KEBAJIKAN (De 德) - Pada tahun 1963 sebuah surat dari anak perempuan yang bernama Mary Ben kepada Chicago Tribune, didalam surat dikatakan bahwa Mary merasa bingung, kenapa dia membantu ibunya membuat biskut dan disajikan ke meja makan, tetapi dia hanya mendapat pujian dari ibunya “Anak baik, sedangkan adiknya tidak membantu apapun, bahkan membuat keonaran, tetapi ibunya menghadiahkan kepadanya biskuit.
Dia ingin bertanya kepada pengelola rubrik anak redaksi koran itu, apakah Tuhan bersifat adil? Kenapa dia sering melihat di rumah maupun di sekolah anak baik seperti dia selalu dilupakan Tuhan?
Sang pengasuh rubrik Syracuse bertugas menjawab pertanyaan Mary mengenai “Kenapa Tuhan tidak memberikan penghargaan kepada orang baik, dan menghukum orang jahat?” Surat yang serupa dengan ini telah diterima ribuan kali. Setiap dia membaca surat yang serupa dengan ini, perasaannya sangat galau, karena dia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan seperti ini.
Ketika dia tidak tahu harus bagaimana menjawab surat Mary, ia masih memikirkannya saat menghadiri sebuah undangan pesta pernikahan.
Ketika pendeta telah selesai memimpin upacara pernikahan, kedua mempelai saling memakai cincin pernikahan, mungkin mereka dalam keadaan yang sangat berbahagia, atau mungkin mereka berdua sangat bersemangat, mereka berdua saling memakaikan cincin di tangan kanan. Pendeta yang melihat kejadian ini dengan bercanda mengingatkan mereka, “Tangan kanan sudah cukup sempurna, saya rasa lebih bagus kalian memakainya di tangan kiri.”
Ketika mendengar rasa humor dari pendeta tersebut, otak Syracuse yang galau segera tercerahkan. Tangan kanan sebenarnya telah sangat sempurna, oleh sebab itu tidak usah memakai perhiasan di tangan kanan. Sama juga, orang saleh yang selalu melakukan perbuatan baik, selalu diabaikan, bukankah karena mereka telah sangat sempurna?
Oleh sebab itu Syracuse membuat sebuah kesimpulan, Tuhan menciptakan tangan kanan untuk tangan kanan, ini adalah penghargaan tertinggi untuk tangan kanan, sama juga, Tuhan menciptakan orang baik menjadi orang baik, ini juga penghargaan terbaik untuk orang baik.
Syracuse setelah menemukan kesimpulan demikian dia menjadi sangat bersemangat, lalu dia dengan judul “Tuhan membuat engkau menjadi anak baik, ini adalah penghargaan yang tertinggi untukmu.”. Surat ini setelah diterbitkan di Chicago Tribune, dalam waktu singkat direproduksi oleh seribu surat kabar di Amerika dan Eropah, dalam waktu semalam Syracuse menjadi orang terkenal.
Ketika orang baik dapat seterusnya giat menjadi orang baik, mungkin dia tidak akan segera mendapat penghargaan, tetapi dia akan terhindar dari malapetaka dan nasib buruk yang seharusnya menimpanya; sama juga jika seseorang terus melakukan perbuatan jahat, mungkin dia tidak akan segera mendapatkan hukuman atau balasan. Tetapi nasib baik yang seharusnya akan diterima segera lenyap.”
Ini seperti apa yang dikatakan oleh Syracuse: “Tuhan membuat engkau menjadi anak baik, ini adalah penghargaan yang tertinggi untukmu.” Salam kebajikan
Dia ingin bertanya kepada pengelola rubrik anak redaksi koran itu, apakah Tuhan bersifat adil? Kenapa dia sering melihat di rumah maupun di sekolah anak baik seperti dia selalu dilupakan Tuhan?
Sang pengasuh rubrik Syracuse bertugas menjawab pertanyaan Mary mengenai “Kenapa Tuhan tidak memberikan penghargaan kepada orang baik, dan menghukum orang jahat?” Surat yang serupa dengan ini telah diterima ribuan kali. Setiap dia membaca surat yang serupa dengan ini, perasaannya sangat galau, karena dia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan seperti ini.
Ketika dia tidak tahu harus bagaimana menjawab surat Mary, ia masih memikirkannya saat menghadiri sebuah undangan pesta pernikahan.
Ketika pendeta telah selesai memimpin upacara pernikahan, kedua mempelai saling memakai cincin pernikahan, mungkin mereka dalam keadaan yang sangat berbahagia, atau mungkin mereka berdua sangat bersemangat, mereka berdua saling memakaikan cincin di tangan kanan. Pendeta yang melihat kejadian ini dengan bercanda mengingatkan mereka, “Tangan kanan sudah cukup sempurna, saya rasa lebih bagus kalian memakainya di tangan kiri.”
Ketika mendengar rasa humor dari pendeta tersebut, otak Syracuse yang galau segera tercerahkan. Tangan kanan sebenarnya telah sangat sempurna, oleh sebab itu tidak usah memakai perhiasan di tangan kanan. Sama juga, orang saleh yang selalu melakukan perbuatan baik, selalu diabaikan, bukankah karena mereka telah sangat sempurna?
Oleh sebab itu Syracuse membuat sebuah kesimpulan, Tuhan menciptakan tangan kanan untuk tangan kanan, ini adalah penghargaan tertinggi untuk tangan kanan, sama juga, Tuhan menciptakan orang baik menjadi orang baik, ini juga penghargaan terbaik untuk orang baik.
Syracuse setelah menemukan kesimpulan demikian dia menjadi sangat bersemangat, lalu dia dengan judul “Tuhan membuat engkau menjadi anak baik, ini adalah penghargaan yang tertinggi untukmu.”. Surat ini setelah diterbitkan di Chicago Tribune, dalam waktu singkat direproduksi oleh seribu surat kabar di Amerika dan Eropah, dalam waktu semalam Syracuse menjadi orang terkenal.
Ketika orang baik dapat seterusnya giat menjadi orang baik, mungkin dia tidak akan segera mendapat penghargaan, tetapi dia akan terhindar dari malapetaka dan nasib buruk yang seharusnya menimpanya; sama juga jika seseorang terus melakukan perbuatan jahat, mungkin dia tidak akan segera mendapatkan hukuman atau balasan. Tetapi nasib baik yang seharusnya akan diterima segera lenyap.”
Ini seperti apa yang dikatakan oleh Syracuse: “Tuhan membuat engkau menjadi anak baik, ini adalah penghargaan yang tertinggi untukmu.” Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar