KEBAJIKAN ( De 德 ) - Hidup ini memang penuh dengan misteri. Tak ada yang menyangka, liburan keluarga ke luar negeri dengan menumpang pesawat AirAsia QZ8501 menuju Singapura akan berakhir duka, akibat jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di sekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Minggu 28/12/2014.
Berbagai kisah mengharukan dan kenangan manis dari kisah penumpang semasa hidup turut diceritakan dengan harapan doa dapat sampai kepada Almarhum sehingga mereka dapat beristirahat dengan tenang.
Tiada yang lebih bersedih dan berduka selain keluarga penumpang karena hampir sebagian besar penumpangnya adalah sekeluarga. Betapa sedihnya keluarga dan kerabat yang telah ditinggalkan sekaligus oleh beberapa orang pada saat bersamaan, yang kini hanya masih bisa berharap agar sanak saudaranya terkasih bisa ditemukan, dari sekian banyaknya korban yang masih belum ditemukan Tim Basarnas, walau dalam keadaan apapun
Setelah lama menunggu, kini harapan serta doa dari keluarga dan sahabat, setidaknya sudah menemukan sedikit kepastian, karena masih diberi kesempatan untuk melihat jasadnya terakhir kali, setelah jasad dua kakak beradik, B055 dan B057 atas nama Gusti Ayu Putriyana Permata (16) dan Gusti Ayu Made Keisha Putri (9) berhasil ditemukan dan dikenali dari ketiga jasad yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim, Jumat (30/1/2015), seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Kedua jasad kakak adik tersebut teridentifikasi melalui metode primer pemeriksaan DNA dengan data pembanding DNA pakaian dalam dari masing-masing korban yang identik 100 persen. Didukung dengan data sekunder medis antropologi diketahui usia, jenis kelamin, dan tinggi badan.
Serta dari data properti, Gusti Ayu Made Keisha Putri, menggunakan kaos lengan pendek, sementara Gusti Ayu Putriyana Permata, memakai kaos lengan panjang warna biru yang sama persis dengan analisa melalui kamera CCTV Bandara Internasional Juanda.
Gusti Ayu Made Keisha Putri dan Gusti Ayu Putriyana Permata menumpang pesawat AirAsia QZ8501 nahas tersebut dengan tujuan untuk berlibur ke Singapura bersama kedua orangtuanya, Gusti Made Bobi Sidharta (43) dan Dona Indah Nurwatie (39).
Jasad keduanya Besok dimakamkan di tempat berbeda berdasarkan kesepakatan pihak keluarga
Tiada yang lebih bersedih dan berduka selain keluarga penumpang karena hampir sebagian besar penumpangnya adalah sekeluarga. Betapa sedihnya keluarga dan kerabat yang telah ditinggalkan sekaligus oleh beberapa orang pada saat bersamaan, yang kini hanya masih bisa berharap agar sanak saudaranya terkasih bisa ditemukan, dari sekian banyaknya korban yang masih belum ditemukan Tim Basarnas, walau dalam keadaan apapun
Setelah lama menunggu, kini harapan serta doa dari keluarga dan sahabat, setidaknya sudah menemukan sedikit kepastian, karena masih diberi kesempatan untuk melihat jasadnya terakhir kali, setelah jasad dua kakak beradik, B055 dan B057 atas nama Gusti Ayu Putriyana Permata (16) dan Gusti Ayu Made Keisha Putri (9) berhasil ditemukan dan dikenali dari ketiga jasad yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim, Jumat (30/1/2015), seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Kedua jasad kakak adik tersebut teridentifikasi melalui metode primer pemeriksaan DNA dengan data pembanding DNA pakaian dalam dari masing-masing korban yang identik 100 persen. Didukung dengan data sekunder medis antropologi diketahui usia, jenis kelamin, dan tinggi badan.
Serta dari data properti, Gusti Ayu Made Keisha Putri, menggunakan kaos lengan pendek, sementara Gusti Ayu Putriyana Permata, memakai kaos lengan panjang warna biru yang sama persis dengan analisa melalui kamera CCTV Bandara Internasional Juanda.
Gusti Ayu Made Keisha Putri dan Gusti Ayu Putriyana Permata menumpang pesawat AirAsia QZ8501 nahas tersebut dengan tujuan untuk berlibur ke Singapura bersama kedua orangtuanya, Gusti Made Bobi Sidharta (43) dan Dona Indah Nurwatie (39).
Jasad keduanya Besok dimakamkan di tempat berbeda berdasarkan kesepakatan pihak keluarga
Jasad sang adik, Gusti Ayu Made Keisha Putri tiba di rumah duka di Jalan Simpang Gading 16 Kota Malang, Jawa Timur, petang tadi. Sedangkan kakaknya, Gusti Ayu Putriyana Permata dibawa menuju ke Madiun, rumah kakek dari pihak ayah.
"Keputusan itu berdasarkan hasil rapat keluarga. Keisha dimakamkan di Malang sedangkan Putriyana dibawa ke Madiun, rumah kakek dari pihak orangtua pria," kata perwakilan keluarga, Antasari, Jumat (30/1/2015), seperti dikutip dari liputan6.com.
Jasad Gusti Ayu Made Keisha Putri tiba di rumah duka petang tadi. Tangis haru menyelimuti kedatangan bocah yang genap berusia 10 tahun pada 3 Januari itu. Pihak keluarga menggelar salat jenazah di rumah duka.
Hujan yang terus mengguyur sejak petang tadi membuat pihak keluarga memutuskan proses pemakaman malam hari ini ditunda. Jasadnya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Samaan Kota Malang pada Sabtu 31 Januari pagi.
"Kondisinya (cuaca) tidak memungkinkan, selain itu keluarga juga ingin melepas rindu. Sehingga diputuskan jasadnya disemayamkan di rumah duka dulu, besok pagi baru dimakamkan," ucap Antasari.
Seluruh keluarga bersyukur jenasah Keisha dan Putriyana bisa ditemukan sebelum 40 hari sejak hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 tersebut. Kendati demikian doa bersama tetap akan digelar, apalagi jasad ayah dan ibu keduanya yakni Dona Indah Nurwatie dan Gusti Made Bobi Sidharta hingga saat ini belum ditemukan. Pihak keluarga berharap Basarnas terus melakukan pencarian kendati dikabarkan operasi pencarian telah dihentikan.
"Kami berharap Basarnas tetap melakukan pencarian, apalagi katanya proses pencarian tidak dihentikan total. Semoga jasad Dona Indah Nurwatie dan Gusti Made Bobi Sidharta juga bisa ditemukan sebelum 40 hari," papar Antasari.
Sosok Gusti Ayu Made Keisha Putri dan Gusti Ayu Putriyana Permata
Putiyana, Keisha bersama Orangtuanya |
Ketika diumumkan bahwa korban AirAsia sudah ditemukan, dan dalam kondisi meninggal dunia, sikapnya berubah. ”Mohon maaf, tapi saya benar-benar tidak ingin lagi keluarga diwawancarai. Cukup sudah rasa sedih ini kami yang rasakan. Tidak perlu diekploitasi,” ujarnya sedih.
SMAN 1 Malang Adakan Doa Bersama
Kabar hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 tentu mengagetkan banyak pihak. Tak terkecuali, Musoddaqul Umam, Kepala Sekolah SMAN 1 Malang. Apalagi, ternyata dari manifest penerbangan, terdapat satu nama yang tidak asing baginya yakni, muridnya sendiri.
Pak Umam, begitu biasa pria asal Rembang ini disapa baru mengetahui ada pesawat hilang dari telepon salah satu siswanya.
”Karena kebetulan pagi itu saya ada acara, jadi tidak sempat memantau TV dan internet,” katanya. Mengetahui ada peristiwa tersebut, hari itu juga dia kumpulkan guru untuk mengetahui informasi dengan benar.
Termasuk membahas soal kegiatan doa bersama yang akan dilakukan. Rencana awal, kegiatan doa itu akan dilaksanakan pada tanggal 5 Januari, bertepatan dengan anak-anak masuk sekolah. Namun, ternyata para siswa yang hari itu juga berkumpul di sekolah tidak mau. ”Menurut mereka terlalu lama,” ujarnya.
Melihat keinginan besar dari para siswanya, pada saat itu, dipimpin oleh dirinya, mereka kemudian melakukan salat dan doa bersama di aula. Meski masa-masa libur sekolah, namun jumlah murid yang datang mencapai ratusan. Terdiri dari semua jenjang kelas. ”Dari situ saya bisa menilai bahwa sosok Putriyana adalah murid yang baik dan supel. Itu terbukti dari banyaknya teman dan sahabat yang hadir,” pungkas dia
Kehilangan anggota keluarga dan sahabat yang disayangi tentunya membuat kita berduka dan merasakan kehilangan juga kesedihan yang mendalam bagi yang ditinggalkan. Kita doakan semoga Almarhum Gusti Ayu Putriyana Permata dan Gusti Ayu Made Keisha Putri mendapat tempat yang layak di sisiNya dan kedua orangtuanya serta penumpang lainnya yang lainnya dapat segera ditemukan.
Turut berduka cita untuk keluarga yang ditinggalkan dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini, karena semuanya adalah atas kehendak yang kuasa.
Sobat, Tak selamanya kita diberikan kesempatan untuk memiliki hidup di dunia ini, maka hiduplah dengan sebaik-baiknya dan buatlah menjadi bermakna, bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang mengenal Anda. Supaya, suatu saat nanti jika kita sudah tiada, kenangan kebaikan kita masih akan tetap hidup di hati mereka semua. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar