KEBAJIKAN ( De 德 ) - Apakah dia seorang warganegara yang adil dan berbudi seperti kata sejarawan Xenofon? Apakah dia pelopor filsuf moral yang melukis dengan kata-kata seperti kata filsuf Plato? Apakah dia yang menarik filsafat dari surga dan menorehkannya di hati dan rumah orang-orang seperti yang digambarkan penulis dan politikus Kikeron?
Seluruh dunia mengenal Socrates sebagai filsuf luar biasa Athena (4 Juni 470 SM - 339 SM).
Dari jaman purbakala hingga jaman modern para siswa telah merenungkan hidup dan ajaran-ajaran dari Socrates. Banyak kesimpulan yang dibuat tentang bagaimana dia menjalani hidupnya dan banyak pihak yang menyatakan hal-hal lain berdasarkan desas-desus.
Semua ini dapat terjadi karena Socrates tidak pernah meninggalkan skrip tulisan. Mereka yang semasa hidupnya dekat dengan dia atau mereka yang tertarik pada dirinya-lah yang menuliskan untuknya.
Sangatlah normal bila figur orang penting menjadi subyek perdebatan di kalangan masyarakat dan hidup seseorang. Bagaimanapun para pakar mengatakan, Socrates telah meninggalkan warisan budaya yang mengajarkan manusia secara langsung maupun tidak langsung dan mengajarkan bagaimana menjadi manusia berbudaya.
Sangatlah normal bila figur orang penting menjadi subyek perdebatan di kalangan masyarakat dan hidup seseorang. Bagaimanapun para pakar mengatakan, Socrates telah meninggalkan warisan budaya yang mengajarkan manusia secara langsung maupun tidak langsung dan mengajarkan bagaimana menjadi manusia berbudaya.
Gnothi Se Afton: Mengenal diri sendiri
Banyak orang mencoba menanggapi frase ini untuk memahami arti terdalamnya. Begitu sederhana untuk mengerti kata-katanya namun tindakan seseoranglah yang menunjukkan jika dia telah memahami artinya.
"Gnothi se afton" berarti "mengenali diri sendiri". Seseorang yang dengan sungguh-sungguh sadar akan keberadaan dan tindakannya, memahami keberadaan yang lain juga. Pada tingkat yang lebih sederhana, hal itu untuk mengetahui apakah orang tersebut memiliki kebiasaan yang baik atau jelek, dan mempunyai kekuatan untuk belajar dan meningkatkan diri sendiri selama hidupnya.
En Oida Oti Ouden Oida: Saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa
Frase tersebut dalam bahasa Yunani diterjemahkan lebih dekat sebagai "Saya mengetahui satu hal, dan karena itu saya tidak mengetahui apa-apa."
Menurut pemahaman saya, Socrates tidak menyatakan bahwa dia tidak mengetahui apa-apa, namun bahwa seseorang tidak dapat mengetahui apa saja secara mutlak meskipun dia yakin mengenai hal tertentu. Socrates telah meng-eksplorasi dirinya sendiri dan semakin banyak dia memahami, akhirnya dia sampai pada kesadaran bahwa dia tidak mengetahui apa-apa.
Jalan pemikiran ini mirip dengan filsafat Timur di mana Buddha Sakyamuni (Sidharta Gautama) pernah mengatakan, "Saya belum mengajarkan Dharma (hukum) apa pun sepanjang hidup saya." Setelah dia mengajarkan kebenaran alam semesta pada pengikutnya selama beberapa tahun.
Filsafat mana pun yang kami pelajari, semuanya memiliki kesamaan yaitu untuk mengenal dan mengetahui diri sendiri. Bagi orang yang mengenali diri sendiri dapat menghindari banyak situasi buruk. Cerita Daedalus memberi peringatan bahwa seseorang memiliki keterbatasan.
Daedalus adalah seorang pengrajin yang paling mahir, begitu mahirnya hingga dia mengatakan bila dia mampu menciptakan suatu citra yang terlihat seperti hidup. Raja Minos mengurungnya di menara pulau Crete untuk mencegah membeberkan pengetahuannya tentang labirin yang terkenal. Dia dan anak lelakinya Icarus ingin melarikan diri dari pulau Crete, namun satu-satunya cara untuk kabur hanya dengan terbang.
Maka, dia membuat dua pasang sayap. Daedalus memperingatkan Icarus agar tidak terbang terlalu tinggi, karena panas matahari akan mencairkan lilinnya, atau terbang terlalu rendah karena buih-buih laut akan membuat sayap basah dan mereka tidak akan dapat terbang lagi. Lantas, sang bapak dan anak lelaki-nya terbang pergi. Mereka telah melewati Samos, Delos dan Lebynthos.
Ketika anak laki-lakinya mulai membumbung tinggi ke atas seolah-olah ingin mencapai surga, terik matahari melelehkan lilin yang melekatkan bulu-bulu dan mereka jatuh. Icarus jatuh ke dalam laut. Sang bapak menangis, dengan getir menyesali hasil karyanya sendiri, dan menyebut pulau yang terdekat dengan tempat Icarus jatuh ke laut sebagai Icaria untuk mengenang anaknya.
Tidak mengenal diri sendiri, tidak memahami hingga ke hati, dan berpikir bahwa kita mengetahui segalanya, maka tentunya kita akan menghadapi situasi yang menyulitkan. Salam kebajikan
En Oida Oti Ouden Oida: Saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa
Frase tersebut dalam bahasa Yunani diterjemahkan lebih dekat sebagai "Saya mengetahui satu hal, dan karena itu saya tidak mengetahui apa-apa."
Menurut pemahaman saya, Socrates tidak menyatakan bahwa dia tidak mengetahui apa-apa, namun bahwa seseorang tidak dapat mengetahui apa saja secara mutlak meskipun dia yakin mengenai hal tertentu. Socrates telah meng-eksplorasi dirinya sendiri dan semakin banyak dia memahami, akhirnya dia sampai pada kesadaran bahwa dia tidak mengetahui apa-apa.
Jalan pemikiran ini mirip dengan filsafat Timur di mana Buddha Sakyamuni (Sidharta Gautama) pernah mengatakan, "Saya belum mengajarkan Dharma (hukum) apa pun sepanjang hidup saya." Setelah dia mengajarkan kebenaran alam semesta pada pengikutnya selama beberapa tahun.
Filsafat mana pun yang kami pelajari, semuanya memiliki kesamaan yaitu untuk mengenal dan mengetahui diri sendiri. Bagi orang yang mengenali diri sendiri dapat menghindari banyak situasi buruk. Cerita Daedalus memberi peringatan bahwa seseorang memiliki keterbatasan.
Daedalus adalah seorang pengrajin yang paling mahir, begitu mahirnya hingga dia mengatakan bila dia mampu menciptakan suatu citra yang terlihat seperti hidup. Raja Minos mengurungnya di menara pulau Crete untuk mencegah membeberkan pengetahuannya tentang labirin yang terkenal. Dia dan anak lelakinya Icarus ingin melarikan diri dari pulau Crete, namun satu-satunya cara untuk kabur hanya dengan terbang.
Maka, dia membuat dua pasang sayap. Daedalus memperingatkan Icarus agar tidak terbang terlalu tinggi, karena panas matahari akan mencairkan lilinnya, atau terbang terlalu rendah karena buih-buih laut akan membuat sayap basah dan mereka tidak akan dapat terbang lagi. Lantas, sang bapak dan anak lelaki-nya terbang pergi. Mereka telah melewati Samos, Delos dan Lebynthos.
Ketika anak laki-lakinya mulai membumbung tinggi ke atas seolah-olah ingin mencapai surga, terik matahari melelehkan lilin yang melekatkan bulu-bulu dan mereka jatuh. Icarus jatuh ke dalam laut. Sang bapak menangis, dengan getir menyesali hasil karyanya sendiri, dan menyebut pulau yang terdekat dengan tempat Icarus jatuh ke laut sebagai Icaria untuk mengenang anaknya.
Tidak mengenal diri sendiri, tidak memahami hingga ke hati, dan berpikir bahwa kita mengetahui segalanya, maka tentunya kita akan menghadapi situasi yang menyulitkan. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar