|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 17 Agustus 2014

Model Bisnis Berdasarkan Moralitas

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Konfusius percaya bahwa, meskipun setiap orang menginginkan menjadi kaya dan atau terkenal, namun kebajikan dan standar morali­tas yang tinggi adalah lebih penting.

Banyak ragam model bisnis yang ada di kalangan masyarakat saat ini. Beberapa diantaranya menekankan inovasi, cara bersa­ing, memanfaatkan berbagai saluran, mempelajari rincian laporan, efisiensi pelaksanaan, organisasi yang tepat, kecepatan dalam pena-nganan, dan lain-lain.

Metode ini bertujuan agar bagaimana dengan cepat membangun kekayaan dalam menghadapi persaingan yang ketat. Dalam lingkungan tersebut, dapat­kah orang dengan standar moralitas yang tinggi meraih sukses? Jawabannya adalah "ya".

Ada empat industrialis teladan di Jepang, salah satunya Kazuo Inamori, pendiri Kyocera Group dan CEO Japan Airlines saat ini. Kazuo memulai usahanya dari nol dan berhasil mendirikan dua perusahaan Fortune 500 - Grup Kyoce-ra dan perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Jepang, KDDI. Selama 47 tahun sejak pendirian­nya, Grup Kyocera tidak pernah mengalami kerugian, ini sebuah prestasi yang luar biasa.

Ketika ditanya tentang rahasia kesuksesannya, Kazuo memiliki jawaban yang sangat sederhana. Ia percaya bahwa hal yang paling penting dalam hidup adalah mengajukan pertanyaan, "Mengapa kita di sini?" 


Jawabannya adalah, "Kita di sini untuk meningkatkan kuali­tas karakter. Kita menginginkan menjadi orang yang bermoral lebih baik daripada ketika kita dilahir­kan, selain itu tidak ada tujuan lain. Untuk memahami mengapa kita di sini, kita perlu mencari jalan yang benar." 

Ia percaya bahwa tidak ada perbedaan antara bagaimana kita bersikap dalam kehidupan kita sehari-hari dan bagaimana melaku­kan bisnis.

Pandangan Kazuo berakar dari budaya tradisional Timur, khusus­nya budaya Buddhisme. Filosofi dari Konfusius dan Buddhisme menjadi dasar dari kebijaksanaannya. Ia percaya bahwa membangun bisnis dilakukan oleh manusia, itu­lah sebabnya standar karakter dan moralitas manusia menjadi sangat penting. 


Jika seorang manusia tidak bermoral, maka dia tidak bisa mem­bangun bisnisnya dengan baik. Oleh karena itu, ia harus meningkatkan karakternya sendiri agar bisnisnya berjalan lancar. Oleh karena itu, rahasia kesuksesan adalah mening­katkan karakter seseorang.

Kazuo berusia 27 tahun ketika mendirikan Kyocera Group. Dia tidak punya pengalaman pada saat itu dan tidak tahu bagaimana untuk menjalankannya. Dia memutuskan untuk mengikuti nasihat orang tua dan guru-gurunya mengenai pentingnya kejujuran, kerendahan hati, kepercayaan, rasa syukur, ketulu­san, toleransi, kesabaran, integri­tas, keadilan, rasa hormat, men­jadi penuh perhatian, rajin, hemat, mampu mengatasi kesulitan, tidak menyimpan dendam atau iri hati, mengingat bahwa kerugian dapat berubah menjadi keuntungan, dan lain-lain, konsep-konsep ini semua adalah standar dasar moralitas.

Ia menemukan jawaban atas semua masalah berdasarkan apakah mere­ka benar atau salah, baik atau jahat. Singkatnya, penilaiannya didasar­kan sepenuhnya pada hati nurani-nya. Dia memimpin perusahaannya untuk sukses dengan mengambil jalan yang benar.

Orang dahulu percaya bahwa kehidupan, kematian, kekayaan, dan status sosial seseorang bisa diraih berdasarkan pada nasib. Dasar dari kehidupan adalah keadilan dan moralitas. Keberuntungan yang diperoleh adalah suatu ukuran perilaku moral seseorang.

Ke­mampuan untuk mengumpulkan kekayaan adalah hasil dari menjadi baik secara moral. Meskipun ber­perilaku adil dan benar secara moral tidak langsung dapat menjamin meraih kekayaan dalam kehidupan saat ini, namun orang-orang yang bermoral buruk pasti mengundang kemiskinan dan bencana ke dalam kehidupan mereka. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar