KEBAJIKAN ( De 德 ) - Para ahli mengatakan bahwa lebih awal mengubah pola hidup anak-anak mungkin berdampak buruk terhadap kesehatan dan proses belajar siswa, terutama anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Boleh dikata hampir semua anak-anak di Australia lebih awal masuk sekolah dibanding anak-anak dari negara lainnya di dunia, dua tahun lebih awal dari negara dengan nilai akademik terbaik seperti Finlandia dan Korea Selatan.
Dalam sebuah program studi internasional yang diadakan pada 2012 lalu terhadap siswa usia 15 tahun, dimana di antara siswa Australia yang disurvei, terdapat 58% yang sudah mulai sekolah sejak usia 5 tahun, sebanyak 27% sudah mulai sekolah pada usia 6 tahun, hanya 3% yang baru sekolah pada usia 7 tahun, bahkan sebanyak 12% anak-anak sudah mulai sekoah saat usia 4 tahun.
Data OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) menunjukkan, bahwa usia rata-rata siswa Australia mulai sekolah berkisar 5,2 tahun, jauh lebih belia dibanding sebagian besar siswa dari negara-negara maju.
Negara seperti Singapura dan Finlandia yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia, usia masuk sekolah rata-rata siswanya berkisar 7 tahun, sementara sebanyak 13% siswa di Shanghai, Tiongkok, baru masuk sekolah pada usia 8 tahun.
David Whitebread, seorang pakar perkembangan intelijensi kognitif anak-anak dari Cambridge University, Inggris, mengatakan : "Sejumlah besar bukti menunjukkan bahwa usia 5 tahun mulai belajar (sekolah) formal itu terlalu dini."
Bahwa anak-anak sejatinya belajar dalam suasana bermain menjelang usia 7 tahun
Dia menuturkan : "Hasil empiris menunjukkan, bahwa waktu belajar dalam suasana bermain lebih lama, sampai pada usia 6 atau 7 tahun, anak-anak dapat memetik manfaat jangka panjang. Proses belajar maupun kesehatan mental mereka akan lebih baik."
Dr. Whitebread mengatakan, manfaat menunda usia masuk sekolah formal lebih menguntungkan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, anak-anak ini sering di sekolahkan terlalu dini, karena keluarga tidak mampu membayar biaya yang tinggi.
Anak-anak kelas prasekolah di Australia jauh lebih sedikit dibandinkan kebanyakan dengan negara-negara maju, hanya 52% dari siswa yang disurvei mengatakan mereka pernah belajar lebih dari satu tahun di kelas prasekolah. Sementara di Finlandia, angka itu adalah 63%. Sedangkan di Jepang, Singapura dan Hongkong, angka itu lebih dari 90%.
Sebuah proposal untuk penundaan usia sekolah telah diserahkan kepada pemerintah, agar pemerintah memahami permintaan pembelajaran awal dan penitipan kanak-kanak.
Alison Elliott, Profesor Kehormatan dari University of Sydney adalah ahli pendidikan usia dini anak-anak, ia mengatakan bahwa masalahnya bukan pada usia masuk sekolah, melainkan apa yang anak-anak lakukan di sekolah.
"Jika anak-anak diperbolehkan masuk sekolah pada usia 4 tahun, maka kita sebagai guru sejatinya memberikan lingkungan belajar usia dini yang sesuai. Para pendidik seharusnya tahu bagaimana menyediakan lingkungan belajar yang cocok untuk anak-anak usia belia ini" ungkap Alison. Salam kebajikan
Boleh dikata hampir semua anak-anak di Australia lebih awal masuk sekolah dibanding anak-anak dari negara lainnya di dunia, dua tahun lebih awal dari negara dengan nilai akademik terbaik seperti Finlandia dan Korea Selatan.
Dalam sebuah program studi internasional yang diadakan pada 2012 lalu terhadap siswa usia 15 tahun, dimana di antara siswa Australia yang disurvei, terdapat 58% yang sudah mulai sekolah sejak usia 5 tahun, sebanyak 27% sudah mulai sekolah pada usia 6 tahun, hanya 3% yang baru sekolah pada usia 7 tahun, bahkan sebanyak 12% anak-anak sudah mulai sekoah saat usia 4 tahun.
Data OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) menunjukkan, bahwa usia rata-rata siswa Australia mulai sekolah berkisar 5,2 tahun, jauh lebih belia dibanding sebagian besar siswa dari negara-negara maju.
Negara seperti Singapura dan Finlandia yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia, usia masuk sekolah rata-rata siswanya berkisar 7 tahun, sementara sebanyak 13% siswa di Shanghai, Tiongkok, baru masuk sekolah pada usia 8 tahun.
David Whitebread, seorang pakar perkembangan intelijensi kognitif anak-anak dari Cambridge University, Inggris, mengatakan : "Sejumlah besar bukti menunjukkan bahwa usia 5 tahun mulai belajar (sekolah) formal itu terlalu dini."
Bahwa anak-anak sejatinya belajar dalam suasana bermain menjelang usia 7 tahun
Dia menuturkan : "Hasil empiris menunjukkan, bahwa waktu belajar dalam suasana bermain lebih lama, sampai pada usia 6 atau 7 tahun, anak-anak dapat memetik manfaat jangka panjang. Proses belajar maupun kesehatan mental mereka akan lebih baik."
Dr. Whitebread mengatakan, manfaat menunda usia masuk sekolah formal lebih menguntungkan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, anak-anak ini sering di sekolahkan terlalu dini, karena keluarga tidak mampu membayar biaya yang tinggi.
Anak-anak kelas prasekolah di Australia jauh lebih sedikit dibandinkan kebanyakan dengan negara-negara maju, hanya 52% dari siswa yang disurvei mengatakan mereka pernah belajar lebih dari satu tahun di kelas prasekolah. Sementara di Finlandia, angka itu adalah 63%. Sedangkan di Jepang, Singapura dan Hongkong, angka itu lebih dari 90%.
Sebuah proposal untuk penundaan usia sekolah telah diserahkan kepada pemerintah, agar pemerintah memahami permintaan pembelajaran awal dan penitipan kanak-kanak.
Alison Elliott, Profesor Kehormatan dari University of Sydney adalah ahli pendidikan usia dini anak-anak, ia mengatakan bahwa masalahnya bukan pada usia masuk sekolah, melainkan apa yang anak-anak lakukan di sekolah.
"Jika anak-anak diperbolehkan masuk sekolah pada usia 4 tahun, maka kita sebagai guru sejatinya memberikan lingkungan belajar usia dini yang sesuai. Para pendidik seharusnya tahu bagaimana menyediakan lingkungan belajar yang cocok untuk anak-anak usia belia ini" ungkap Alison. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar