KEBAJIKAN ( De 德 ) - Ahli psikologi mengatakan, bahwa anak-anak yang tidak berbakti itu sepenuhnya disebabkan hasil binaan dan asuhan orangtua. Pola pendidikan orangtua yang tidak benar ibarat seperti menebar benih angin, dimana kelak akan menuai badai. Kebencian dan keluhan pada orangtua di bawah alam sadar anak-anak, biasanya tidak akan diperlihatkan, dan tanpa sadar ada rasa benci dan dendam para orangtuanya.
Berikut beberapa tipe orangtua rentan membesarkan anak yang tidak berbakti :
1. Orangtua yang sering memarahi dan memukul anak
Anak-anak yang dipukul orangtuanya, biasanya batinnya akan bergejolak dan timbul rasa antipati, menjadi dendam, dimana hal ini kelak akan rentan menjadikan kekerasan dibalas dengan kekerasan, secara inisiatif memukul orang lain. Khususnya pengaruh orangtua itu sangat dalam pada diri anak-anak di usia 5 – 6 tahun. Karena usia 5 – 6 tahun itu merupakan kunci pertumbuhan psikologi individu.
2. Orangtua yang suka mengomel
Sebagian orangtua biasanya selalu mengomel tiada henti apabila anak-anaknya menemui kegagalan atau tidak sesusai dengan harapannya. Sekadar diketahui, omelan orangtua rentan memicu rasa antipati anak, mereka menganggap orangtua seperti itu tidak layak dihormati, dan lebih lanjut akan menumbuhkan anak yang membangkang pada orangtua.
3. Orangtua yang member perhatian berlebihan
Orangtua yang terlalu memanjakan dan memborong semua pekerjaan anak-anak, justru menghilangkan kesempatan pada anak-anak untuk bekerja dan baktinya pada orang tua, sehingga membuat perasaan mereka menjadi semakin dingin.
4. Orangtua “pura-pura mengiba”
Apabila orang tua bisa menguasai beberapa kemampuan dan pengetahuan psikologi, bisa membina rasa bakti anak-anak. Orangtua juga harus bisa memperlihatkan “kelemahan” di hadapan anak.anak. Sebagian orangtua selalu berpura-pura sangat kuat di depan anak-anak, seolah-olah tidak ada yang perlu anak-anak lakukan untuk mereka. Hal ini justru menyebabkan rasa tanggungjawab anak-anak itu menurun.
Dengan memperlihatkan kelemahan yang sesuai, pura-pura mengiba, sebenarnya akan membuat hati anak-anak itu tersentuh, sehingga akan lebih menunjukkan perhatian pada orangtua. Cinta dan kasih sayang, bukan berarti memberikan segalanya yang terbaik pada mereka, melainkan memberikan semua yang paling mereka butuhkan.
5. Mengembangkan rasa simpati anak-anak terhadap mereka yang lemah
Menaruh simpati dan berbakti kepada orangtua sebenarnya adalah satu hal yang sama. Saat anak-anak tumbuh dewasa, ayah/ibu berangsur-angsur juga akan bertambah tua, dan akan menjadi sosok yang lemah. Dan mengajarkan pada anak untuk mengasihi yang lemah akan menumbuhkan jiwa sosial anak. Jadi, mereka yang tidak menghargai orang miskin acapkali tidak berbakti pada orangtua mereka.
Banyak orang suka membual di depan anak-anak mengatakan betapa tinggi jabatannya sebagai pejabat, banyak uang, punya koneksi yang hebat, ketahuilah, orang seperti ini bukan saja tidak akan bisa membina anak yang berbakti, malah justru akan mengembangkan perilaku amoral sang anak.
6. Menumbuhkan rasa pengalaman moral yang baik pada anak-anak
Jika Anda menolong seorang kakek/nenek yang jatuh terpeleset, kemudian membawanya ke rumah sakit, maka di saat demikian akan menimbulkan suatu rasa pengalaman moral yang baik.
Demikian juga halnya dalam membina rasa bakti anak-anak. Oleh karena itu, pada hari-hari biasa, orangtua juga perlu mencoba membiarkan anak-anak melakukan sesuatu untuk keluarga di rumah, dan segera berikan pujian padanya, hal ini sebenarnya juga sedang memupuk rasa syukur anak-anak. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar