KEBAJIKAN ( De 德 ) - Di sudut ruangan, sebuah pot bunga besar berhiaskan tulisan kaligrafi indah diletakkan di atas lantai dekat pintu masuk ruangan. Tepat di depan pintu, terhampar sebuah keset yang berwarna gelap, sangat kontras dengan pot bunga yang bercorak indah dan berwarna cerah.
Karena sering diletakkan berdampingan, keset dan pot bunga menjadi akrab dan sering melakukan percakapan, mendiskusikan kelemahan dan keunggulan masing-masing.
Keset memulai obrolan : "Sebenarnya aku merasa iri dengan dirimu..."
Pot bunga : "Mengapa demikian, sobatku...?"
Keset : "Kamu cantik, menarik, menawan dan indah dipandang mata. Sedangkan diriku terlihat gelap dan kumal. Hargamu juga jauh lebih mahal dari diriku. Kamu selalu menjadi kebanggan boss kita. Setiap hari kamu dibersihkan dan tidak boleh ada setitik debupun melekat di tubuhmu. Sedangkan aku..."
Pot bunga memotong kalimat keset : "Kamu tidak boleh berkata demikian. Kita masing-masing mempunyai peran dan tugas yang berbeda..."
Keset : "Benar... Tapi diriku bagaikan barang yang tidak berguna. Setiap saat diinjak-injak dan dikotori oleh debu, pasir dan tanah yang melekat di sandal atau sepatu orang yang akan masuk ke dalam ruangan... Aku jelek dan hina..."
Pot bunga merasa kasihan melihat sobatnya yang sedang bersedih. Dia sedang memikirkan kata-kata terbaik untuk menyemangati keset.
Keset melanjutkan : "Aku merasa tidak dipandang apalagi dihargai orang. Mereka hanya memanfaatkan diriku untuk membersihkan alas sepatu mereka yang kotor."
Pot bunga : "Wahai keset... Kamu tidak boleh bersedih dan berputus asa. Kita memang berbeda. Aku dipilih untuk mempercantik ruangan sedangkan dirimu memiliki peranan yang jauh lebih penting dariku...."
Keset menyela : "Sejujurnya, aku tidak melihat adanya manfaat dari diriku. Diriku tidak pernah bersih. Walaupun baru dibilas dengan air bersih, namun dalam sekejap diriku sudah dipenuhi kotoran lumpur, debu dan pasir. Aku merasa hidupku sangat menjemukan..."
Pot bunga berusaha menghibur keset. "Siapa bilang kamu tak berguna? Coba sekarang kamu lihat ruangan sekelilingmu... Debu, pasir maupun tanah yang biasanya melekat di dasar sepatu orang-orang, tidak sampai mengotori ruangan. Dan semua itu karena siapa? Tentunya karena pengorbanan kamu. Karena jasa kamu lah ruangan ini bisa tetap bersih. Sementara saya tidak sanggup berbuat apa-apa. Sesungguhnya yang perlu dikasihani itu adalah diriku..,"
Keset pun mulai berpikir. "Benar sih, tapi oleh karenanya, aku menjadi kotor dan terlihat tidak menarik..."
Pot bunga berusaha memberi penjelasan yang utuh dan sedikit penghiburan kepada sobatnya, keset : "Tubuhmu yang kotor masih bisa dicuci dan dibersihkan lagi. Selain itu, kamu juga selalu berada di ruangan ini sepanjang waktu karena kamu memang amat dibutuhkan. Tidak ada yang sanggup menggantikan tugasmu. Lain dengan diriku yang kamu anggap berharga. Aku mudah sekali pecah. Jika sekali saja aku terjatuh dan pecah, maka diriku akan menjadi barang rongsokan yang sama sekali tidak berguna. Jangankan pecah, jika tubuhku terluka sedikit saja, maka aku akan disingkirkan dan diganti oleh yang lain...."
Keset mendengarkan ulasan pot bunga dengan seksama. Dia mulai memahami semua yang dikatakan keset. Dari sebelumnya merasa terhina, sekarang, keset justru merasa kasihan kepada pot bunga.
Pot bunga melanjutkan : "Nah, sudahkan kamu mengerti betapa berarti dan bergunanya dirimu? Sewaktu-waktu aku akan akan tersingkir dari ruangan ini, jika boss kita sudah merasa bosan. Aku hanyalah hiasan, karena sebuah keinginan, bukan merupakan sebuah kebutuhan seperti dirimu...."
Sejak saat itu, keset tidak pernah mengeluh lagi. Dia mulai menegakkan kepalanya dan berbangga hati. Meskipun setiap hari diinjak-injak dan dikotori, namun dia tahu bahwa dirinya sangat bermanfaat untuk menciptakan kebersihan lingkungan sekitarnya.
Sobatku yang budiman...
Bagaimanakah dengan kita? Apakah saat ini kita merasa kecil dan tidak berguna? Merasa dipandang sebelah mata oleh orang lain karena belum memiliki peranan yang berarti untuk lingkungan sekitar? Apakah keberadaan kita jauh dari pandangan dan penilaian orang lain?
Jangan cemas... Meski saat ini kita tidak dipandang atau dianggap remeh oleh orang lain, tetaplah melakukan aktivitas dengan sebaik-baiknya. Jangan terpengaruh dengan perilaku negatif dari orang lain, yang akan membuat kita semakin minder. Terimalah semua kritikan dengan hati lapang, sebagai bahan introspeksi diri.
Jika kita selalu berkutat dengan pikiran yang tidak jernih, merasa takut melakukan kesalahan sehingga tidak berani melakukan tindakan, maka selamanya kita akan menjadi orang kerdil.
Lebih baik menjadi sehelai keset yang kotor dan kumal, namun bermanfaat bagi kebersihan lingkungan sekitarnya daripada menjadi sebuah pot bunga yang cantik, indah, menawan dan berharga mahal, namun hanya sekedar menjadi pajangan ruangan.
Percayalah, akan tiba waktunya bagi kita untuk mendapatkan imbalan setimpal atas segala jerih payah dan perjuangan yang tanpa kenal lelah. Tetaplah bersemangat...!!! Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar