KEBAJIKAN ( De 德 ) - Konon, watak dan cara hidup Laozi memang sangat luar biasa. Menurut "Siri Riwayat Hanfei—Catatan Sejarah" (Shi Ji), Laozi dikatakan dapat hidup sampai 160 tahun, malah juga dikatakan lebih dari 200 tahun. Hal ini karena beliau pandai mengendalikan latihan tenaga dalam dan memupuk sikap hidup yang santai sehingga kesehatannya terjaga dengan baik.
Cerita tentang umurnya yang begitu panjang mungkin sudah dibesar-besarkan, tetapi Laozi memang sudah membuktikan bahwa beliau pandai menjaga kesehatan dan cara hidupnya yang santai untuk mengekalkan umur yang panjang.
Ada legenda yang memberikan gambaran hidup tentang Laozi ketika berusia 50-an, yaitu menunggang lembu yang berwarna hijau, memakai jubah yang berwarna kuning muda dan tali pinggang berwarna putih, dengan wajah matang, alis dan rambutnya sudah menjadi putih. Imej seperti itu justru sebagai seorang Dewa yang panjang umur jika mengikut cerita-cerita yang dikisahkan dalam kesusasteraan tradisi Tiongkok.
Pada zaman Dinasti Sui, terdapat seorang penganut agama Tao yang bernama Wang Zhiyuan yang meramalkan Dinasti Sui akan digantikan dengan Dinasti Tang. Memandangkan nama keluarga bakal raja pertama Dinasti Tang itu adalah Li, yaitu Li Yuan, maka Wang Zhiyuan pun mula memuji dan memaafkan Li Yuan dengan menceritakan bahawa penggagas ajaran Tao adalah Li Er untuk menunjukkan bahwa mereka berdua mempunyai nama keluarga yang sama, yaitu Li.
Pada tahun 617 Masehi, Li Yuan membawa tenteranya untuk menyerang Huoshan, tetapi terkendala akibat hujan lebat yang turun tanpa berhenti. Setelah mendengar berita itu, Wang Zhiyuan pun mengatur seorang "Utusan Dewa Baiyi" untuk memberitahu Li Yuan tentang kapan hujan akan berhenti, yang harus diikutinya untuk melancarkan serangan. Tidak lama selepas Li Yuan berhasil mencapai kemenangan besar dengan bantuannya itu, Wang Zhiyuan segera menyebarkan sebuah kabar yang dikatakannya diperolehi daripada Dewa, yaitu "Kau akan memerintah negara ini pada masa depan."
Dengan demikian, Li Yuan dan anak-anaknya turut menjadi raja seorang demi seorang, dan mereka bersama-sama menyembah Laozi sebagai nenek moyang bagi keluarga mereka.
Pada tahun 666 Masehi, Raja Gaozong mengeluarkan titih untuk memberikan gelaran "Raja Tai Shang Xuan Yuan" kepada mendiang Laozi. Di samping itu, baginda juga mengeluarkan perintah supaya agama Tao diberi kedudukan yang lebih tinggi daripada agama Buddha.
Pada tahun 674 Masehi, Ratu Wuzetian pula menitahkan supaya kitab "Tao Te Ching", "Kitab Xiao" (Ajaran tentang berbakti dan sopan santun pada orangtua) serta "Lun Yu" (sebuah karya yang terkenal yang dihasilkan oleh Konfusius) menjadi subjek yang digunakan dalam ujian untuk memilih calon pegawai.
Selepas itu, Raja Ruizong juga membuat keputusan untuk menjadikan dua orang puterinya biarawati agama Tao, lalu menitahkan supaya dibangun dua biara yang megah, yaitu Jinxian dan Yuzhen untuk didiami oleh mereka.
Pada tahun 733, Raja Xuanzong menitahkan supaya setiap keluarga mesti memiliki kitab "Tao Te Ching". Baginda menghasilkan penjelasan yang terperinci terhadap setiap ayat dalam kitab tersebut sebagai tanda menghormati ajaran Tao.
10 tahun selepas itu, baginda menitahkan untuk memberikan gelaran yang lebih tinggi kepada Laozi, yaitu "Maharaja Sheng Zu Xuan Yuan" dan sebagainya. Kedudukan Laozi dan agama Tao ditingkatkan ke satu tahap yang begitu tinggi yang tidak pernah ada sebelum itu.
Pada hakikatnya, perintah dan tindakan seperti itu yang dilakukan oleh pihak berkuasa pada masa itu hanyalah bertujuan untuk membodohkan rakyat dan melemahkan pemikiran mereka supaya dapat mengukuhkan pemerintahan masing-masing. Salam kebajikan
SELESAI
Tidak ada komentar:
Write komentar