahun modern pada abad pertengahan, orang-orang lantas menggunakan suatu tradisi serupa, yakni memanjatkan doa kepada Dewa kebahagiaan saat ulang tahun.
Menancapkan lilin di sekeliling kue ulang tahun, layaknya sebuah bola api pelindung. Lilin dibiarkan menyala sepanjang hari sampai saat makan malam hingga makanan penutup (kue ulang tahun).
Tradisi meniup lilin mungkin berhubungan dengan makna ganda lilin dan ulang tahun. Ada yang percaya, bahwa setiap ulang tahun menyatakan selangkah lebih dekat pada kematian. Yang kita berkati (doa) dalam jamuan pesta ulang tahun itu tidak hanya sebatas pada pertumbuhan kita, tetapi juga singkatnya hidup.
Jadi, ulang tahun dan lilin melambangkan makna ganda : hidup dan kematian, harapan dan ketakutan, mendapatkan dan kehilangan dan sebagainya. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar