KEBAJIKAN ( De 德 ) - Sejumlah pemimpin dunia mengungkapkan rasa simpati dan duka atas tragedi serangan teror yang terjadi di Paris, Prancis, Jumat (13/11). Serangan terjadi secara serentak di tujuh lokasi di Perancis yang dilakukan di gedung konser Bataclan, restoran Kamboja, Le Petit Cambodge di Rue Bichat serta di luar sebuah stadion olah raga Stade de France saat tim sepak bola Prancis bertanding dengan Jerman.
Akibat serangan teroris itu, sedikitnya 153 orang tewas akibat tembakan membabi buta dan juga ledakan bom bunuh diri. Korban
terbesar yakni di stadion Bataclan. Sekitar 118 orang tewas di satu
titik serangan. Polisi Prancis terus memperbaharui jumlah korban.
Pemimpin dunia dari Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, India dan juga tidak ketinggalan Indonesia turut memberikan suaranya atas tragedi ini.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama: “Serangan ini bukan ditujukan hanya untuk Prancis. Tapi ini adalah serangan terhadap kemanunsiaan dan nilai-nilai universal. Tragedi ini mengingatkan kita akan ikatan liberte, egalite, fraternite yang tidak hanya dibagikan orang Prancis, tapi kita semua. Pelaku jauh melampaui setiap tindakan terorisme atau visi kebencian dari orang-orang yang melakukan kejahatan malam ini."
“Apapun bisa kami lakukan. Kami akan melakukan apapun yang dibutuhkan.”
David Cameron (PM Inggris): "Semua ini menegaskan bahwa kita sedang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tantangan sangat kejam."
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo: "Saya menyampaikan duka mendalam bagi korban aksi terorisme dan kekerasan di Paris, dan juga kepada pemerintah dan rakyat Prancis. Pemerintah dan bangsa Indonesia mengutuk keras kekerasan dan kekejaman yang terjadi."
Jose Manuel Garcia Margallo (Menteri Luar Negeri Spanyol): "Kabar dari Paris adalah dan menyakitkan & mengerikan."
PM India Narendra Modi: "Kami berbagi kesedihan dan rasa sakit dari orang-orang Prancis ... kejahatan teroris tidak dapat dibenarkan. Tragedi Paris mengharuskan kita semua untuk bersatu dalam memerangi ekstremisme, untuk membawa jawaban yang kuat melawan tindakan teroris.”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan: "Saya sangat mengutuk kejahatan terhadap kemanusiaan."
Presiden Iran Hassan Rouhani (Presiden Iran): "Turut bersimpati atas kejadian di Paris ... Eropa bersama Prancis dan orang-orang Prancis."
Federica Mogherini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa: “Saya sangat terkejut dengan berita dan foto-foto dari Paris.”
Angela Merkel, Konselor Jerman: “ "Terkejut dan terkejut oleh serangan baru di #Paris. Kata-kata tidak cukup."
Bert Koenders, Menteri Luar Negeri Belanda: ""Ini memang hari Jumat hitam untuk Prancis dan bagi dunia."
Julie Bishop, Menteri Luar Negeri Australia: "Ini adalah perjuangan global untuk kebebasan terhadap mereka yang berusaha untuk menekannya dan berusaha untuk menegaskan beberapa bentuk tirani agama; ancaman atas nama Tuhan tetapi melakukan pekerjaan setan."
Malcolm Turnbull, Perdana Menteri Australia: "Ini adalah serangan mengerikan di kota yang indah dengan kehangatan, keceriaaan, da keramahan orang-orangnya. Jangan membiarkan teroris memisahkan kita atau menghancurkan semangat kami. Saya tahu semangat Prancis akan menang."
Vivian Balakrishnan, Menteri Luar Negeri Singapura: "Di masa-masa tragis bagi rakyat Prancis. Saya mengutuk dengan cara terkuat tindakan barbar ini."
Presiden Republik Rakat Tiongkok Xi Jinping: "Terorisme adalah tantangan bersama, yang sedang dihadapi seluruh manusia.
Kepala Eksekutif Afghanistan Abdullah Abdullah: "Serangan teroris keji yang terjadi kemarin. Ini merupakan pelanggaran dan bertentangan dengan semua etik, moral dan agama."
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir: "Pembunuhan tanpa ampun yang dialami warga Paris menunjukkan bahwa teroris tidak tahu batas. Mereka musuh seluruh umat manusia."
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani: "Saya mengutuk tindakan teror ini, pembantaian brutal ini."
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dari Pakistan: "Kami harus tetap bersatu dalam perang melawan terorisme."
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak: "Ini serangan menakutkan dan menjijikkan.
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen: "Waktu yang menuntut keamanan tinggi dari kita semua."
Aksi belasungkawa juga dilakukan orang-orang dan kota-kota untuk Paris. Ada yang turun ke jalan ada juga yang kota-kota yang gedungnya dipasangi lampu dengan warna bendera Prancis.
Di media sosial, Sabtu (14/11/2015) tagar #prayforparis tak henti-hentinya disuarakan. Mereka berdoa untuk korban yang meninggal. Data terakhir ada 153 orang meninggal dunia akibat serangan kelompok bersenjata.
Ada juga aksi damai dengan membawa tulisan 'not afraid' di sejumlah lokasi di dunia. Doa dan dukungan diberikan bagi warga Paris.
Serangan penembakan dan ledakan yang mengguncang Paris, Prancis pada Jumat (13/11) malam disebut terkoordinasi. Hanya dalam beberapa jam saja, sedikitnya tujuh lokasi berbeda di wilayah Paris dilanda serangan teror yang memakan korban jiwa. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar