|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 17 November 2015

Demi Keadilan, Wanita Ini Menolak Ganti Profil di Facebook Hanya Untuk Paris

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Pasca tragedi serangan teror yang melanda Paris, Prancis, Jumat (13/11/2015),  pengguna Facebook di seluruh belahan dunia ramai membuat tampilan foto profilnya bergambar bendera Prancis. Hal ini merupakan bentuk simpati atas kejadian 13 November lalu yang menyebabkan kematian 132 jiwa dan ratusan lainnya luka-luka. 

Jaringan media sosial terbesar di dunia, Facebook, memang menyediakan layanan bagi pengguna Facebook untuk menunjukkan solidaritasnya kepada korban tragedi Paris melapisi gambar profilnya dengan bendera Biru Putih Merah itu.

Tapi hal tersebut tampaknya tidak disetujui oleh semua pengguna Facebook untuk mengubah foto profilnya, termasuk seorang wanita asal Prancis. Ia menolak mengubah profil Facebook-nya. Wanita itu adalah Charlotte Farhan, editor majalah online, Art Saves Lives International, yang memprotes hal itu.

Seperti dilansir mirror.co.uk pada 15 November 2015, Farhan mengumumkan bahwa dia tidak akan mengubah foto profilnya menyusul serangan teror tersebut melalui postingan-nya.

Farhan berpendapat bahwa tidak adil jika orang hanya berduka untuk Paris. Seharusnya peristiwa mengerikan lain yang terjadi di seluruh dunia setiap hari juga perlu mendapat perhatian.

Menurut Farhan, perang terjadi hampir di seluruh dunia dan tak ada seorang pun yang peduli terhadap hal itu. Pembelaan terhadap kemanusiaan juga, bagi dia, tidak harus didasari kepentingan tertentu.

Majalah Art Saves Lives International, tempat Farhan bekerja, merupakan sebuah majalah yang concern terhadap isu-isu kemanusiaan dan terbit setiap tiga bulan sekali.

Hingga saat ini, tak kurang dari 83.000 orang yang membagikan postingan tersebut dan 125.000 meng-klik tool like. Postingan ini mendapat dukungan dari para rekannya. Misalnya dari Allan Blair berikut ini.

"Ekspresi yang indah, Charlotte. Mungkin kamu harus mengubah senimu dari visual ke tulisan," tulis Allan pada wanita yang juga seniman itu.

Netizen asal Indonesia bernama Gusti Hafizh Aldi Darwis juga berkomentar, "Aku sudah membagikan statusmu karena sangat inspiring dan perlu di-share. tulisan yang indah...salam dari Indonesia :)"

Isi postingan alumnus Philosophu and Psychological Studies Open University ini adalah sebagai berikut:

Postingan Charlotte Farhan di facebook
"Aku tidak akan mengubah foto profil Facebookku dengan bendera Prancis meskipun aku seorang Prancis dan dari Paris. Alasannya adalah jika aku melakukannya (mengubah foto profil) hanya untuk Paris maka itu sudah salah. Jika aku melakukannya untuk setiap serangan di dunia, aku harus mengubah foto profilku beberapa kali dalam sehari.

Simpatiku untuk dunia, tidak berdasarkan batas, tidak berdasarkan hirarki, aku menganggap kehidupan setiap orang berharga, siapa pun yang diserang oleh ekstremis baik yang berdasarkan keyakinan agama, pandangan, ataupun profit! Jangan menjadi bagian dari orang-orang yang bermental memisah-misahkan 'kami dan mereka' seperti yang para provokator peperangan yang inginkan padamu."

Facebook Dinilai Pilih Kasih

Terkait kritisisme yang kian meluas karena Facebok dianggap pilih kasih, lantaran Facebook tak merespons tragedi pengeboman di Beirut, Libanon, dengan cara serupa, meski terjadi hanya sehari sebelum peristiwa Paris.

Seperti yang diketahui, Fitur Safety Check Facebook diaktifkan saat peristiwa serangan di Paris, Perancis, sehingga mendapat pujian dari sejumlah penggunanya karena dianggap bermanfaat untuk membantu para korban di sekitar tempat kejadian agar dapat mengonfirmasi keselamatan mereka kepada keluarga dan teman di jejaring sosial itu.

Meski mendapat banyak pujian, para pengguna lain juga mengkritik keputusan Facebook yang mengaktifkan fitur tersebut saat terjadi insiden di Perancis dan tidak mengaktifkannya sehari sebelumnya ketika terjadi peristiwa pengeboman di Beirut, Lebanon.

Sejumlah orang mengatakan bahwa tindakan tersebut menunjukan adanya seleksi kemanusiaan yang ditunjukkan tim Facebook, yang tentu saja menunjuk nama CEO Facebook, Mark Zuckerberg.

Mark dinilai pilih kasih dalam kebijakannya tersebut. Dan hal tersebut pun langsung didengar oleh Mark dan dijawabnya meski tidak tepat sasaran karena tidak menjawab inti dari pertanyaannya.



"Hingga kemarin, kebijakan kami hanya mengaktivasi Safety Check untuk bencana alam. Kami baru saja menggantinya dan berencana mengaftikan Safety Check untuk bencana kemanusiaan lain yang terjadi," Zuckerberg menuliskan di bawah foto profilnya yang berbendera Perancis.

"Terima kasih untuk semua yang telah bertanya dan perhatian tentang ini. Anda benar bahwa ada banyak konflik penting lainnya di dunia," tulis Zuckerberg, dikutip dari CNN Indonesia.
 
CEO Facebook Mark Zuckerberg menjelaskan bahwa fitur Safety Check merupakan fitur yang di desain untuk peristiwa bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir. Namun melihat hal tersebut dibutuhkan saat kejadian penyerangan di Paris, Facebook memutuskan untuk merubah kebijakan awal dan akan mulai mengaktifkan Safety Check untuk insiden-insiden yang banyak memakan korban jiwa.

Jawaban itu sendiri tetap tidak memberikan jawaban mengapa diaktifkan saat insiden di Paris dan tidak ketika insiden di Beirut. Padahal dalam kedua insiden tersebut sama-sama terjadi pengeboman dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit.

Tidak heran jika sejumlah pengguna Facebook menuding Mark sebagai orang yang melakukan seleksi kemanusiaan (Selective Humanity) yang mengabaikan sebagian nasib orang lain dibanding sekumpulan orang lain di tempat berbeda.

Kepala Respons Darurat Timur Tengah dan Afrika Utara Facebook, Narain Jashmal, turut menambahkan, "Saat ini, kami menyatakan apa yang harus kami katakan. Saya memperkirakan akan ada komunikasi lebih lanjut segera."

Namun bagi profesor Khalil, ada alasan lain di balik fitur tersebut. "Saya melihat watermark foto profil, seperti pengecekan keamanan, sebagai cara facebook untuk menjaga relevansinya bagi pengguna yang masih aktif."

"Dengan menyediakan fitur-fitur ini, Facebook bertujuan tetap relevan setidaknya untuk pengguna yang masih menggantungkan koneksi sosialnya di Facebook. Tetapi ketidakadilan akses itu bisa jadi membuat pengguna mencari alternatif lain," katanya lagi.

Sebaliknya, ahli kebijakan internet dari Abu Dhabi, Rafid Fatani, memaklumi kebijakan yang kian disebut pilih kasih tersebut. Fatani menganggapnya sekedar persoalan sumber daya.

"Menurut saya perbedaan terhadap Beirut dan Paris bukan masalah sikap Facebook, melainkan alokasi sumber daya. Facebook punya sedikit sekali sumber daya kebijakan publik (yang andal) di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara daripada di wilayah lain." Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar