|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 30 Juli 2014

Kunci Sukses Pernikahan, Rela Berkorban dan Berbagi Tanggung Jawab

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Terungkap dari hasil penelitian belakangan ini, orang Amerika tidak lagi mendudukkan anak sebagai penentu utama keberhasilan pernikahan, lalu apa? Selain persyaratan materi, unsur apa saja yang dapat mendorong kedua belah pihak untuk rela berkorban, memperkokoh hubungan emosional dan menstabilkan pernikahan?

1. Berbagi tanggung jawab urusan rumah tangga yang sepele

Laporan sebuah survey tentang pernikahan yang berhasil di Amerika mengungkap: selain persyaratan material, salah satu kunci keberhasilan pernikahan adalah secara bergilir membersihkan rumah, membuang sampah secara berkala, memandikan anjing! 


Sejak 1990, prosentase orang Amerika yang beranggapan bahwa anak berperan sangat penting dalam keberhasilan pernikahan telah me-nurun dengan drastis, sekarang ini semakin banyak orang Amerika yang beranggapan bahwa berbagi tanggung jawab urusan rumah tangga yang sepele barulah merupakan kunci keberhasilan pernikahan.

Associated Press Amerika melaporkan, sebuah temuan hasil penelitian Pew Research Center tentang pernikahan dan mengasuh anak menunjukkan, semakin banyak orang dewasa Amerika beranggapan bahwa berbagi tanggung jawab mengurus rumah tangga sangatlah penting, menduduki peringkat ketiga dari sembilan unsur keberhasilan pernikahan. 


Tingkat kepentingannya bahkan melebihi peringkat anak, anak menduduki peringkat ke delapan. Di luar dugaan bahkan peringkatnya berada di bawah berbagi tanggung jawab urusan rumah tangga yang sepele, tempat tinggal yang memuaskan, penghasilan yang berlimpah, kehidupan seks yang menyenangkan dan setia.

Dalam survei nilai-nilai pada 1990, anak menempati peringkat ke tiga dari unsur-unsur di atas, pada masa itu 65% orang Amerika beranggapan anak merupakan faktor yang sangat penting dalam kebahagiaan pernikahan. Namun pada survey terbaru justru tersisa hanya 41% yang memiliki pandangan serupa. Tetapi saat ini 62% dari mereka beranggapan berbagi tanggung jawab urusan rumah tangga malah sangatlah penting, melampaui survei 1990 yang hanya 47%.

2. Para ahli mencemaskan turunnya tingkat penting seorang anak

 
Prof. Virginia Rutter, guru besar sosiologi di Framingham State College yang merupakan anggota Dewan Pengurus Badan Riset Rumah Tangga Kontemporer menyebutkan bahwa perubahan pandangan seperti ini sebagian mungkin disebabkan oleh kurang bagusnya kebijakan pemerintah Amerika untuk memberikan subsidi yang memperhatikan kesejahteraan anggota keluarga dalam bekerja, seperti cuti melahirkan yang tetap dibayar dan tunjangan anak.

Ketika membahas kaum pasangan muda pekerja dalam mempertimbangkan tantangan kehadiran anak menyatakan: “Bila kita memperhatikan rumah tangga… seharusnya kita merubah lingkungan hidup mereka.”

Survey ini dilakukan per telepon secara acak, mulai pertengahan Pebruari sampai dengan pertengahan Maret yang meliputi 2020 pasangan dewasa.

Penelitian tersebut mengungkap: orang dewasa berkulit putih yang telah menikah adalah 80%, sedangkan keturunan Spanyol yang telah menikah adalah 70%, orang berkulit hitam hanya 54%.

Bagi orang yang telah menikah, orang berkulit hitam tingkat perceraiannya 38% dan orang berkulit putih tingkat perceraiannya 34%, mereka lebih mudah bercerai dibandingkan dengan keturunan Spanyol yang tingkat perceraiannya hanya 23%.

3. Berbagi tanggung jawab dan rela berkorban bagi pasangan

 
Anda ingin memperbaiki hubungan suami istri? Maka lakukanlah pekerjaan cuci mencuci dan harus dilakukan setulusnya untuk pasangan Anda.

Anda ingin melakukan sesuatu untuk suami (istri)? Apakah hal ini penting bagi hubungan pernikahan?

Menurut penelitian baru yang dilakukan oleh asisten prof. Heather Patrick dari Rochester College, jawabannya adalah ya! Mau berbagi dan rela berkorban sangatlah penting.

Hasil penelitian tersebut menyatakan : bila Anda dapat berkorban bagi belahan hati Anda (suami atau istri), baik berkorban sedikit (seperti menanak nasi baginya) ataupun berkorban besar (misal agar dia mendapatkan pekerjaan atau rumah yang diidamkan sehingga menemaninya berpindah tempat tinggal ke kota lain atau lain propinsi), semua ini sangat berarti, karena Anda setulusnya ingin berkorban.

Untuk mendapatkan salah satu jawaban terhadap kesulitan paling umum dalam hubungan romantik, Heather mensurvey 266 laki-laki dan perempuan yang telah mempunyai pasangan, dan merekam perilaku timbal balik antar mereka selama dua minggu. Perilaku timbal balik ini menyangkut antara lain, karena mempertimbangkan pasangan, atau mempertimbangkan hubungan kedua belah pihak, sehingga rela berkorban atau mengalah.

Heather menemukan juga, mereka yang karena rela berkorban untuk pasangan, bukan karena tekanan atau tanggung jawab untuk melakukannya, setelahnya akan merasa lebih puas terhadap hubungan kedua belah pihak, bahkan lebih mempunyai rasa tanggung jawab, hubungannya pun juga lebih intim. Salam kebajikan (Li Qingyi/The Epoch Times)

1 komentar:
Write komentar
  1. pernikahan merupakan suati ikatan yang penuh tanggungjawab dan penuh keindahan. terimakasih informasinya

    BalasHapus