KEBAJIKAN ( De 德 ) - Menurut teori yang dianjurkan oleh Laozi, untuk membodohkan rakyat, beliau memberikan gambaran tentang masyarakat yang dikatakannya sesuai dan sempurna.
"Negara seharusnya kecil dan jumlah penduduknya tidak perlu banyak. Walaupun peralatan senantiasa perlu ada, namun tidaklah perlu digunakan selalu, dan hendaklah mudah digunakan. Rakyat patut dididik supaya mengetahui kapan kematian dan kehidupan, dan keinginan mereka untuk menjelajah ke tempat yang jauh patut dihilangkan. Jadi, tiada orang yang mau menggunakan belbagai kapal dan kenderaan yang sudah ada. Tentera yang sudah ditumbuhkan, tidak perlu mencari medan untuk membuat latihan. Biarlah manusia kembali hidup dalam keadaan primitif tanpa banyak budaya, dan biarlah peristiwa dicatat dengan mengikat tali saja."
Ini ternyata merupakan pandangannya yang mundur terhadap sejarah dan perkembangan masyarakat.
Setelah beberapa lama, kitab "Laozi" ini sering pula digunakan dalam aktivitas keagamaan atau tradisi kepercayaan kuno kerana mempunyai begitu banyak unsur animisme dan misteri. "Laozi", yang pada asalnya, hanya sebuah buku tentang penyelidikan ilmu ini, lama-kelamaan menjadi "Kitab Tao Te Ching" dan menjadi sumber untuk berbagai karya yang berkaitan dengan agama Tao. Selain itu, Laozi juga disebut lebih banyak unsur Dewa nya daripada manusia, sehingga diberi gelar "Tai Shang Lao Jun" yang bermakna Dewa berumur panjang yang tinggal di kayangan.
Pada fase pertengahan dan akhir Zaman Negeri-negeri Berperang, terdapat beberapa kumpulan penganut Taoisme. Raja Huang, membentuk Puak Huanglao dengan memetik dan menyesuaikan berbagai ajaran dari kitab "Laozi", seperti "tidak bertindak" dan "tidak bergerak untuk mengembangkan pemikirannya."
Pada awal zaman Dinasti Han, Raja Wen dan Permaisuri Dou sangat menyukai ajaran dan senaman "Huanglao", sehingga menganjurkan pemerintahan untuk mengutamakan panduan "tidak bertindak" dan "beristirahat bersama-sama dengan rakyat."
Tapi, setelah tiba zaman pemerintahan Raja Wu, baginda hanya menghormati ajaran Konfusius dan menyingkirkan semua ajaran yang lain, termasuk ajaran Tao. Namun, setelah memasuki zaman Dinasti Han Timur, ajaran dan senaman "Huanglao" yang berorientasikan penjagaan kesehatan dan latihan tenaga dalam untuk memberikan penghargaan terhadap umur yang panjang, kembali menjadi populer di kalangan rakyat jelata.
Menurut kutipan dari "Catatan Semasa Pemerintahan Raja Guangwu—Buku Sejarah tentang Fase Akhir Zaman Dinasti Han", putera Liu Zhuang pernah berkata pada Raja Guangwu, "Walaupun baginda mempunyai kemampuan dan pemikiran yang sebijak Tang dan Yu, (Dua orang raja yang diiktiraf cemerlang pada zaman sebelumnya), tetapi baginda masih belum berhasil mendapatkan kebahagiaan dalam mengikuti latihan tenaga dalam untuk menjaga kesehatan seperti yang dijalankan oleh Raja Huangdi dan Laozi. Jadi, aku mendoakan agar baginda bisa mendapatkan umur yang panjang."
Setelah memasuki era pemerintahan Raja Heng pada zaman Dinasti Han Timur, Raja Heng telah memerintahkan supaya upacara menyembah diadakan beberapa kali untuk menghormati Laozi, malah baginda turut menghadiri upacara itu pada tahun ke-9 dalam pemerintahannya. Keterlibatan baginda itu telah mendorong pengembangan ajaran Laozi ke seluruh negara. Salam kebajikan
Bersambung ke : Bagian 11
Tidak ada komentar:
Write komentar