|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 21 Oktober 2015

Mengetik dengan Kedipan Mata, Semoga Buku Ini Jadi Karya Terindah Sebelum Ajal Menjemput

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Harapan selalu ada selama kita yakin. Tak mudah memang untuk tetap optimis saat kita diberi ujian atau cobaan. Tapi hidup hanya sekali, kalau kita menyerah begitu saja menjalani hidup, maka segalanya akan terasa sia-sia.

Gong Xunhui, wanita berusia 62 tahun asal Chengdu, Tiongkok ini dulunya adalah seorang dokter. Dilansir dari laman dailymail.co.uk, kini tubuhnya lumpuh karena penyakit neuron motor progresif yang dideritanya. Ia pun tak bisa lagi bicara atau menggerakkan badan. Tapi ia tak begitu saja pasrah dengan keadaan.


Zhang menyuapi istrinya, Gong Xunhui
Di tengah ujian penyakit tersebut, ia tetap berkarya. Karena kemampuan yang tersisa pada dirinya adalah mengedipkan mata, maka ia membuat karya dengan kemampuannya tersebut. Dia mengoperasikan komputer dengan kedipan mata hingga berhasil mengetik dan membuat buku biografi. Wah, luar biasa sekali ya, mengetik dengan kedipan mata pastilah bukan hal yang mudah.

Buku biografi yang ditulisnya ini nantinya akan dijual dan hasil penjualan akan didonasikan. Dalam buku biografi tersebut, Gong menceritakan pengalaman hidupnya termasuk penyakit yang dideritanya saat ini.

Gong bertemu pertama kali dengan suaminya Zhang Cunrui tahun 1976 setelah dikenalkan oleh kakeknya. Keduanya langsung jatuh cinta dan menikah lima bulan kemudian. Selama bertahun-tahun, mereka menjalani hidup yang bahagia dan dikaruniai seorang anak laki-laki. Namun, musim gugur tahun 2002 tragedi itu terjadi. 


"Saat itu saya mengalami pusing-pusing. Kaki kanan saya terasa layu dan saya tak punya tenaga untuk menggerakkannya," ungkap Gong.

Selama setahun setelah gejala tersebut, penyakitnya belum terdeteksi. Sampai pada akhirnya, dokter menyatakan Gong menderita penyakit neuron motor, penyakit sama yang diderita Stephen Hawking. Ia divonis hanya punya harapan hidup lima tahun.


Gong Xunhui
Mengetahui kenyataan tersebut, tangis Gong pecah. Di kamar rumah sakit, ia terus menangis dan tak bisa tidur. Penyakit Gong makin parah, tubuhnya lumpuh. Kini, ia juga sudah tak bisa lagi berbicara. Hanya kepada suaminya ia bergantung untuk disuapi.

Menghadapi kondisinya yang makin parah, Gong tak putus asa. Kepada suaminya ia berkata, "Aku tak mau menyerah pada takdir. Aku masih hidup. Aku ingin melanjutkan hidup, bukan menunggu datangnya kematian."

Sejak Gong mengucapkan hal tersebut pada suaminya, ia mulai menggarap proyek buku biografinya. Dengan bantuan teknologi canggih, Gong menulis dengan kedipan mata. Kamera video yang diletakkan di depannya akan menangkap gerakan matanya, kemudian sebuah program di komputer akan memprosesnya untuk mengetikkan kata dan kalimat.

Proses penulisan buku biografi itu jelas sangat lambat dan makan banyak waktu. Gong mengetik mulai pukul 8 pagi hingga 10 malam hari, di sela-sela waktu mengetiknya, ia menyempatkan diri mengobrol dengan teman-temannya via QQ, situs jejaring sosial Cina.

Sang suami, Zhang mengatakan kalau istrinya itu sangat bertekad menyelesaikan tulisannya. Setiap hari, istrinya duduk di depan komputer lebih dari 10 jam dan menggunakan kedipan mata untuk mengetik. "Melalui kedipan mata ribuan kali, ia bisa mengetik maksimum 3.000 kata per hari. Dia bekerja tiada henti selama lebih dari setahun dan berhasil menyelesaikan buku biografinya," ujar Zhang.

Buku biografi yang tersusun atas 150 ribu kata itu kini sudah rampung. "Biografi ini bukan tentang kisah hidupnya yang menderita. Buku ini tentang cara menyemangati orang-orang yang menderita penyakit yang sama dan mereka yang sedang berjuang menghadapi cobaan dalam hidup. Ujian dan cobaan bisa membuat hidup lebih kuat," kata Zhang.

Gong sendiri berharap nantinya hasil penjualan bisa digunakan untuk membelikan respirator untuk para penderita penyakit motor neuron. Di saat sulitnya, Gong malah memiliki kekuatan lebih dan besar untuk melakukan sesuatu yang bermakna dalam hidupnya. Sungguh perjuangan seorang wanita yang sangat luar biasa, ya Sobat
.
Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar