KEBAJIKAN (De 德) - Zhu Yongchun (朱用纯) 1617-1689 adalah seorang filsuf China yang terkenal. Beliau menulis 506 kata petuah sebagai saran kepada penerusnya. Beberapa kalimat dari petuah tersebut menjadi paling banyak diulang dan dipelajari.
Dia berkata, “Untuk setiap mangkuk yang kamu minum atau setiap butir nasi yang kamu makan, kamu harus ingat seberapa sulit bagi petani untuk menghasilkannya. Untuk setiap helai sutra yang kamu pakai dan setiap benang yang kamu gunakan, kamu harus ingat seberapa sulit orang bekerja untuk membuatnya.”
Ada kisah seorang bernama Mr. Stevens, ia tinggal di sebuah kota di Amerika. Dia adalah seorang programmer dan bekerja di sebuah perusahaan perangkat lunak selama 8 tahun. Dia selalu merasa bahwa dia dapat menyelesaikan kariernya di perusahaan itu sampai pensiun.
Tetapi secara tiba-tiba perusahaan tersebut bangkrut. Anak ketiganya baru saja lahir dan dia harus segera mencari pekerjaan. Akan tetapi setelah sebulan mencari kerja, dia belum dapat menemukan sebuah pekerjaan. Dia tidak mempunyai keahlian lain selain menjadi seorang programmer.
Akhirnya dia menemukan sebuah perusahaan software yang sedang mencari seorang programmer di surat kabar. Banyak orang telah melamar untuk posisi yang sama, dan persaingan sangat tajam. Setelah melewati wawancara pertamanya, perusahaan itu menyuruhnya untuk mengikuti ujian tertulis seminggu setelahnya. Dengan pengetahuan spesialis-nya, dia melewati ujian tertulis dengan mudah.
Dua hari kemudian, dia pergi untuk wawancara selanjutnya. Pada saat dia berangkat, dia sangat yakin bahwa dia dapat melakukannya dengan baik karena bagaimanapun dia adalah seorang programmer yang handal.
Akan tetapi pada saat wawancara kerja tersebut, pihak pewawancara tidak menanyakan mengenai pertanyaan teknis. Akan tetapi, mereka bertanya tentang ke manakah arah industri perangkat lunak ini akan berkembang.
Dia belum pernah berpikir mendapat pertanyaan seperti itu sebelumnya, dan tidak mempunyai sebuah jawaban yang bagus. Beberapa hari kemudian, dia diberitahu kalau dia tidak mendapatkan pekerjaan tersebut.
Meskipun dia tidak mendapatkan pekerjaan tersebut, Mr. Stevens berpikir bahwa dia telah belajar banyak selama proses wawancara kerja tersebut. Dia memutuskan menulis surat untuk menunjukkan penghargaannya.
Dia menulis sebuah surat yang panjang kepada perusahaan tersebut. Dia berkata, “Saya ingin berterima kasih untuk tenaga dan sumber daya lainnya yang telah dipergunakan untuk memberikan kepada saya kesempatan berpartisipasi dalam ujian tertulis dan wawancara. Meskipun saya tidak diterima, melalui proses lamaran kerja ini, saya telah belajar hal-hal baru mengenai industri perangkat lunak. Terima kasih atas segala kerja yang telah kalian lakukan untuk lamaran kerja saya. Sekali lagi terima kasih.”
Perusahaan ini belum pernah menerima surat seperti ini sebelumnya dari seorang pelamar kerja yang tidak diterima. Surat ini disampaikan ke berjenjang-jenjang pemimpin perusahaan tersebut, dan akhirnya sampai ke meja dari presiden perusahaan tersebut. Setelah dia membaca surat tersebut. Dia tidak berkata apa-apa, tetapi menyimpan surat tersebut dalam laci kerjanya
Tiga bulan kemudian, pada saat hari Natal, Mr. Stevens menerima kartu yang indah, sebuah kartu selamat tahun baru. Kartu tersebut dikirimkan oleh perusahaan perangkat lunak di mana Mr. Stevens mengirimkan surat ucapan terima kasihnya.
Dalam kartu itu tertulis, “Mr.Stevens, kami ingin mengundang Anda untuk merayakan liburan tahun baru bersama kami”. Akhirnya, ketika perusahaan tersebut mencari tenaga kerja baru, presiden dari perusahaan tersebut dengan cepat langsung berpikir kepada Mr. Stevens karena suratnya tersebut.
Perusahaan perangkat lunak tersebut ialah Microsoft Corporation. Setelah bekerja di perusahan tersebut lebih dari 12 tahun, karier Mr. Stevens melejit ke posisi wakil presiden perusahaan.
Meskipun semua orang mengetahui mengenai rasa bersyukur dan berterima kasih adalah sebuah kualitas moral, baik pada masyarakat yang dipenuhi dengan keuntungan materi, dalam sebuah lingkungan di mana kita percaya bahwa uang dapat berbuat segalanya, kita lupa akan rasa bersyukur.
Ketika kita bisa melihat segala dengan rasa berterima kasih dan bersyukur, meski ketika kita mengalami kegagalan, hidup ini akan tetap indah dan menyenangkan. Bersyukur adalah rasa yang dalam, dia dapat menguatkan karakter seseorang. Bersyukur adalah awal dari kebahagiaan dan juga puncak dari keberhasilan.
Karena dengan bersyukur kita menghargai hubungan yang telah ditakdirkan dan keberuntungan baik. Secara terus menerus mempertahankan rasa syukur akan memberikan keuntungan terbesar tidak saja kepada orang lain, tetapi kepada diri kita sendiri. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar