KEBAJIKAN ( De 德 ) - Hidup ini memang penuh dengan misteri. Tak ada yang menyangka, liburan keluarga ke luar negeri dengan menumpang pesawat AirAsia QZ8501 menuju Singapura akan berakhir duka, akibat jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di sekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Minggu 28/12/2014.
Berbagai kisah mengharukan dan kenangan manis dari kisah penumpang semasa hidup turut diceritakan dengan harapan doa dapat sampai kepada Almarhum sehingga mereka dapat beristirahat dengan tenang.
Tiada yang lebih bersedih dan berduka selain keluarga penumpang karena hampir sebagian besar penumpangnya adalah sekeluarga. Namun mereka harus ikhlas ditinggalkan sekaligus oleh beberapa orang pada saat bersamaan, yang kini hanya masih berharap agar sanak saudaranya terkasih bisa ditemukan, dari sekian banyaknya korban yang masih belum ditemukan Tim Basarnas, walau dalam keadaan apapun.
Setelah lama menunggu yang disertai doa dan harapan dari keluarga dan sahabat, kini penantian sejak 28 Desember 2014 terjawab sudah, setidaknya keluarga masih diberi kesempatan untuk melihat jasadnya terakhir kali, setelah jasad B074 atas nama Jo Indri (80) berhasil ditemukan dan dikenali dari empat jasad yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim, Sabtu (7/2/2015), seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Jasad atau bagian tubuh Jo Indri yang berhasil diidentifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) pada hari ke-42 ini, dikenali berdasarkan data primer hasil analisa DNA-nya dengan DNA pembanding anak kandungnya. Serta didukung dengan data sekunder temuan medis antropologi terdapat kesamaan jenis kelamin, usia dan tinggi badannya.
Penyerahan jasad Jo Indri kepada pihak keluarga, berlangsung secara tertutup di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur. Selanjutnya, jasad tersebut segera diberangkatkan menuju rumah duka atau persemayaman Adi Jasa, jalan Demak, Surabaya, Sabtu (7/2/2015).
Seperti yang telah diketahui, Wanita berusia 80 tahun ini yang berada di Jalan Kupang Baru Nomor 58, Surabaya, Jawa Timur, merupakan pemimpin dalam keluarganya pergi bersama 6 anggota keluarganya, yakni The Meiji Tedjakusuma (45) dan suaminya Jie Charliy Gunawan (48 tahun), dan ketiga anaknya Jie Steven Gunawan (28 tahun), Jie Stephanie Gunawan (19 tahun), Jie Stevie Gunawan (10 tahun) serta calon menantu, Christanto Leoma Hutama (20 tahun).
Dengan ditemukannya Jo Indri (80), maka tinggal dua anggota keluarga lainnya yang belum ditemukan atau belum teridentifikasi yakni, Jie Charliy Gunawan (48) dan Jie Steven Gunawan (28).
Sebelumnya, Lili, warga Pakuwon Indah, mengatakan tidak memiliki firasat macam-macam tentang ibunya, Jo Indri, cuma keponakannya yang mimpi aneh. “Tiga hari yang lalu kami sempat ramai-ramai merayakan Natal, bahkan nonton bioskop ramai-ramai. Saya tidak berfirasat, tapi ada keponakan saya yang cerita bermimpi omanya (Jo Indri) menemui mereka dengan pakaian yang sangat indah seperti busana pengantin. Semoga ini bukan pertanda buruk,” kisah Lili pedih.
Sementara itu, Suyono Thejakusuma mulai menangis saat ditanya tentang mama yang dicintainya itu, "Ketika pertama kali mendengar informasi, saya berharap keluarga saya bisa selamat dan masih ada keajaiban, apalagi saya dan adik sangat dekat dengan ibu," ujar Suyono, seperti yang dilansir di laman 'CNN', Kamis (1/1).
Namun, pengharapan atas keajaiban itu pun pupus, setelah kabar penemuan puing pesawat dan beberapa jasad. Sementara itu, The Le Hoa, satu dari adik Suyono, agak kebingungan dengan apa yang terjadi, "Saya bertanya kepada Tuhan, kenapa Ia menguji kita dengan cara ini. Bahkan tidak memberikan kesempatan bagi kami untuk mengucapkan selamat tinggal," tuturnya.
Kehilangan anggota keluarga dan sahabat yang disayangi tentunya membuat kita berduka dan merasakan kehilangan juga kesedihan yang mendalam bagi yang ditinggalkan. Kita doakan semoga Almarhum Jo Indri mendapat tempat yang layak di sisiNya dan juga penumpang lainnya yang lainnya dapat segera ditemukan.
Turut berduka cita untuk keluarga yang ditinggalkan dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini, karena semuanya adalah atas kehendak yang kuasa.
Sobat, Tak selamanya kita diberikan kesempatan untuk memiliki hidup di dunia ini, maka hiduplah dengan sebaik-baiknya dan buatlah menjadi bermakna, bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang mengenal Anda. Supaya, suatu saat nanti jika kita sudah tiada, kenangan kebaikan kita masih akan tetap hidup di hati mereka semua. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar