KEBAJIKAN ( De 德 ) - Ini adalah kesimpulan pendidikan keluarga dari seorang guru. Sebagai pendidik, dalam perjalanan praktek mengajar dan konseling psikologis, semakin kuat merasakan akan pentingnya pendidikan keluarga, dan menyadarinya secara mendalam : di balik seorang anak yang menonjol selalu ada sebuah keluarga yang sukses, di balik sebuah masalah anak-anak pasti ada sebuah keluarga yang gagal atau orangtua yang tidak rasional.
Karena itu, kami kemukakan saran berikut sebagai referensi untuk orangtua atau para pasangan muda yang akan segera menjadi orangtua, seperti dilansir dari Secretchina.
1. Pendidikan anak-anak harus semakin ilmiah di masa kanak-kanak, setelah dewasa tidak akan menguras pikiran.
Dalam hal pendidikan anak, dimana semakin besar pengorbanan Anda untuk anak-anak pada masa kanak-kanak, dengan pendidikan yang lebih rasional, lebih ilmiah, maka pengorbanan Anda akan semakin mudah ketika anak-anak tumbuh dewasa, Anda akan semakin santai dan semakin merasakan nuansa keberhasilan.
2. “Keluarga adalah sekolah pertama anak, sementara orangtua adalah guru pertama anak”.
Pendidikan untuk anak-anak harus memiliki rencana yang ilmiah, bimbingan yang tepat, langkah-langkah yang rasional, orangtua harus memberi contoh yang baik. Kebiasaan pola hidup anak, cara menangani sesuatu, pola pikir, pandangan dunia dan sebagainya akan diiringi oleh bayangan orangtua. Karena pola utama pembelajaran anak di masa kanak-kanak adalah meniru, baik yang disadari maupun tidak.
3. Sebagai orangtua sebaiknya jangan sampai mengabaikan pendidikan anak demi karier pribadi, jika tidak, besar kemungkinan anak Anda akan merusak / menghancurkan kareir Anda setelah tumbuh dewasa.
Jangan demi waktu istirahat dan hiburan pribadi lalu mengabaikan komunikasi dengan anak, jika tidak, Anda tidak akan merasa bahagia setelah anak Anda tumbuh dewasa, sebaliknya Anda akan lebih banyak merasakan kesedihan, emosi dan tak berdaya.
4. Tumbuhkan pandangan pada anak tentang benar dan salah
Anak-anak masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Ketika ia memukul orangtua atau kakek-nenek, jangan merasa senang, apalagi menganggap anak-anak itu sudah hebat, justru pada saat seperti ini harus secara serius memberitahukan kepadanya bahwa perilaku seperti itu salah, tidak boleh kurang ajar dan harus menghormati orangtua atau orang dewasa.
Karena jika tidak, anak-anak akan berpikir bahwa memukul adalah cara untuk mendapatkan kesenangan orang tua, adalah cara untuk mendapatkan penilaian sendiri, sehingga dengan demikian pandangan tentang benar dan salah menjadi rancu, dan besar kemungkinan ia akan memukul Anda setelah kelak dewasa. Hal-hal seperti ini, sebaiknya menjadi perhatian kita.
5. Jangan sampai memukul anak
Ungkapan tentang “anak berbakti di bawah pukulan tongkat”sudah usang di era modern, jangan sampai tanpa sebab yang jelas lalu melampiaskan kekesalan pribadi Anda pada anak-anak. Jika tidak, kecondongan kekerasan Anda akan tumbuh pada diri anak-anak.
6. Jangan memutus rasa ingin tahu, imajinasi anak-anak, dan jangan sesukanya menyakiti harga diri dan kepribadian anak.
Semakin kecil usia anak, kata-kata Anda akan semakin dapat dipercaya, secara sadar atau tidak, mereka akan mengingat apa yang Anda katakan. Jika tidak, anak Anda akan kehilangan kepercayaan diri dan vitalitas, akan kehilangan keberanian untuk menghadapi kegagalan, kehilangan banyak peluang sukses, dan bahkan gangguan psikologis.
7. Jangan terlalu menuruti dan memanjakan anak
Jangan beranggapan bahwa karena bersikap baik terhadap anak-anak pada masa kecil, maka kelak setelah dewasa ia akan baik terhadap Anda, ini adalah anggaapan yang salah. Karena Anda berlebihan memanjakannya, maka konsep yang tertanam pada dirinya adalah : semua yahg dilakukan orangtua untuk saya itu sudah sewajarnya..
Anak akan kekurangan rasa bersyukur. Kelak setelah dewasa, begitu Anda tidak dapat memenuhi tuntutannya, maka disinilah awal kesengsaraan Anda.
8. Pegang erat beberapa tahap penting dalam proses pertumbuhan anak
Pertama, sebelum menginjak usia tiga tahun, itu adalah bentuk perilaku, pikiran dan bahasa anak, sebuah masa penting dalam pembentukan konsep tentang benar dan salah.
Kedua, saat duduk di kelas 1 – 2 sekolah dasar, adalah masa penting dalam mengembangkan kesadaran diri, kebiasaan belajar dan kualitas pembelajaran.
Ketiga, masa pubertas. Pada periode ini, anak-anak mengalami perubahan besar, jika salah membimbing, akan membuat Anda kewalahan tidak tahu apa yang sebaiknya dilakukan, dia (lk/pr) mungkin akan membuat banyak hal-hal bodoh, atau bahkan menjadi anak yang rusak (liar dan sulit diatur).
9. Pasangan muda sebaiknya jangan sebentar-sebentar bertengkar, setidaknya tidak bertengkar di depan anak-anak, apalagi sampai adu pukul
Jika tidak, teluk keluarga yang aman ini akan membuat anak-anak merasa tidak aman, yang akan memicu serangkaian masalah psikologis anak. Anak-anak yang tidak merasa aman pasti akan mencari rasa aman di luar rumah, hal ini tentu rentan menyebabkannya bergabung dalam kelompok/organisasi yang tidak baik atau masalah kenakalan remaja lainnya.
10. Jangan pernah menganggapnya sebagai anak
Pandai bertukar pikiran secara sederajad dengan anak sendiri, mendengarkan dengan seksama dan menghormati pandangannya, jangan semena-mena menyangkal pandangannya, sehingga dengan begitu ia baru bisa menghilangkan jarak dengan Anda, dan baru bersedia berdiskusi dengan Anda saat ia menemui kesulitan, dengan begitu hubungan orangtua-anak baru akan harmonis.
Perlu digarisbawahi : Jangan pernah menganggapnya sebagai orang dewasa.” Jangan menganggapnya sebagai anak”, yang ditekankan di sini adalah menciptakan hubungan yang harmonis ; “Jangan menganggapnya sebagai orang dewasa”, ini untuk mengingatkan para orangtua, jangan bertukar pikiran (berbicara) dengannya dengan pola pikir orang dewasa, filsafat dan kode etik.
11. Jangan pernah menganggapnya tidak berguna
Gali kelebihan dalam diri anak-anak, setiap anak itu memiliki titik gemerlapnya masing-masing. Dan titik gemerlap ini mungkin adalah kunci suksesnya di masa depan. Jika tidak, Anda mungkin akan membunuh potensinya yang terpendam, dan bahkan menjadi factor utama yang menghancurkan segalanya.
12. Jangan pernah menjadikan prestasi belajar itu sebagai kriteria satu-satunya dalam menilai kelebihan dan kekurangan anak
Kualitas anak dalam bertingkah laku, kemampuannya dalam mengatasi kegagalan, tingkat interpersonal yang baik, adalah prasyarat yang lebih penting dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Orangtua yang bisa menilai anak secara keseluruhan adalah kepala keluarga yang maju dalam konsep pendidikan.
Tidak ada komentar:
Write komentar