KEBAJIKAN ( De 德 ) - Baru-baru ini, seorang kakek bermarga Yu (73) yang asal kota Rui’an di propinsi Zhejiaang, Tiongkok ikut tour mengunjungi Kota Terlarang di Beijing. Karena terpisah dengan rombongan, ia terpaksa pergi ke rumah familinya di kota Tianjin dengan cara berjalan kaki selama 6 hari 5 malam.
Menurut berita yang disampaikan media Daratan yang mengutip pengakuan kakek itu bahwa ia ikut tour ke Beijing yang diselenggarakan oleh sebuah agen perjalanan di kota Rui’an. Saat mengunjungi Kota Terlarang pada 13 Oktober 2015, ia terpisah dari rombongan.
Namun karena kakek tersebut tidak pernah menggunakan ponsel, lagipula tidak bisa berbahasa Mandarin, mungkin juga bingung menemui banyaknya pengunjung di dalam Kota Terlarang sehingga salah jalan dan terpisah dari rombongan.
Mungkin karena putus asa menunggu, ia memutuskan untuk pulang ke Rui’an dengan berjalan kaki. Dengan bantuan arah matahari kakek Yu berjalan kaki pada siang harinya dan beristirahat tidur di bawah pohon saat malam tiba. Ia akhirnya ditemukan berada di kota Tianjin pada 18 Oktober 2015. Famili Yu juga terheran-heran hampir tidak percaya kakek Yu bisa menempuh jalan kaki dari Beijing ke Tianjin yang jaraknya lebih dari 100 km, setidaknya 70 km jalan bebas hambatan.
Bagaimana kakek berjalan sejauh itu?
Menurut pengakuan kakek bahwa ia sebenarnya tidak tahu jalan, dan berjalan berdasarkan arah yang ‘diitunjuk’ matahari. Pokoknya bisa menentukan arah selatan lalu berusaha berjalan menuju arah selatan.
“Ketika lelah saya akan mencari tempat teduh di bawah pohon untuk beristirahat sejenak. Terkadang juga sampai tertidur. Ketika perut lapar saya pergi ke kedai terdekat untuk membeli makanan,” katanya.
Sejak mendengar terjadi hilang kontak dengan kakek Yu, putra kakek Yu langsung terbang ke Beijing bersama familinya untuk mencari ayahnya. Pasang iklan di harian untuk mencari orang hilang. Meskipun akhirnya orang hilang itu yang pulang sendiri.
Warga ada yang berkomentar bahwa agen perjalanan wajib bertanggung jawab terhadap kasus hilangnya kakek Yu saat mengikuti tour mereka. Tetapi ada juga warga yang meledek mengatakan kejadian membuat susah orang tua sampai harus terus mengamati gerakan matahari.
Saat ini, putra kakek Yu sedang melakukan negosiasi soal ganti rugi dengan agen perjalan tersebut walau belum diketahui bagaimana kesepakatannya. Salam kebajikan (Sumber)
Menurut berita yang disampaikan media Daratan yang mengutip pengakuan kakek itu bahwa ia ikut tour ke Beijing yang diselenggarakan oleh sebuah agen perjalanan di kota Rui’an. Saat mengunjungi Kota Terlarang pada 13 Oktober 2015, ia terpisah dari rombongan.
Namun karena kakek tersebut tidak pernah menggunakan ponsel, lagipula tidak bisa berbahasa Mandarin, mungkin juga bingung menemui banyaknya pengunjung di dalam Kota Terlarang sehingga salah jalan dan terpisah dari rombongan.
Mungkin karena putus asa menunggu, ia memutuskan untuk pulang ke Rui’an dengan berjalan kaki. Dengan bantuan arah matahari kakek Yu berjalan kaki pada siang harinya dan beristirahat tidur di bawah pohon saat malam tiba. Ia akhirnya ditemukan berada di kota Tianjin pada 18 Oktober 2015. Famili Yu juga terheran-heran hampir tidak percaya kakek Yu bisa menempuh jalan kaki dari Beijing ke Tianjin yang jaraknya lebih dari 100 km, setidaknya 70 km jalan bebas hambatan.
Bagaimana kakek berjalan sejauh itu?
Menurut pengakuan kakek bahwa ia sebenarnya tidak tahu jalan, dan berjalan berdasarkan arah yang ‘diitunjuk’ matahari. Pokoknya bisa menentukan arah selatan lalu berusaha berjalan menuju arah selatan.
“Ketika lelah saya akan mencari tempat teduh di bawah pohon untuk beristirahat sejenak. Terkadang juga sampai tertidur. Ketika perut lapar saya pergi ke kedai terdekat untuk membeli makanan,” katanya.
Sejak mendengar terjadi hilang kontak dengan kakek Yu, putra kakek Yu langsung terbang ke Beijing bersama familinya untuk mencari ayahnya. Pasang iklan di harian untuk mencari orang hilang. Meskipun akhirnya orang hilang itu yang pulang sendiri.
Warga ada yang berkomentar bahwa agen perjalanan wajib bertanggung jawab terhadap kasus hilangnya kakek Yu saat mengikuti tour mereka. Tetapi ada juga warga yang meledek mengatakan kejadian membuat susah orang tua sampai harus terus mengamati gerakan matahari.
Saat ini, putra kakek Yu sedang melakukan negosiasi soal ganti rugi dengan agen perjalan tersebut walau belum diketahui bagaimana kesepakatannya. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar