KEBAJIKAN ( De 德 ) - Di seluruh dunia, terdapat ratusan juta penderita penyakit pernapasan kronis. Pada tahun 2030 mendatang, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan penyakit paru-paru obstruktif kronis (COPD, kerusakan paru-paru yang tidak bisa disembuhkan) akan menjadi penyebab utama kematian di urutan ketiga. Penyakit pernapasan kronis lainnya yang kurang umum tetapi juga serius, diantaranya termasuk bronkiektasis dan fibrosis paru.
COPD tidak hanya sejenis penyakit, tetapi merupakan istilah umum untuk kondisi paru-paru yang kronis, termasuk diantaranya bronkitis dan emfisema, di mana saluran pernapasan tersumbat. Seiring dengan aliran udara yang berkurang, paru-paru akan mengisinya dengan dahak, sehingga akan membunuh kantung alveoli kecil, tempat di mana oksigen atau karbondioksida bergabung dengan darah, sehingga mendorong hilangnya fungsi paru-paru.
Mirip dengan asma, gejala COPD termasuk batuk kronis, mengi, sesak napas, dan generasi akumulasi dahak. Akumulasi dari berbagai zat yang mempersempit saluran udara akan menyulitkan bernapas dan menurunkan fungsi paru-paru, sehingga akhirnya menyebabkan kematian.
Bronkiektasis adalah suatu kondisi di mana saluran udara menggembung dan menjadi tidak dapat berkontraksi yang dikarenakan penghancuran otot dan dinding saluran bronkial. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam menghilangkan dahak yang terakumulasi dalam tabung bronkial, yang sering kali menimbulkan infeksi.
Gejala termasuk batuk, generasi nanah seperti dahak yang memiliki bau busuk, muntah darah, kelelahan, penurunan berat badan, lemah, demam, dan apatis.
Fibrosis paru-paru adalah suatu kondisi di mana jaringan dalam paru-paru menjadi seperti bekas luka, tebal, dan kaku, sehingga sulit bagi penderita untuk menyerap napasnya. Gejala lain termasuk batuk kering, batuk berkepanjangan, kelelahan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, nyeri otot dan sendi, serta kondisi yang disebut clubbing, suatu kondisi di mana ujung jari tangan atau kaki seseorang menjadi lebih lebar dan bulat.
Penyakit pernapasan kronis dapat bermanifestasi sekitar 20 tahun sebelumnya bagi penderita TBC atau TB pleurisy (suatu kondisi jika infeksi tuberkulosis menyebabkan peradangan pada jaringan yang melapisi paru-paru dan rongga dada). Hal ini dapat menyebabkan masalah bahkan jika infeksi itu begitu kecil sehingga orang tidak menyadarinya. Hal ini juga termanifestasi lebih awal pada orang yang sering terkena serangan pneumonia atau perokok jangka panjang.
Orang yang memiliki riwayat mengi saat bernapas, dan mereka sering berada di lingkungan yang banyak debu atau zat kimia, perlu mengambil tindakan tertentu untuk mencegah penyakit pernapasan kronis tersebut.
Seperti menghadapi mara bahaya jika Anda tidak menyadari bahwa peningkatan hembusan angin adalah tanda sebuah badai akan mendekat, demikian juga jika Anda tidak menyadari gejala penyakit pernapasan kronis sejak dini dan menganggapnya sebagai gejala flu biasa maka Anda akan menghadapi bahaya.
Beberapa tanda yang harus diwaspadai adalah kesulitan bernapas, perasaan letih, dan berbagai komplikasi menjengkelkan pada bagian tubuh yang lain. Selain itu, gejala-gejala ini dapat membatasi gerakan dan kurang berolahraga sehingga pada gilirannya sering menyebabkan depresi, gangguan tidur, penyakit kardiovaskular, dan osteoporosis.
Debu dan kerusakan paru-paru
Jika Anda hidup sampai usia 70 tahun, maka diperkirakan telah menarik napas sekitar 700 juta kali. Setiap kali Anda bernapas, partikel debu akan masuk ke dalam paru-paru, dan jumlah total debu napas di sepanjang hidup Anda adalah setara dengan satu truk. Namun, Anda juga telah menghembuskan napas 700 juta kali selama hidup dan telah mengeluarkan sekitar 99,999 persen dari zat-zat asing yang dihirup, sehingga kebersihan paru-paru tetap terjaga.
Meskipun demikian, ada sejumlah debu yang menetap di paru-paru setiap menit, dan bagi penderita TBC, atau TB pleuritis, atau perokok selama 40 tahun lebih, kemampuan menyaring 99,99 persen zat asing yang masuk ke paru-parunya akan berakhir.
Meskipun hanya selisih 0,001 persen, perbedaan jumlah total zat-zat asing yang ada di dalam paru-paru setelah setelah bernapas 700 juta kali di sepanjang hidup adalah cukup besar. Sehingga pada usia 85 tahun, hampir semua paru-paru orang akan rusak. Hal ini dikarenakan akumulasi zat-zat asing berbahaya secara bertahap akan membunuh sel-sel yang melapisi alveoli (pneumocytes).
Dengan demikian, penderita TBC mungkin akan mengalami kerusakan paru-paru beberapa dekade lebih awal dari mereka yang sehat.
Amandel yang sehat cegah penyakit pernapasan
Pengobatan Barat mengacu pada emfisema paru-paru (lemahnya kantung udara di paru-paru), bronkiektasis, dan fibrosis paru-paru sebagai “luka permanen”, yang berarti bahwa tidak mungkin untuk mengembalikan paru-paru ke kondisi awal. Namun bagaimanapun juga, tubuh kita memiliki sebuah senjata yang bahkan kondisi seperti ini tidak akan mampu mengalahkannya. Senjata ini adalah amandel.
Jika amandel sehat dan menghasilkan limfosit yang kuat (semacam sel kekebalan), maka akan memelihara kemampuan tubuh dalam membasmi kuman dan virus yang berbahaya. Selain itu, kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam membedakan zat autologous (sejenis, tidak berbahaya) dengan heterogen (asing) akan meningkat, sehingga akan mudah menangkal kondisi tersebut.
Meskipun tahap-tahap kelahiran, usia tua, sakit, dan kematian dalam kehidupan yang tidak dapat dihindari, kondisi sistem pernapasan dapat dikontrol sampai batas tertentu dengan kebiasaan hidup yang lebih sehat. Akar kondisi pernapasan kronis sering kali adalah flu biasa, dengan kondisi seperti rhinitis dan asma akan menyebabkan kejengkelan yang amat mengganggu hingga termanifestasi menjadi penyakit paru-paru yang parah. Dengan demikian, sejak penyebabnya terletak pada paru-paru, maka solusinya juga terletak pada mereka.
Seiring bertambahnya usia seseorang, sistem kekebalan tubuh makin memburuk, dan paru-paru menjadi rusak. Namun, jika paru-paru yang dibersihkan secara menyeluruh, maka amandel akan menjadi lebih sehat. Jika kesehatan amandel dipertahankan, maka limfosit sehat yang dihasilkan dapat menyembuhkan luka dan meregenerasi otot yang rusak dan saluran bronkial.
Biasanya dalam waktu sekitar enam bulan memulai perawatan paru-paru, pembuluh darah akan mulai diperbaiki, dan setelah sekitar setahun, mereka dapat benar-benar dipulihkan. Setelah sekitar dua tahun pengobatan secara berkelanjutan, tidak hanya memperbaiki gejala, tetapi juga memulihkan sel kantung udara (pneumocytes) secara menyeluruh, dan penyakit pernapasan akan sembuh.
Suatu kali, seorang profesor teknik komputer mengunjung praktik saya dan memberitahu bahwa bronkiektasisnya telah sembuh setelah menjalani 18 bulan pengobatan untuk membersihkan paru-parunya. Dia mengatakan, sungguh “mengecewakan metode pengobatan yang luar biasa seperti ini tidak diketahui khalayak secara lebih luas.”
Lantas dia menawarkan diri untuk membuat sebuah bank data kasus pengobatan selama 10 tahun ke depan dengan mewawancarai secara pribadi kepada 100 pasien bronkiektasis yang menjalani perawatan obat herbal di Rumah Sakit Pengobatan Korea Pyung Kang.
Baru pertama kali dalam karier saya diajukan sebuah proposal semacam ini, dan saya benar-benar terkejut, terutama karena ia seorang profesor teknik komputer yang bereputasi tinggi.
Saya telah berhasil menyembuhkan sekitar 12.000 pasien bronkiektasis, 10.000 pasien emfisema paru-paru, dan 10.000 pasien fibrosis paru-paru dengan membersihkan dahak di paru-parunya, meregenerasi paru-paru yang bocor, dan memulihkan kekenyalan paru-paru yang mengeras dengan menggunakan terapi pembersihan paru.
COPD dan penyakit pernapasan kronis lainnya dapat mudah disembuhkan jika manifestasi penyebab dan mekanismenya dipahami. Bahkan, menyembuhkan COPD akan menghilangkan sejumlah penyakit lainnya, yang akan memungkinkan kita semua bisa menikmati umur panjang dan kesehatan yang prima.
Jangan putus asa jika Anda menderita COPD karena memiliki sarana untuk mengatasi hal tersebut. Senjata terbesar Anda terletak pada tenggorokan Anda, yakni amandel, raja dari sistem limfatik. Hanya ketika amandel menjadi sehat, maka memungkinkan untuk menyembuhkan COPD secara mendasar. Salam kebajikan (Sumber)
Bersambung
Dr. Seo Hyo Seok adalah direktur Rumah Sakit Pengobatan Pyunkang Korea, yang memiliki tujuh cabang di Korea Selatan, satu di Stanton University, California, dan satu lagi di Atlanta, keduanya di AS. Dr. Seo termasuk peringkat atas dari Kyung Hee University, Korea, dan telah bertahun-tahun melakukan penelitian untuk mengembangkan formula herbal Pyunkang-Hwan, yang dapat meningkatkan kekebalan dengan memperkuat fungsi paru-paru. Ia telah membantu penyembuhan lebih 155.000 pasien dari berbagai kondisi.
Tidak ada komentar:
Write komentar