|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 06 April 2016

Kisah Perjalanan Hian Tian Siang Tee Ke Utara Bag. 4

 

 

KEBAJIKAN ( De 德 ) Zhao GongMing, siluman ular dan kura-kura kaget sekali melihat tuannya tewas diterjang hujan pedang Sha Dao Jing, siluman ular buru-buru menghembuskan asap hitam dari mulutnya untuk mengecoh lawan dan segera mengajak kawan-kawannya untuk membawa kabur jenazah tuannya.

"Aduh tuan, kenapa kau tak mau mendengarkanku dan tetap nekad berduel dengan siluman pedang itu, sekarang beginilah jadinya..." ratap Zhao GongMing didepan jasad gurunya.

"Sudah...sudah tidak ada gunanya menangis, sekarang mari kita bawa jenazah tuan pada gurunya, siapa tahu beliau mempunyai ide," kata siluman kura-kura seraya mengajak kawan-kawannya menggendong jenazah Hian Tian Siang Tee (玄天上帝 ) untuk menemui MiaoLe TianZun.

MiaoLe TianZun rupanya sudah maklum kemalangan yang menimpa muridnya dan segera memberikan sebiji sian tan (pil dewa) kemulut Hian Tian. Sekongyong-konyong muridnya itu langsung membuka mata dan hidup kembali. Setelah kekuatannya pulih Hian Tian cepat-cepat berterimakasih pada gurunya dan segera mohon pamit untuk melawan Sha Dao Jing kembali.

"Murid bodoh, memangnya kau harus dibunuh berapa kali biar kapok? Memangnya hidupmu itu tiap kali mati bisa hidup kembali dan gak bakal tewas?"

"Murid sadar bukan tandingan Sha Dao jing, tapi bagaimanapun murid tidak bisa membiarkannya terus mencelakai rakyat tak berdosa dan harus mencoba menghentikanya walaupun nyawa taruhannya."

Setelah terdiam sejenak, MaioLe akhirnya berkata "Kalau kau memang bertekad membasmi siluman pedang itu, maka sebaiknya berkonsultasilah dengan pemiliknya, karena dia pasti lebih tahu cara menghadapinya. Ketahuilah siluman pedang itu sebenarnya adalah golok naga biru milik Jendral Guan Yu (Kwan Kong). Setelah majikannya jadi Dewa, golok itu ditinggal dibumi sehingga berubah menjadi siluman jahat."

Sekali lagi Hian Tian berterima kasih pada gurunya dan segera pergi ke langit barat untuk menemui Jendral Guan Yu yang sedang belajar agama pada Buddha Ru Lai. Tanpa diminta dua kali Guan Yu langsung setuju membantunya dan segera pergi mengikutinya untuk melabrak mantan senjatanya

Betapa terkejutnya Sha Dao Jing melihat musuh yang sudah dicincangnya segar bugar kembali, "Eh eh Dewa kecil, rupanya kau seperti kucing yang punya 9 nyawa ya? Hahaha sayang kau malah nekad menantangku lagi, baik hari ini akan kuhabisi semua nyawa kucingmu itu!"

"Jahanam! Aku meninggalkanmu didunia maksudnya supaya kau memperoleh kebebasan, tak tahunya kau malah menjadi siluman dan mencelakai orang-orang tak bedosa! Ayo sekarang kembali keasalmu! Bentak jendral Guan Yu yang tiba-tiba saja muncul. 

Sha Dao JIng kaget sekali melihat mantan majikannya itu, tanpa membantah dia pun segera berubah kewujud aslinya yaitu golok naga biru dan terbang kegenggaman tangan pemiliknya lamanya. Setelah memungut kembali senjatanya, Guan Yu memutuskan untuk bergabung dengan rombongan Hian Tian.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa sudah satu tahun Hian Tian Siang Tee dan temannya melakukan perjalanan ke Utara untuk menaklukan para siluman. Suatu hari nampak Dewa TaiBai JinXing (Dewa Venus) tergopoh-gopoh menghampiri mereka.

"Oh Dewa TaiBai! Ada urusan apa kau kesini, apa mau mengundang kami menyaksikan acara dangdutan dilangit ya? sapa Zhao GongMing dengan logat kasarnya yang khas.

"Dangdutan gundulmu! Ketahuilah kerajaan langit sekarang sedang diserang Dewa Hua Guang dan Aku diutus kaisar langit untuk meminta bantuan pada tuanmu!" kata Dewa TaiBai sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Tanpa banyak bertanya Hian Tian segera mengikuti TaiBai terbang kelangit untuk menghadapi Hua Guang.

"Bukankah dilangit ada banyak sekali Dewa hebat, jadi kenapa harus repot-repot memanggil tuan kita? bisik siluman ular pada siluman kura-kura.

"Masa kau lupa, tuan kita memiliki jurus air murni, sementara Dewa Hua Guang memiliki jurus api murni. Dan karena air selalu menang dari api maka tuan kitalah yang paling coocok untuk melawannya."

Tak berapa lama kemudian sampailah mereka dikayangan dan bertemu dengan sipengcau. Dengan tegas Hian Tianpun langung menegurnya, "Ananda Hua Guang kau adalah keponakan kaisar langit, jadi mengapa kau harus melakukan ini."

"Puh apa hakmu mengajariku, apa mentang-mentang kau adalah reinkrnasi 1/3 roh pamanku hah? Ketahuilah aku bahkan takkan segan bila pamanku sendiri yang menemuiku, kalau perlu akan kuinjak kepala situa bangka itu!"

"Jaga mulutmu anak kecil!" bentak Zhao GongMing sambil melemparkan pentungannya ke udara. Setelah dibacakan mantra senjata itu berubah menjadi pentungan raksasa yang siap menggilas lawannya. Hua Guang hanya tersenyum melihat pentungan raksasa itu dan melemparkan batu bata emasnya ke udara, sekonyong batu bata emas itu berubah menjadi pentungan raksasa juga dan memukul jatuh pentungan Zhao.

Guan Yu murka sekali melihat sahabatnya dipecundangi dan segera maju kedepan menyabetkan golok naga birunya membabi buta kearah Hua Guang. Dengan santainya, Hua Guang merubah batu bata emasnya menjadi tiruan golok naga biru dan menangkis semua serangan Jendral berjenggot panjang itu. 

Emosi Guan Yu pun makin menjadi-jadi karena semua serangannya behasil dipatahkan, dia pun kemudian mengangkat golok naga birunya tinggi-tinggi dan menciptakan hujan pedang yang menghujam kearah lawannya. Melihat hujan pedang yang dahsyat itu, Hua Guang bersuit memanggil 500 gagak apinya yang langsung mematuk habis semua pedang ciptaan golok naga biru.

Baru saja Hua Guang berhasil membereskan Guan Yu, tiba-tiba Hian Tian Siang Tee merangsek kearahnya dengan pedang 7 bintangya. Seperti biasa, kali inipun Hua Guang merubah batu bata emasnya menjadi pedang 7 bintang tiruan dan menghajar lawannya hingga kalang kabut. 

Merasa tak mampu menandingi ketangguhannya, Hian Tian Siang Tee melompat ke belakang dan menancapkan pedang 7 bintangnya ketanah, sekonyong-konyong muncullah air bah yang menerjang kearah lawannya. 

Hua Guangpun tak mau kalah dan ikut-ikutan menancapkan pedang 7 bintang tiruannya ketanah untuk menciptakan kobaran api. Tak terelakan lagi air dan api itupun segera bertubrukan, tapi karena api selalu kalah dengan air, maka akhirnya air bah Hian Tian Siang Tee pun berhasil memadamkan kobaran api lawannya dan terus menerjang Hua Guang. 

Karena dirinya merupakan penjelmaan api murni, Hua Guang langsung kejet-kejet dan tak berdaya begitu tersiram air murni itu, tanpa menyia-nyiakan waktu, keempat bawahan Hian Tian Siang Tee pun langsung meringkusnya.

"Ananda Hua Guang, kau adalah Dewa berbakat yang memiliki karir cerah, tapi mengapa gegabah dan malah memberontak?" tanya Hian Tian pada musuhnya yang sudah tak berkutik itu.

Sambil tertunduk lesu, Hua Guang menjawab, "Akupun sebenarnya tak ingin memberontak, apalagi kaisar langit adalah pamanku. Sayang kesukesanku diusia muda rupanya membuat banyak Dewa senior iri, khusunya sikeparat Deng Hua, dia terus menghasut pamanku bahwa aku ini tidak becus dan bahkan ingin merebut tahtanya. Celakanya pamanku malah mempercayai kata-katanya, sehingga aku diturunkan dari jabatanku dan tidak pernah diundang tiap kali ada pertemuan diistana langit. Akhrinya akupun frustasi sehingga membuat ketololan ini......"

"Oh begitu, sayangnya perbuatanmu ini justru akan membuat pamanmu makin benci dan mencurigaimu. Baiklah, sekarang daripada kau menerima hukuman disini, bagaimana jika kau mengikutiku saja membasmi siluman, hitung-hitung mencari jasa untuk meringankan dosamu."

Hua Guang gembira sekali mendengar tawaran itu dan langsung menerimanya. Dengan bergabungnya Dewa Hua Guang, maka rombongan Hian Tian Siang Tee pun semakin kuat.
Saat di jembatan malaikat lewat, mereka menaklukan siluman PanQiao yang suka menenggelamkan orang yang lewat, digunung Cadas Putih mereka meringkus siluman jelmaan pena dan buku milik Dewa kesusastraan, di Shan Dong mereka mengalahkan Dewa cacar dan masih banyak lagi siluman yang mereka taklukan.

Uniknya Hian Tian siang Tee hampir tidak penah membunuh musuhnya, kepada mereka biasanya ia menawarkan kesempatan kedua untuk menebus dosa dengan cara menjadi pengikutnya. Tidak heran makin lama pengikut Hian Tian Siang Tee semakin banyak hingga berjumlah 36 orang (mereka kemudian lebih dikenal sebagai 36 panglima langit), diantara mereka bukan hanya berasal dari siluman yang ditaklukannya, tapi ada juga yang berasal dari Dewa yang bersimpatik dengannya, misalnya Wen Qiong (Lei Ming Qiong) Dewa wabah, Dewa petir dan Dewi kilat.

Hian tian Siang Tee
Saat Jendral Zhu YuanZhang berperang melawan bangsa Mongol, dia mendapat bantuan dari Hian Tian Siang Tee beserta ke36 panglima langitnya. Setelah Zhu YuanZhang menang perang dan mendirikan dinasti Ming, beliau membangun kuil Hian Tian Siang Tee yang sangat megah digunung Butong dan sejak saat itu penyembahan terhadap Hian Tian siang Tee pun menyebar keseluruh Tiongkok. Salam kebajikan (Sumber)

                                                               -Tamat-

Tidak ada komentar:
Write komentar