KEBAJIKAN ( De 德 ) - Nama Ma Zimei cukup dikenal di desa tempat tinggalnya, desa Xiliuzhuang, China. Wanita ini dikenal karena mengikat dan mengurung anak perempuannya yang masih berusia 12 tahun.
Putri Ma Zimei seringkali marah tanpa kendali tanpa sebab, jika sudah marah, dia bisa menyerang orang lain bahkan menggigit. Inilah kisah nyata yang cukup menyedihkan sekaligus memilukan. Seorang ibu terpaksa mengikat anaknya agar tidak membahayakan orang lain.
Dulu Bersikap Normal, Mulai Marah Tak Terkendali 2 Tahun Lalu
Jika Anda melihat gambar-gambar dalam artikel, Anda mungkin berpikir bahwa Ma Zimei adalah ibu yang kejam. Namun wanita berusia 42 tahun ini hanya punya satu cara untuk mengamankan orang-orang dari putrinya, Qi Yiting. Jika Qi Yiting sudah marah, dia bisa hilang kendali dan melukai orang lain. Maka Ma Zimei tidak punya cara lain selain mengikat putrinya dan mengurung di sebuah kamar.
Awalnya, Qi Yiting adalah anak perempuan yang baik dan tidak menunjukkan tanda aneh. Namun dua tahun yang lalu, saat sedang mencuci di luar rumah, Qi Yiting tiba-tiba berlari ke arah neneknya dan menggigit wanita tua itu.
"Saat itu para tetangga berhasil menahan dia, tapi setelah itu ada beberapa insiden lain di mana putri saya mengamuk tidak terkendali," cerita Ma Zimei.
Dokter Tidak Tahu Apa Penyebab Kemarahan Qi Yiting
Sebagai seorang ibu, tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Sehingga Ma Zimei memutuskan memeriksakan kesehatan putrinya ke beberapa rumah sakit.
"Saya sudah membawanya ke beberapa rumah sakit, tetapi mereka tidak bisa menjelaskan penyebab kejadian ini. Sekarang, cara satu-satunya untuk membuat dia aman adalah mengikatnya. Jika tidak, dia akan marah dan menyerang orang lain, bahkan menendang mereka," lanjut Ma Zimei.
Sejak Sering Marah, Ayah Qi Yiting Meninggalkan Keluarga Ini
Kondisi ini membuat Qi Yiting terisolasi, banyak orang yang takut berada di dekatnya. Gadis ini tidak bisa lagi sekolah dan bergaul dengan teman-temannya. Satu fakta yang cukup menyedihkan adalah kepergian ayah Qi Yiting. Setelah tahu putrinya sering mengamuk, pria itu meninggalkan istri dan anak perempuannya begitu saja, sekaligus meninggalkan banyak hutang. Hal ini membuat Ma Zimei sering menangis karena tertekan.
Jika putrinya menangis, Ma Zimei juga menangis karena tidak tega
"Saya sendiri tidak bisa mendapatkan pekerjaan, karena saya tidak bisa meninggalkan putri saya sendirian atau dengan neneknya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan karena saya semakin tua, saya tidak bisa terus merawatnya dan putri saya semakin kuat saat mengamuk. Saya tidak punya cara lain, selain mengikatnya," tutup Ma Zimei.
Sejauh ini, belum ada perkembangan dari kondisi Qi Yiting. Ma Zimei masih mengandalkan lahan orang tuanya sebagai sumber penghasilan dan uang dari pemerintah. Semoga saja kisah ini membuat banyak orang mau mengulurkan tangan membantu keluarga ini. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar