|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 21 Agustus 2014

Kepatutan Moral

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Seorang manusia yang tinggal di dunia harus bisa mengembangkan diri dan berlatih kepatutan moral. Dia harus bisa membantu orang-orang dan berbuat baik kepada masyarakat. Untuk menjalankan sebuah rumah tangga, ia berharap untuk membawa kebahagiaan bagi keluarganya. Untuk menjalankan sebuah negara, ia berharap untuk membawa kemakmuran bagi bangsanya.

Seorang manusia yang bisa menghargai hidupnya, tidak melekat sama sekali dengan harta. Dia akan menghindari bahaya dan tidak menempatkan dirinya sendiri dalam bahaya. Juga ia tidak merusak kesehatannya oleh keinginan yang tak terpuaskan atau kehancuran yang difitnah oleh orang lain.

Namun, ia tidak akan menyesal jika ia terluka karena ia bertindak dengan benar, keluar dari kebaikan, atau keluar dari pengabdian berbakti. Dia siap untuk memberikan nyawa-Nya untuk melindungi keluarganya, dan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan negaranya.

Bagi setiap orang, segala sesuatu terdiri dari dua sisi yaitu materi dan spirit. Moral sebagai sesuatu yang eksis secara objektif, sesungguhnya ia eksis dalam dunia spiritual manusia yang “datang bersamaan di saat manusia dilahirkan”. Ini bukanlah sebuah masalah sepele, mungkin saja memiliki sumber muasal yang luar biasa.

Seumpama, pada umumnya setiap orang ketika pertama kali berbuat jahat, seringkali akan merasakan perasaan berbuat dosa atas pelanggaran hati nuraninya. Ada juga yang merasakan kehampaan hati seperti melewati sang waktu dengan sia-sia.

Walaupun perasaan itu tidak dapat dilihat dan diraba, akan tetapi ketika ia muncul, sering kali rasa penyesalan dan menyalahkan diri sendiri tersebut adalah sangat nyata, dan bersumber dari lubuk hati terdalam, secara naluri dan berasal dari “diri sendiri yang sesungguhnya.

Hati nurani bawaan lahir dan perasaan diri sendiri yang sesungguhnya, belum tentu tidak lebih nyata dari “rasa sentuhan” dan “penglihatan”, lagi pula ia eksis secara umum pada manusia, tidak mungkin eksis tanpa sebab.

Kita tidak ada alasan untuk tidak memperhatikan unsur moral yang telah timbul tersebut, karena ini barulah berhubungan langsung dengan “diri sendiri yang sesungguhnya”.

Bicara sampai di sini, dengan memadukan dua sisi spiritual dan moralitas tersebut, marilah kita menengok sejenak ilmu pengetahuan modern, terutama ilmu pengetahuan di negeri-negeri barat. Terdapat sebuah dogma yang tersohor dan tersebar luas, yaitu materi menentukan kesadaran, fondasi ekonomi menentukan supra struktur. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar