KEBAJIKAN ( De 德 ) - Belajar adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh anak-anak. Mereka membutuhkan pendidikan untuk bisa menjalani kehidupan sosial maupun individu agar bisa mandiri nantinya. Pendidikan memang dimulai sejak dini, namun bukan berarti pendidikan bisa menyedot semua waktu anak.
Anak juga butuh istirahat dan bermain. Waktu belajar anak sebaiknya memang harus seimbang dengan waktu bermainnya. Anak pun akan belajar banyak saat mereka bermain dan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Lalu bagaimana jika tuntutan belajar datang dari sekolah?
Biasanya saat pelajaran selesai, anak akan membawa pulang PR untuk dikerjakan di rumah, agar mereka ingat apa yang sudah dipelajari di sekolah. Hal ini sangat baik untuk anak, tapi jika porsinya berlebihan, Bunda juga harus waspada. Seperti dilansir dari parenting.com, Bunda harus mengetahui seberapa banyak PR yang "berlebihan", apa efeknya untuk anak dan apa yang bisa orang tua lakukan terhadap hal ini. Seperti dijelaskan berikut ini.
1. Tanda-tanda anak mendapat PR terlalu banyak
Jika anak mulai menunjukkan ketidaksukaannya terhadap sekolah secara berlebihan terutama ketika mereka mendapat tugas untuk dikerjakan di rumah dari gurunya. The National Education Association menyarankan sebaiknya anak mendapat PR tidak lebih dari 10 soal per pelajaran. Anak akan lebih memahami konsep menyelesaikan masalah maksimal pada 5 soal dalam sebuah PR.
2. Efek negatif terlalu banyak PR terhadap anak
Anak jadi sering rewel. Anak jadi berpikir bahwa belajar adalah pengalaman yang buruk, bukannya aktivitas yang menyenangkan. Terlalu banyak PR juga bisa membuat anak stres, dan menyita waktu anak untuk berinteraksi dengan orang di sekitarnya, termasuk keluarga karena harus fokus dengan pekerjaan rumah.
3. Yang bisa orangtua lakukan
Orang tua perlu bicara ke pihak sekolah, terutama gurunya, menjelaskan bagaimana sebaiknya untuk tidak memberi PR terlalu banyak, karena seringkali guru tidak sadar bahwa mereka memberi terlalu banyak. Menjelaskan bahwa sangat baik memberi PR namun porsinya juga perlu diperhatikan.
Nah, itu dia yang perlu Bunda perhatikan tentang pendidikan anak. Namun jangan hanya percaya sekolah saja atau anak saja, karena terkadang anak justru "memanipulasi" keadaan sekolah sehingga sekolah terlihat buruk di mata orang tua. Bunda harus jeli, apakah PR anak memang benar berlebihan atau hanya anak saja yang bersikap malas. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar