KEBAJIKAN ( De 德 ) - Perayaan Pertengahan Musim Gugur, (Mid Autumn Festival atau Zhong Qiu Jie (中秋节), juga dikenal sebagai Festival Kue Bulan yang diadakan setiap tanggal 15 bulan delapan menurut kalender Imlek.
Dalam sepanjang tahun, pada hari itulah bulan paling bulat dan paling terang, karena jarak bulan yang dekat dengan bumi, berdampingan dengan batas langit dan bersinar kemerahan, yang melambangkan bersatunya antara pria (matahari) dan perempuan (bulan), seperti Yin dan Yang dalam tradisi Tionghoa.
Perpaduan unsur Yin dan Yang merupakan perpaduan dua unsur positif dan negatif yang merupakan kesatuan dan keharmonisan dalam keluarga, yang mana pada saat tersebut matahari, bumi, dan bulan berada pada kedudukan yang serasi dan harmonis.
Sehingga diyakini ada sinar pancaran dan aura Qi yang terbaik, dengan demikian doa tulus dari orang tua bagi anaknya dipercaya akan memperoleh berkah dan karunia sehingga memperoleh hasil yang terbaik.
Pada malam perayaan Zhong Qiu Jie, umumnya merupakan kesempatan untuk reuni bagi pasangan dan keluarga. Ketika bulan purnama tiba, maka mereka akan berkumpul untuk melihat bulan purnama, makan kue bulan, dan menyanyikan puisi tentang bulan.
Dengan bulan purnama, legenda, keluarga dan puisi, tentunya orang akan dapat menikmati bahwa ini benar-benar dunia yang sempurna. Oleh karena itu, Festival Bulan juga merupakan sebuah perayaan yang romantis, karena pada malam itu akan menjadi sebuah malam yang sempurna, dimana malam yang tenang tanpa awan dan angin yang sepoi-sepoi dari laut.
Para muda-mudi yang berpasangan tentunya akan menghabiskan malam romantis ini dengan bersama-sama mencicipi kue bulan yang lezat dan beberapa anggur sambil memandang indahnya bulan purnama. Itulah sebabnya orang Tionghoa begitu menyukai Festival Bulan.
Sementara bagi para muda mudi yang masih jomblo, akan berhias diri dan berbondong-bondong di jalanan untuk melihat keindahan bulan sambil menonton keramaian dan gemerlapnya sinar lampu lampion berhias serta berbagai atraksi kesenian, yang mana adalah saat kesempatan bagi mereka untuk saling berkenalan dan secara tidak sengaja banyak diantara mereka yang menemukan jodoh dan menuju jenjang perkawinan yang bahagia.
Maka berkembanglah kebudayaan atau kebiasaan Bao Xiu Qiu, yaitu para gadis yang ingin mendapatkan jodohnya dengan mempersiapkan bola bersulam indah dan berdiri di atas loteng karena pada saat Zhong Qiu adalah saat yang tepat guna menemukan jodoh.
Hal ini karena saat itu muncul Chang’e, Dewi Bulan yang berwujud gadis belia yang cantik, yang mana menggoda para pemuda untuk mencari pasangan hidup, dan juga merupakan pemunculan dari Yue Xia Lao Ren, Dewa Perjodohan yang datang ke bumi untuk merestui dan mempererat tali perjodohan pasangan muda-mudi.
Saat ia memandang ke arah kerumunan pemuda, bila ada yang berkenan di hatinya maka dilemparkanlah bola sulaman tersebut kepada pemuda idamannya, bagi pemuda yang beruntung menerima bola sulaman perjodohan tersebut lalu menghampiri sang gadis.
Demikianlah terjadinya tali perjodohan oleh Yue Xia Lao Ren, yang merupakan tradisi turun-temurun yang oleh kita yang hidup di jaman sekarang terasa aneh atau tidak masuk akal.
Namun ini adalah suatu peristiwa di masa lampau yang telah menjadi tradisi, dan saat ini tak jarang pula banyak yang mengikutinya, terbukti mereka hidup bahagia sampai beranak-cucu.
Bagi pasangan yang tidak bisa bersama-sama, mereka masih tetap bisa menikmati malam dengan memandang bulan pada saat yang sama, sehingga tampak seolah-olah bahwa mereka bersama-sama pada saat itu. Sejumlah besar puisi telah ditulis untuk festival romantis ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, suami istri dapat mempererat rasa cinta kasih yang terjalin, mewujudkan keluarga harmonis, sebagai insan hidup dalam kebajikan. Semoga Harapan Anda pada Festival Bulan ini akan membawa Anda kebahagiaan. Zhong Qiu Ji Kuai Le.....Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar